Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengatakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil punya potensi dan pengalaman memadai bila diproyeksikan Golkar maju di Pilgub DKI Jakarta. Kamhar menilai, Emil punya pengalaman sukses menjadi kepala daerah.
"Kami menghormati keputusan Kang Emil yang saat ini memutuskan menjadi anggota keluarga besar Partai Golkar. Jika masuknya Kang Emil ke Golkar ini dipersiapkan untuk Pilgub DKI Jakarta sah-sah saja, beliau memiliki potensi dan pengalaman yang memadai untuk itu. Populer dan memiliki pengalaman sukses sebagai Walikota Bandung dan Gubernur Jawa Barat," kata Kamhar lewat pesan tertulis, Jumat (20/1).
Advertisement
Kamhar melanjutkan, selain Ridwan Kamil ada banyak nama populer yang bisa menjadi kandidat pemimpin ibu kota. Kata dia, hampir setiap partai politik punya jagoan masing-masing.
"Tentu ada banyak nama-nama populer yang digadang-gadang tampil pada Pilgub DKI mendatang. Hampir tiap partai punya jagoan masing-masing," ucapnya.
Tak mau kalah, Kamhar memamerkan kader Demokrat yang bisa dicalonkan di Pilgub DKI. Mereka adalah Emil Dardak, Iti Octavia Jayabaya, Anwar Hafid, dan Dede Yusuf.
"Kami punya banyak stok kader utama yang berpengalaman di eksekutif, di legislatif maupun dikeduanya," pungkasnya.
RK Bertarung di Pilgub DKI?
Diberitakan, Ridwan Kamil diproyeksi untuk bertarung di Pilkada DKI Jakarta 2024 atau maju di periode keduanya sebagai petahana Gubernur Jawa Barat. Dengan syarat elektabilitasnya memadai untuk bertarung di Jakarta atau Jawa Barat.
"Beliau harus elektabilitasnya tinggi, dan jika nanti di tahun 2024 elektabilitas beliau tinggi, tentu kami tidak akan ragu mencalonkan beliau sebagai calon gubernur dari Partai Golkar untuk Provinsi Jawa Barat. Atau bahkan mungkin untuk Jakarta," ujarnya.
Namun, ada mekanisme internal partai yang menentukan apakah Ridwan Kamil akan bertarung di Pilkada DKI Jakarta atau Jawa Barat. Nantinya kinerja Ridwan di Jawa Barat menjadi modal.
Advertisement
Mekanisme
"Tentu nanti ada mekanismenya di internal Partai Golkar untuk menentukan siapa calon gubernurnya dengan memperhatikan aspek elektabilitas, likebilitas, dan tentu kinerja beliau sebagai gubernur Jabar," tutup Ace.
Sumber: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka.com