Kisah Nelangsa Ibu dan 2 Anaknya Tak Punya Tempat Tinggal, Rumah Darurat Dibangun di Bantaran Sungai Cirebon

Sholika warga Desa Pilangsari Kabupaten Cirebon terpaksa jualan gorengan dan kue donat keliling untuk menghidupi dua anaknya

oleh Panji Prayitno diperbarui 22 Jan 2023, 05:00 WIB
Sholika warga Desa Pilangsari Kabupaten Cirebon sedang mengasuh anak bungsunya usai berjualan keliling karena keterbatasan ekonomi. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Sholika (38) harus tetap terlihat tegar di tengah situasi yang serba serba sulit karena harus bekerja ekstra keras demi menghidupi kebutuhan sehari-hari dua anaknya yang masih kecil.

Warga Desa Pilangsari Kecamatan Kedawun Kabupaten Cirebon itu sudah 4 tahun tinggal di kediaman salah satu keluarga kepala desa. Dia terpaksa jualan gorengan dan kue donat keliling untuk menghidupi dua anaknya.

"Suami sudah meninggal satu tahun lalu dan saya sendiri sebenarnya bingung mau tinggal dimana lagi karena kontrakan sudah mau habis. Tidak punya biaya untuk pindah kontrakan," kata Sholika, Jumat (20/1/2023).

Anak yang pertama berusia 3 tahun sedang menempuh pendidikan di SD. Sedangkan anak yang kedua masih balita berusia 9 bulan.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Sholika bangun pagi dan berjualan gorengan yang diambil dari tetangganya. Kemudian, siang hari, dia lanjut berjualan kue dan donat.

"Kalau jualannya habis ya saya setor dan saya dari gorengan dapat Rp 20 ribu, dari jualan kue donat Rp25 ribu. Alhamdulillah disyukuri saja," ujar dia.

Kendati demikian, dia mengaku bingung tentang tempat tinggal barunya ini. Dia mengaku, tidak memiliki biaya untuk membeli maupun membayar kontrakan rumah semenjak suaminya meninggal.

Meski hidup dalam kemiskinan, Sholika masih memiliki semangat untuk bangkit dan mandiri. Dia mengaku bersyukur mendapat bantuan inisiatif warga, karang taruna setempat dan pemerintah desa akan dibangunkan rumah tinggal sementara di kawasan bantaran sungai dekat tempatnya tinggal

"Alhamdulillah tidak apa-apa yang penting ada tempat berteduh dan saya juga berharap bisa bangkit lagi mau jualan mie, kopi, seblak dari rumah saja kasihan anak saya diajak panas-panasan jualan dari subuh," ujar dia.

 

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

Saksikan Video Pilihan Ini:


Kepala Desa

Kepala Desa Pilangsari Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon Muadi mengaku sudah koordinasi dengan Karang Taruna dan Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) terkait solusi yang akan diberikan kepada warganya.

Dari hasil koordinasi tersebut, akan dibangun rumah tinggal sementara semi permanen di daerah bantaran sungai Kedung Pane. Solusi tersebut, menjadi jalan terakhir karena melihat kondisi ekonomi yang dialami warganya.

"Nanti kalau ada rezeki lebih sudah mampu beli rumah atau kontrakan bisa pindah tapi tolong bangunan sementara itu jangan dipatenkan karena dampaknya ke lingkungan. Memang tempat tinggal yang akan kami bangun sifatnya darurat asal bangunannya tidak dipatenkan saja," ujar Muadi.

Muadi menjelaskan, Sholika merupakan salah satu warga kurang mampu yang mendapat perhatian pemerintah desa. Setelah suaminya meninggal, pemerintah desa setempat langsung mendaftarkan Sholika masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk mendapat bantuan dari pemerintah.

Termasuk, bantuan pendidikan gratis untuk anak Sholika yang sedang menempuh pendidikan SD. Beberapa bulan lalu, kata dia, Sholika sudah dipastikan menerima bansos.

"Kami daftarkan susulan dan Alhamdulillah sudah menerima satu kali dan seterusnya akan kami pantau termasuk warga lain yang kondisinya kekurangan juga," ujar dia.

Muadi menuturkan, keluarga Sholika tergolong dalam kategori kurang mampu. Kedua orang tua Sholika diketahui sudah meninggal dunia.

Bahkan, rumah orang tuanya sudah dijual karena harus menutupi hutang lantaran usaha batik yang sempat dikelolanya bangkrut.

"Orang tua bu Sholika jualan batik di Jakarta ambil barangnya dari Cirebon tapi katanya tertipu batik kirimannya tidak dibayar. Sementara mungkin orang tuanya kirim batik dari hasil pinjam akhirnya jadi hutang besar," ujar dia.

 


Sebelumnya Mengontrak

Muadi mengatakan, saat ini Sholika masih tinggal dirumah kontrakan milik saudaranya. Biaya kontrakan Sholika, katanya dibayar oleh adiknya.

Namun, hingga mendekati jatuh tempo pembayaran tahun berikutnya, belum ada kabar dari adik Sholika. Hingga akhirnya, pemdes dan karang taruna sepakat untuk membantu Sholika membangun tempat tinggal sementara di bantaran sungai.

"Saya juga sudah koordinasi jika ada bantuan hasil swadaya masyarakat agar tidak disalah gunakan. Selama belum punya biaya lebih kami perbolehkan bangun rumah sementara di pinggir sungai tapi jangan dipermanen," ujar dia.

Ketua Karang Taruna Mekarsari Desa Pilangsari Kabupaten Cirebon Maulana mengatakan, akan berusaha membantu warganya yang kesulitan. Dia mengaku keputusan membangun rumah di bantaran sungai berdasarkan hasil musyawarah.

Bahkan, Maulana mengaku akan berusaha membantu Sholika mewujudkan keinginannya untuk mandiri dari segi ekonomi. Seiring dengan harapannya ingin jualan di rumahnya yang baru.

Kami siap membantu meski alakadarnya termasuk membangun rumah semi permanen. Semua bahan dari hasil sumbangan warga maupun relasi kami," ujar dia.

Pada kesempatan tersebut, Maulana juga mengaku akan berusaha mencari donatur untuk mewujudkan harapan Sholika membangun usaha rumahan untuk membantu perekonomiannya.

"Minimal untuk bantu kebutuhan sehari-hari kami upayakan bantu apalagi bu Sholika ini masih mau jualan sendiri kami coba bantu carikan modal," ujar dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya