Liputan6.com, Banjarnegara - Peningkatan aktivitas kegempaan terjadi di Gunung Dieng, Jawa Tengah. Gunung purba ini kini berstatus waspada (level II).
Masyarakat diimbau untuk tak beraktivitas di daerah yang berbahaya, yakni dekat kawah. Tiga di antaranya, adalah kawah Sikendang, Sikidang dan Sileri.
Diketahui, dua terakhir merupakan objek wisata. Pemerintah membatasi kunjungan hanya dari jarak 1.000 meter.
Betapa berbahayanya risiko peningkatan aktivitas Dieng ini bisa dilihat dari tragedi yang pernah terjadi di Gunung Dieng. Salah satunya adalah tragedi Kawah Sinila, yang juga melibatkan kawah Timbang.
Baca Juga
Advertisement
Saking banyaknya korban jiwa, peristiwa ini juga disebut sebagai kiamat. Lebih tepatnya, kiamat sugra atau kiamat kecil.
Kata itu, Kawah Sinila erupsi dan memicu Kawah Timbang mengeluarkan gas beracun yang membunuh 149 orang warga Desa Kepucukan, Batur, Banjarnegara. Sebagian penyintas lantas ditransmigrasikan. Sebagian lainnya, pindah ke desa lain, yang lebih aman.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Dieng Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Aziz Yuliawan menjelaskan tragedi Sinila terjadi pada 20 Februari 1979. Saat itu, Kawah Sinilia meletus, dengan jenis erupsi freatik, serupa dengan letusan Kawah Sileri, April 2018.
Tetapi, yang membunuh ratusan warga Kepucukan adalah Kawah Timbang yang berada di kawasan yang sama. Kawah Timbang mengeluarkan gas beracun Co2 yang membunuh ratusan warga.
Terlepas dari itu, membahas kiamat, dalam Islam dikenal ada dua kiamat, yakni kiamat kecil dan kiamat besar. Dalam istilah bahasa Arab disebut kiamat sugra dan kiamat kubra. Berikut penjelasan perbedaannya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Beda Kiamat Sugra dan Kubra
Mengutip Republika, para ulama membagi kiamat menjadi dua, yaitu kiamat besar (al-qiyamah al-kubra) dan kiamat kecil (al-qiyamah as sughra).
Dalam bukunya yang berjudul “al-Qiyamah as-Shughra”, Umar Sulaiman Al-Asyqar mengatakan, kiamat kecil adalah matinya orang per orang.
“Kiamat Kecil adalah kematian, jadi siapa yang mati, kiamatnya telah bangkit, dan waktunya telah tiba,” katanya seperti dikutip dari laman alukah, Jum’at (25/6). Dalam hadits sahih Bukhari dan Muslim juga dijelaskan bahwa Aisyah berkata:
عن عائشة - رضي الله عنها - قالت: "كان رجالٌ من الأعراب جفاة يأتون النبي - صلى الله عليه وسلم - فيسألونه متى الساعة، فكان ينظر إلى أصغرهم، فيقول: إن يعش هذا، لا يدركه الهرم حتى تقوم عليكم ساعتكم"
“Orang-orang badui yang kasar datang kepada Rasulullah SAW menanyakan tetang kapan datangnya kiamat. Maka Rasulullah melihat di antara mereka yang terkecil. Lalu mengatakan, “Jika dia panjang umur, maka sebelum dia renta, kalian sudah kedatangan kiamat.”
Dalam kitab Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir menjelaskan kiamat kecil ialah berakhirnya kehidupan manusia di bumi, dan masuk kepada hari akhirat. Setiap orang yang meninggal, sebenarnya mereka sudah memasuki pintu akhirat.
Sementara, kiamat kubra adalah kiamat besar, yang menandai kehancuran alam semesta. Seluruh umat Islam wajib mempercayai adanya hari kiamat, yang merupakan salah satu rukun iman. Seperti firman Allah SWT pada surat Al-Hajj, yang artinya:
"Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur." (QS. al-Hajj/22: 7).
Advertisement
Tanda Kiamat Kubra
Terkait waktu kapan terjadinya hari kiamat tidak ada yang tahu selain Allah SWT. Kendati demikian, tanda-tanda mendekati kiamat banyak ditemukan dalam hadis. Salah satu hadis sahih yang membicarakan hari kiamat adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Dalam hadis tersebut tanda-tanda kiamat yang disebutkan oleh Rasulullah SAW antara lain munculnya kabut (dukhan), munculnya dajjal, munculnya dabbah, terbitnya matahari dari barat. keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, munculnya Isa bin Maryam, adanya tiga gerhana (di timur, barat, dan jazirah Arab), dan adanya api yang muncul dari Yaman kemudian menggiring manusia menuju tempat berkumpul.
