Bulog Sebar 100 Ribu Ton Beras Impor ke Pasaran Pekan Ini

Bulog akan menggelontorkan 100.000 ton beras impor pekan ini ke pasaran. Ini sebagai satu langkah untuk menyetabilkan harga beras di pasaran.

oleh Arief Rahman H diperbarui 20 Jan 2023, 16:30 WIB
Perum Bulog mengimpor beras dari beberapa negara total mencapai 500 ribu ton. Pada Jumat (16/12/2022), fase pertama impor telah tiba di pelabuhan Tanjung Priok. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebut pihaknya akan menggelontorkan 100.000 ton beras impor pekan ini ke pasaran. Ini sebagai satu langkah untuk menyetabilkan harga beras di pasaran.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebut pihaknya akan menggelontorkan 100.000 ton beras impor pekan ini ke pasaran. Ini sebagai satu langkah untuk menyetabilkan harga beras di pasaran.

Diketahui, Bulog mendapat tugas untuk mengimpor beras sebanyak 500.000 ton di tahun 2022. Realisasinya ditarget rampung pada pertengahan Februari 2023, bulan depan.

Penyaluran 100.000 ton beras ini akan melalui skema program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar. Seluruh penyalurannya disebut akan dilakukan pekan ini.

"Minggu ini saya targetkan 100.000 (ton beras impor disalurkan)," kata pria yang karib disapa Buwas,q di Kantor Pusat Bulog, di Jakarta, Jumat (20/1/2023).

Dia mengakui, hingga saat ini, sudah ada permintaan sebesar 80.000 ton beras untuk bisa disalurkan. Namun, dia tetap menargetkan 100.000 ton beras bisa tersalurkan pekan ini.

Penyalurannya beras sendiri tidak terbatas pada daerah DKI Jakarta saja. Namun ke seluruh wilayah Indonesia. Dia menyebut, misalnya ke wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.

"Sesuai permintaan. Makanya permintaan itu kurang lebih udah ada 80.000 (ton) saya bilang targetnya 100.000 (ton) jadi permintaan semua kita penuhi tapi tidak permintaannya dikuasai oleh kelompok-kelompok tertentu," ungkapnya.

 


Terbanyak ke Pulau Jawa

Pekerja saat mengangkut karung berisi beras yang belum terpakai di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Kamis (18/3/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menegaskan tahun ini Indonesia tidak akan mengimpor beras. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Budi Waseso kembali menyebut kalau penyaluran ini ke titik-titik yang dinilai membutuhkan. Utamanya, pada daerah yang mengalami peningkatan harga beras.

Sebut saja wilayah-wilayah di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Kendati begitu, dia mengakui kalau permintaan paling banyak masih berasal dari Pulau Jawa.

"Kalau kebutuhan itu pulau Jawa paling besar penduduknya dan itu permintaan besar dan itu jadi utama. Tapi bukan berarti wilayah-wilayah lain seperti Kalimantan masih sebagian Sumatera itu tidak membutuhkan karena itu ada peningkatan-peningkatan harga karena kebutuhan dan itu sudah kita siapkan," terangnya.

"Maka intervensi kita termasuk di Medan, di sana ada siap kurang lebih 30.000 ton (beras) impor kita akan lepas, kemudian di Aceh ada 20 ribu (ton) juga kita akan lepas semuanya. Tapi jangan salah sasaran," pungkasnya.

Informasi, Bulog saat ini menguasai sebanyak 683.000 ton cadangan beras pemerintah (CBP). Ini dipenuhi dari 500.000 ton beras impor yang akan masuk hingga pertengahan Februari 2023.

Pada tahap awal, ada sekitar 200.000 ton beras yang akan masuk, saat ini sudah ada 180.000 ton yang sudah masuk. Sementara, 300.00 ton beras lainnya akan masuk bertahap hingga 16 Februari 2023 mendatang.

 


Tak Bisa Langsung Diedarkan

Petugas mendata ketersediaan stok beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Rabu (29/12/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan hingga dengan penghujung 2021 Bulog berhasil melakukan penyerapan beras petani mencapai 1,2 juta ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Buwas mengakui tak bisa secara langsung mengedarkan beras impor yang masuk ke Indonesia. Ada sejumlah tahapan yang harus dilalui sebelum disebar ke masyarakat.

Salah satunya adalah adanya audit yang dilakukan untuk memastikan banyaknya beras sesuai dengan yang dipesan. Selain itu, memastikan kualitas beras adalah layak juga jadi pertimbangan.

"Ini beras yang disalurkan sementara ini masih (hasil serapan) dalam negeri. Karena kita kan butuh, (beras impor) datang tidak bisa langsung digunakan. Harus kita audit dulu jumlahnya sesuai nggak, kalau udah sesuai, oke baru kita bisa edarkan," jelasnya.

 


178 Ribu Ton Beras Masuk Gudang Bulog

Pekerja mengemas beras yang diolah secara modern dengan mesin Modern Rice Milling Plant (MRMP) di Karawang, Jawa Barat, Rabu (21/9/2022). Infrastruktur MRMP ini bertujuan untuk membantu petani dan menyederhanakan alur proses pengolahan beras yang terpusat dalam fasilitas pengolahan gabah hasil panen berbasis teknologi modern. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, sebanyak 178 ribu ton beras impor sudah masuk ke gudang Bulog. Jumlah itu didapat dari tahap pertama impor beras sebesar 200 ribu ton.

"Yang sudah masuk gudang 178 ribu ton. Sisanya masih belum bongkar di pelabuhan dan dalam perjalanan," ujar pria yang akrab disapa Buwas tersebut dalam keterangan tertulis, Rabu (18/1/2023).

Untuk tahap pertama, impor beras didatangkan dari empat negara yakni Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Pakistan. Sementara untuk impor beras fase kedua sebanyak 300 ribu ton, Buwas memastikan itu akan masuk semua paling lambat per 16 Februari 2023.

Namun begitu, rencana itu bisa terhalang oleh kebijakan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, yang menyatakan bakal menutup keran impor pada akhir Januari 2023.

Saat ditemui di Gedung DPR RI pada Senin (16/1/2023), Buwas berujar tidak keberatan bila kontrak itu dibatalkan. Pasalnya, Perum Bulog hanya menjalankan penugasan sesuai amanah pemerintah.

"Jadi ya sudah, kalau memang gitu ya kami batalkan. Enggak apa-apa, kan yang tanggung jawab bukan saya," kata Buwas.

Terkait kontrak yang sudah disepakati, ia menilai itu bakal didiskusikan lebih lanjut dengan pihak pengimpor. "Kontrak masih bisa dibicarakan, kami mah enggak ada masalah, enggak usah dibikin pusing," ungkapnya.

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya