Liputan6.com, Jakarta - Twitter beberapa waktu terakhir memang tengah berjuang dalam mengatasi krisis finansial. Khususnya, di bawah kepemimpinan Elon Musk yang tahun lalu membeli platform media sosial itu.
Baru-baru ini, Twitter disebut-sebut sampai harus melelang beberapa peralatan, furniture, hingga sebuah patung logo biru bersinar milik perusahaan dengan harga yang cukup fantastis.
Advertisement
Mengutip The Verge, Sabtu (21/1/2023), raksasa teknologi melelang barang-barang tersebut melalui perusahaan lelang Heritage Global Partners.
Sebanyak 631 lot pertama kali didaftarkan pada awal Desember 2022, sebelum dijual pada 17 Januari 2023 yang lalu. Penawaran untuk lelang ini pun ditutup pada 18 Januari 2023.
Dikutip dari The Guardian, Heritage Global Partners, belum merilis angka penjualan. Namun, BBC dan SFGate sudah mendapatkan beberapa laporan untuk barang-barang kantor Twitter yang terjual.
Tercatat, patung logo Twitter biru bersinar, dihargai USD 100 ribu (sekitar Rp 1,5 miliar); lalu ada juga penanda Twitter neon setinggi 10 kaki, dijual di USD 40 ribu (sekitar Rp 603 juta).
Barang lain yang laku adalah tall planter setinggi enam kali dengan bentuk "@" yang ditutup di USD 15.500 (sekitar Rp 233 juta). Lainnya, Sebuah meja konferensi kayu reklamasi ditutup dengan harga hampir USD 10.500.
Mesin espresso mewah dari La Marzocco juga dijual sekitar USD 13.500. Lalu, kursi Eames dijual di harga USD 1.400. Barang lain yang dijual termasuk kegerator (kulkas bir), oven rotisserie, dan task chair "berperforma tinggi."
Namun, saat pelelangan pertama kali diumumkan Desember 2022 lalu, Nick Dove, perwakilan Heritage Global Partners, mengklaim penjualan ini tidak terkait dengan situasi keuangan Twitter.
"Mereka sudah dijual dengan harga USD 44 miliar, dan kami menjual beberapa kursi, meja, dan komputer," kata Nick Dove kepada Fortune.
"Jadi, jika ada yang benar-benar berpikir bahwa pendapatan dari menjual beberapa komputer dan kursi akan membayar gunung di sana, maka mereka adalah orang bodoh," kata Dove soal lelang itu.
Twitter Berencana Tutup Kantor di Sejumlah Negara
Twitter sebelumnya dilaporkan berencana menutup sejumlah kantornya di berbagai negara. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengurangi biaya operasional perusahaan, sambil mencari cara agar perusahaan bisa mendapatkan uang.
Mengutip informasi dari Business Insider, Sabtu (14/1/2023), setidaknya ada 12 kantor internasional Twitter yang dilaporkan telah tutup atau akan ditutup. Bahkan, beberapa kantor di Amerika Serikat juga disebut akan ditutup dalam beberapa minggu ke depan.
Menurut sumber yang mengetahui rencana ini, beberapa kantor Twitter yang direncanakan akan ditutup berlokasi di Hong Kong dan Filipina, serta Meksiko dan Afrika.
Untuk informasi, karyawan-karyawan di kantor tersebut diketahui sudah terdampak pemutusan kerja yang dilakukan perusahaan pada November tahun lalu.
Tidak hanya itu, kantor pusat Twitter untuk wilayah Asia yang ada di Singapura juga dilaporkan sempat tutup. Bahkan, para karyawannya diminta keluar gedung karena perusahaan telat membayar uang sewa.
Advertisement
Twitter Lakukan PHK Lagi
Namun dari sumber yang mengetahui masalah tersebut menuturkan, Elon Musk telah membayar sewa dan karyawan yang sempat meninggalkan gedung diminta kembali bekerja di kantor.
Seperti diketahui, Twitter sebelumnya memiliki lebih dari dua lusin kantor internasional yang berada di kota-kota besar di seluruh dunia, termasuk Paris, Madrid, Berlin, Mumbai, serta Jakarta.
Hanya dari laporan, perusahaan kini tengah membahas pembatasan kantor hanya untuk sejumlah karyawan saja, termasuk kantor yang berlokasi di Amerika Serikat seperti San Fransisco, New York, dan Los Angeles.
Sejak Elon Musk mengambil alih Twitter, bos Tesla itu memang telah melakukan banyak perubahan besar-besaran. Salah satunya adalah dengan mengurangi jumlah karyawan di awal-awal kepemimpinannya.
Kantor di 2 Negara Terdampak
Twitter dikabarkan memangkas karyawannya pada pekan lalu. Laporan menyebut, "setidaknya selusin" pekerja di kantor Dublin dan Singapura terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dilaporkan Bloomberg, seperti dikutip dari Engadget (9/1/2023), salah satu yang terkena PHK adalah Analuisa Dominguez, mantan Senior Director of Revenue Policy.
Mengutip Mint, Bloomberg juga melaporkan Head of Site Integrity untuk wilayah Asia Pasifik, Nur Azhar Bin Ayob, ikut terkena dampak PHK karyawan Twitter tersebut.
Selain itu dikabarkan Twitter memangkas karyawan yang bertanggung jawab menangani kebijakan misinformasi, di samping mereka yang terlibat dalam proses banding global platform dan program media pemerintah.
Ella Irwin, Head of Trust and Safety Twitter, mengonfirmasi Twitter telah melakukan pemangkasan jumlah karyawan baru-baru ini. Namun dia membantah mengenai tim yang terkena dampak PHK tersebut.
"Lebih masuk akal untuk mengonsolidasikan tim di bawah satu pemimpin (bukan dua) sebagai contohnya," katanya kepada Bloomberg.
Irwin menambahkan, Twitter menghilangkan peran di area di mana perusahaan tidak melihat "volume" yang cukup untuk membenarkan pengeluaran talenta.
Selain itu, ia menyebut, Twitter menambah staf di departemen banding dan akan terus memiliki kepala kebijakan pendapatan (Revenue Policy), serta kepala untuk Trust and Safety di Asia Pasifik.
(Dio/Ysl)
Advertisement