Curhat Erick Thohir, Penghasilan Agen BRILink Lebih Tinggi dari Gaji Menteri

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut ada profesi yang pendapatannya lebih tinggi dari gajinya dalam sebulan, yaitu agen BRILink.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Jan 2023, 12:00 WIB
Menteri BUMN RI Erick Thohir hadiri acara BRI PRS di Lapangan Galuh Mas, Karawang, Jawa Barat, pada 5-7 Agustus 2022/Istimewa.

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir menyebut ada profesi yang pendapatannya lebih tinggi dari gajinya dalam sebulan. Itu adalah agen BRILink yang banyak dibuka di berbagai daerah.

BRILink sendiri merupakan program dari BRI berupa agen-agen yang memberikan akses perbankan secara inklusif. Modelnya, kerap ada di warung-warung kecil, yang jaraknya cukup jauh dari kantor cabang BRI.

Erick menyebut, pendapatan agen BRILink dengan predikat Juragan mampu mencapai Rp 20 juta per bulan. Namun, gaji yang didapatnya, hanya Rp 19 juta sebulan.

"Agen BRILink, itu yang kelasnya sudah juragan, itu income-nya perbulannya bersih Rp 20 juta, gaji menteri Rp 19 juta," ujarnya beberapa waktu lalu di Jakarta, ditulis Sabtu (21/1/2023).

Pendapatan agen BRILink itu didapatkan dari margin pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang mengakses. Agen BRILink memang menyediakan layanan layaknya teller bank, hanya saja dengan skala yang lebih kecil dan kerap berada di daerah-daerah, sehingga digadang lebih inklusif.

Pada konteks ini, Erick menyebut agen BRILink jadi satu upaya BUMN dalam memberikan pekerjaan. Tak hanya itu, ada pula program lainnya yang mampu memberikan penghasilan lebih.

Sebut saja program Makmur yang jadi salah satu andalannya mampu meningkatkan pendapatan petani hingga 34 persen. Hal ini terjadi dari pendampingan dan akses yang diberikan BUMN.

"Kita dorong program Makmur, sama petani-petani dikasih pinjaman dikasih pupuk tepat waktu tanpa subsidi, dikasih bibit yang benar, mereka sekarang bisa memproduksi makanan," katanya.

"Disitulah kita dorong Makmur ini, 250 ribu hektar (lahan), 160 petani pendapatannya naik 34 persen," sambung Erick Thohir.

 


Tambah 25 Ribu Agen BRILink

Menteri BUMN RI Erick Thohir bersama aDirektur Utama BRI Sunarso. (Dok. BRI)

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso menargetkan ada 615 ribu agen BRILink di tahun 2023 ini. Artinya ada penambahan sekitar 25 ribu agen BRILink di seluruh Indonesia.

Sunarso menuturkan saat ini ada 590 ribu agen BRILink yang tersebar diseluruh penjuru negeri. Agen-agen ini mampu meningkatkan akses masyarakat di berbagai daerah terhadap BRI.

"Kita punya 590 ribu (agen saat ini), target kita 2023 ini akan jadi 615 ribu, masih ada (peluang) 25 ribu lebih, itu kita akan cari," ujarnya dalam Webinar Tren Perbankan di Tahun 2023 yang digelar OJK Institute, Selasa (17/1/2023).

Sunarso mengungkap dalam satu tahun terakhir transaksi masyarakat lewat BRILink bisa tembus hingga Rp 1.400 triliun. Ini jadi angka yang fantastis di tengah proses akselerasi akses produk perbankan di masyarakat daerah, yang jadi fokus penetrasi BRI.

 


Transaksi Agen BRILink

Agen BRILink.

Menurutnya, besarnya transaksi yang dilakukan secara semi-konvensional ini terjadi di tengah fokus proses bisnis menuju digitalisasi. Kendati, masyarakat di daerah juga masih banyak yang melakukan transaksi secara konvensional lewat BRILink.

"Transaksinya enggak main-main, kecenderungannya digital memang naik, tapi lewat agen BRILink setahun lebih dari Rp 1.400 triliun. Itu fakta dan realita, padahal agen BRILink adalah hybrid bank dengan bisnis proses yang digital," urainya.

Hybrid bank atau perpaduan pengembangan digitalisasi di perbankan sambil terus menyediakan layanan konvensional jadi strategi BRI. Mengingat, fokus BRI yang membidik sektor informal hingga usaha mikro melalui Holding Ultra Mikro.

 


Strategi BRI

Agen BRILink mampu hadir memberikan layanan yang dekat dengan masyarakat.

Strategi ini dinilai Sunarso sebagai keberhasilan untuk meningkatkan akses masyarakat di daerah terhadap produk perbankan. Kedepannya, bisa membuka ruang-ruang baru bagi produk lainnya selain dari tabungan.

"Dibuat fully digital rnggak laku, mungkin laku di kota besar, di anak-anak musa, tapi karena masih ada ibu-ibu disana (di daerah) yang gak paham digital. Makanya kita layani secara konvensional, tapi kalau konvensional aja, sekian tahun ganti generasi, BRI akan ketinggalan," bebernya.

"Maka kita kembangkan hybrid bank, kita digitalkan core-nya, ekosistemnya ktia rangkai digital, dan digital proporsition-nya kita perkuat," sambung Sunarso.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya