Liputan6.com, Jakarta - Platform komunikasi dan sosial Discord, mengumumkan mereka telah mengakuisisi aplikasi sosial berbasis polling, Gas, yang banyak dipakai di kalangan remaja.
Aplikasi Gas dirancang untuk memberikan pujian secara anonim atau pernyataan positif, guna meningkatkan rasa percaya diri penggunanya.
Advertisement
Gas memiliki jajak pendapat yang meminta pengguna untuk memilih berbagai hal seperti orang tercantik yang pernah mereka temui atau teman sekelas yang tidak takut mendapat masalah.
Mengutip The Verge, Sabtu (21/1/2023), popularitas Gas melonjak di kalangan remaja sejak diluncurkan pada bulan Agustus 2022. Aplikasi ini menarik lebih dari satu juta pengguna aktif harian dan 30 ribu pengguna baru per jam pada bulan Oktober.
Dikutip dari Tech Crunch, Gas diciptakan oleh Nikita Bier. Sebelumnya, dia sempat membuat aplikasi serupa bernama TBH, yang kemudian dijual, lalu ditutup oleh Facebook.
Berdasarkan data dari Sensor Tower, Gas mendapatkan 7,4 juta pemasangan dan hampir USD 7 juta dihabiskan konsumen sejak peluncuran. Pengguna bisa berlangganan fitur God Mode, untuk mendapat kisi-kisi soal siapa yang memberikan pujian.
Dalam unggahan blog-nya, Discord menyebut Gas sebagai platform yang mengangkat dan memberdayakan satu sama lain melalui afirmasi positif
"Kesuksesannya yang luar biasa menunjukkan peluang yang ada dalam menciptakan tempat yang menyenangkan namun bermakna bagi kaum muda," tulis Discord.
Discord juga menambahkan, para pendiri Gas memiliki rekam jejak yang terbukti dalam membuat aplikasi dan pengalaman yang menarik.
Tetap Jadi Aplikasi Mandiri
"Kami sangat senang bekerja dengan tim mereka untuk membawa hal-hal ke tingkat selanjutnya," tulis Discord.
Lebih lanjut, perusahaan menyatakan Gas untuk saat ini akan tetap menjadi aplikasi mandiri, sementara tim Gas bakal bergabung dengan Discord untuk membantu upaya mereka membesarkan audiens.
Menurut Bier, tim Gas hanya terdiri dari empat orang pada bulan Oktober, di mana mereka akan tetap menjalankan aplikasi tersebut. Di sisi lain, nilai dari akuisisi ini tidak diungkap.
Gas hadir bukan tanpa tantangan. Aplikasi tersebut menjadi subyek rumor perdagangan seks, yang ternyata hanyalah hoaks. Namun, kabar ini tetap berdampak pada unduhan aplikasi.
Bier juga menceritakan kepada Washington Post, dia dan timnya menerima ratusan ancaman kematian akibat berita palsu tersebut.
Advertisement
Meta Akusisi Startup Asal Belanda
Di sisi lain, Meta sebagai perusahaan induk Facebook, dilaporkan telah mengakuisisi startup asal Belanda bernama Luxexcel. Informasi ini pertama kali ini dilaporkan oleh media Belgia De Tijd.
Dikutip dari TechCrunch, Minggu (1/1/2023), Luxexcel meruapkan startup yang bergerak di bidang smart eyewear. Meski Meta sudah memastikan akuisisi ini, nilai kesepakatan tersebut tidak diungkap.
Sebagai informasi, Luxexcel yang didirikan pada 2009 awalnya merupakan perusahaan yang memanfaatkan metode 3D printing untuk membuat lensa resep di kacamata.
Lalu baru-baru ini, perusahaan mulai fokus mengembangkan lensa pintar yang dapat dicetak dengan teknologi terintegrasi seperti layar LFC dan film holografik.
"Kami bersemangat tim Luxexcel telah bergabung dengan Meta, memperdalam kemitraan yang ada di antara dua perusahaan," tutur juru bicara Meta mengenai akusisi ini.
Perkuat Lini Augmented Reality
Meski tidak diungkapkan secara detail kolaborasi yang akan dilakukan dua perusahaan, ada rumor yang menyebut Meta dan Luxexcel, telah bekerja sama untuk mengerjakan Project Aria sebuah inisiatif riset untuk pengembangan perangkat augmented reality (AR).
Oleh sebab itu, sejumlah analis menyebut akusisi Luxexcel oleh Meta kemungkinkan dilakukan untuk meningkatkan teknologi perusahaan dalam membuat kacamata AR dengan dengan resep.
Rencana ini sempat dikabarkan akan digarap oleh Reality Labs, yang merupakan bagian Meta.
Meta memang diketahui tengah berambisi mengembangkan AR sebagai bagian dari upayanya membangun metaverse. Bahkan, perusahaan ini pun tidak menutup mata bahwa upaya ini akan membawa kerugian.
Advertisement