Selain tanda-tanda kiamat yang disebutkan dalam hadis, banyak ulama yang turut berpendapat mengenai tanda-tanda kiamat. Salah satu ulama terkemuka di Tanah Air adalah Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari yang merupakan tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
Pendapat KH Hasyim Asy’ari mengenai tanda-tanda kiamat tetap berdasarkan pada hadis-hadis nabi. Untuk mengetahui apa saja tanda-tandanya simak pada halaman berikutnya.
Tanda-Tanda Kiamat Menurut KH Hasyim Asy’ari
Mengutip kitab Risalah Ahlussunnah wal Jamaah karya KH Hasyim Asy’ari melalui tebuireng.online, berikut adalah tanda-tanda terjadinya hari kiamat.
1. Tidak adanya orang yang membantu dan menolong (urusan) agama.
Tanda kiamat ini merupakan (makna) sabda Nabi Muhammad SAW:
يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ
Artinya: “Akan datang kepada manusia suatu masa di mana orang yang sabar di antara mereka terhadap agamanya bagaikan orang yang menggenggam bara api.” (HR. At-Tirmidzi dari Anas bin Malik ra).
2. Ada banyak ahli ibadah yang bodoh dan ahli baca Al Quran yang fasik.
Tanda tersebut terdapat dalam hadis:
يَكُوْنُ فِيْ آخِرِ الزَّمَانِ عِبَادٌ جُهَّالٌ وَقُرَّاءٌ فسقة
Artinya: “Pada akhir zaman kelak akan ada banyak ahli ibadah yang bodoh dan ahli qiroat (pembaca Al-Qur’an) yang fasik.” (diriwayatkan dari Anas ra oleh Abu Nuaim dalam Hilyatul Auliyaa dan juga Al-Hakim dalam Al-Mustadrak)
3. Saling Berbangga dalam urusan masjid
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَبَاهَى النَّاسُ فِى الْمَسَاجِدِ
“Hari kiamat tidak akan terjadi sampai manusia saling berbangga dalam urusan masjid.” (diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-nya dan Abu Daud dalam Sunan-nya dari Anas ra)
Advertisement
Tanda Kiamat Lainnya
4. Terputusnya silaturahmi
Tanda kiamat berikutnya adalah terputusnya tali persaudaraan. Orang yang amanah dianggap khianat dan orang yang khianat dianggap amanah. Ini diriwayatkan oleh ath Thabrani dari Anas bin Malik ra juga.
5. Bertambah besarnya hilal
Tanda lainnya, bertambah besarnya hilal dan bisa dilihat sejak awal, yakni pada saat kemunculannya, sehingga dikatakan bahwa hilal itu untuk malam kedua. Ini diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dari Ibnu Mas’ud ra.
6. Wafatnya para orang salih satu-persatu
Orang-orang yang salih wafat satu demi satu dan tinggallah orang-orang jelata laksana ampas gandum atau kurma. Ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Al-Bukhari.
7. Tidak adanya orang yang zuhud dan wirai
لا تقوم الساعة حتى يكون الزهد رواية والورع تصنعا
Artinya: “Hari kiamat tidak akan terjadi sampai zuhud menjadi cerita dan wira’i menjadi sesuatu yang dibuat-buat”. (diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa)
Tanda Kiamat Lainnya
8. Anak menjadi pemicu kemarahan
Tanda lainnya adalah anak menjadi pemicu kemarahan, hujan terasa panas, dan hari berlimpah ruah. Ini diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dari Ibnu Mas’ud ra.
9. Pemimpin yang munafik dan fasik
Tanda selanjutnya adalah hari kiamat tidak akan terjadi sampai tiap-tiap kabilah dipimpin oleh orang-orang munafiknya, orang yang paling rendah menjadi pemimpin kaum, dan kabilah dipimpin oleh orang-orang fasiknya. Ini diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dari Ibnu Mas’ud ra dan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah ra.
10. Penuh perhiasan tapi hati kosong
Mihrab-mihrab dihiasi dengan ornamen-ornamen yang indah dan hati dibiarkan kosong. Ini diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dari Ibnu Mas’ud ra. Wallahu’alam.
Tim Rembulan
Advertisement