Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menghadirkan sejumlah Program Penanganan Kemiskinan Terpadu antara lain Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA), Rumah Sejahtera Terpadu (RST), Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI), Program Permakanan Lansia dan Disabilitas, hingga Program YAPI.
Pada kunjungan kerja (kunker) di Malang, Jawa Timur, Mensos Risma bersama Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani meninjau penyaluran dan penerapan program-program tersebut kepada lebih kurang 120 masyarakat penerima manfaat di Malang.
Advertisement
Risma mengatakan, sejak Desember 2022 pihaknya telah menjalankan program permakanan bagi kelompok rentan, mulai dari lansia, penyandang disabilitas, hingga anak yatim piatu.
"Untuk yang pertama permakanan, jadi ada permakanan yang diberikan sejak Desember lalu, itu untuk permakanan lansia, disabel, dan, bantuan untuk anak yatim," kata Risma di Kantor Kecamatan Pujon, Malang, Jawa Timur, Jumat (20/1/2023).
Risma menyampaikan, untuk program ATENSI diberikan kepada 30 orang penyandang disabilitas di Malang dengan rincian 8 untuk disabilitas sensorik netra, 8 untuk disabilitas fisik, 9 untuk disabilitas intelektual, 4 untuk disabilitas sensorik rungu wicara, 1 untuk lansia.
Bantuan yang diberikan sesuai dengan hasil asesmen, dengan rincian bantuan kewirausahaan sebanyak 30 paket antara lain 8 tongkat penuntun adaptif, 3 kursi roda adaptif, 3 walker, 1 kursi roda standar, 4 alat bantu dengar, 2 unit motor roda tiga untuk keperluan berniaga.
"Untuk bantuan seperti tongkat adaptif, kemudian kursi roda khusus, itu tidak ada di pasaran di Indonesia. Jadi, kita merakit sendiri yang dibuat oleh saudara-saudara kita penyandang disabilitas," kata Risma.
Penerima Manfaat PENA
Berdasarkan data Kemensos, tercatat Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PENA pada 2022 ada 5.209 dengan rincian miskin ekstrem 238 dan miskin 4.971. Sedangkan di Malang Raya sejumlah 443 KPM.
"Kita melihat data banyak penerima penerima muda yang menerima bantuan sosial nah karena ini jangkauannya masih panjang, karena masih muda, karena itu kami membuat Pahlawan Ekonomi Nusantara yaitu mengajak mereka untuk berwiraswasta," jelas Risma.
Adapun kriteria penerima PENA yaitu penerima bansos aktif dengan rentang usia 20-40 tahun, diprioritaskan penerima program RST (Rumah Sejahtera Terpadu) 2022 dan RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) 202, tidak memiliki anggota keluarga lansia dan disabilitas, serta tidak wajib punya rintisan usaha
Kluster usaha PENA terdiri dari makanan dan minuman, kerajinan, perdagangan dan jasa, pertanian, hingga peternakan. Risma menjelaskan melalui program PENA, penerima manfaat yang memiliki usaha diberikan suntikan modal untuk mencukupi produksi usahanya.
"Mereka rata-rata memang sudah berusaha, bekerja namun karena kapasitasnya masih rendah tidak mencukupi kebutuhan namun kapasitasnya masih rendah tidak mencukupi kebutuhan maka kemudian bagaimana kita meningkatkan kapasitas sehingga kita bantu mereka untuk berusaha," kata dia.
Advertisement
Terima Laporan Kehidupan Jadi Lebih Baik
Pada kunkernya ke Malang ini, Risma mengaku banyak menerima laporan bahwa banyak penerima manfaat yang kehidupannya menjadi lebih baik karena meningkatnya pendapatan hasil berwirausaha. Bahkan, kata dia ada penerima manfaat yang minta dikeluarkan dari penerima bantuan sosial (bansos).
"Jadi nanti kita akan lihat karena memang mungkin tidak sama per jenis usaha. Mereka bisa keluar, akan kita keluarkan dari penerima bantuan sosial karena mereka merasa memang kapasitas keuangannya sudah cukup," ucap dia.
Sementara untuk program permakanan, 262.745 lanjut usia tunggal telah menerima program ini pada 2022. Mereka berasal dari 30 provinsi, 277 kabupaten/kota, dengan total anggaran Rp112 miliar.
Sedangkan untuk program permakanan disabilitas, Kemensos telah menyalurkannya kepada total 35.459 penerima manfaat di 24 provinsi, 171 kabupaten/kota, melalui 1.434 kelompok masyarakat (Pokmas) dengan anggaran mencapai Rp23,2 miliar.