Menag Harap Suap Penerimaan Maba di Unila Tak Terjadi di PTKIN

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan para pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKIN) tidak melakukan tindakan curang, koruptif, atau melakukan pungutan liar pada pelaksanaan SPAN dan Ujian Masuk (UM) PTKIN.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 21 Jan 2023, 09:35 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan para pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKIN) tidak melakukan tindakan curang, koruptif, atau melakukan pungutan liar pada pelaksanaan Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN) dan Ujian Masuk (UM) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).

Menag berharap apa yang pernah diungkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Universitas Lampung (Unila) terkait suap penerimaan mahasiswa baru tak terjadi di PTKIN.

"Hati-hati dalam penerimaan mahasiswa baru, jangan terjadi di PTKIN. Seperti perilaku koruptif lainnya, tolong dihindarkan," pesan Menag Yaqut dalam keterangannya dikutip Sabtu (21/1/2023).

Menag menyampaikan demikian saat merilis SPAN-UM PTKIN Tahun Akademik 2023 di Surabaya. Peluncuran SPAN UM-PTKIN ini ditandai pemukulan bedug virtual secara bersama-sama oleh Menag Yaqut, Dirjen Pendis M Ali Ramdhani, Irjen Kemenag Faisal Ali Hasyim, Ketua Umum SPAN PTKIN Imam Taufiq, dan Ketua Forum Rektor PTKIN Mahmud.

Tampak hadir, para Staf Ahli dan Staf Khusus Menteri Agama, serta para rektor dan pimpinan PTKIN.

Di hadapan mereka, Menag meminta lakukan seleksi mahasiswa baru secara jujur.

"Jangan lakukan perilaku koruptif, jangan lakukan ini. Saya peringatkan, saya minta Inspektorat Jenderal untuk turun. Koruptif, nepotisme dan lain-lain, jangan dilakukan. Kita ingin di PTKIN memiliki komitmen untuk tidak melakukan itu," kata dia.

Ketua Panitia Nasional SPAN UM PTKIN Imam Taufiq melaporkan ada dua jenis seleksi yang dibuka, yaitu Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN-PTKIN) dan Ujian Masuk (UM-PTKIN).

SPAN PTKIN adalah seleksi nasional calon mahasiswa baru PTKIN berdasarkan prestasi akademik. Peserta SPAN PTKIN adalah siswa sekolah/madrasah/pondok pesantren yang akan lulus pada tahun 2023.

Tahapan SPAN PTKIN meliputi pendaftaran sekolah/madrasah/pondok pesantren yang dibuka pafa 17 Januari-13 Februari 2023, kemudian pendaftaran siswa dilakukan pada 16 Februari-4 Maret 2023. Hasil seleksi akan diumumkan pada 3 April 2023.

"Seluruh proses pendaftaran dan pengumuman dilakukan secara online melalui aplikasi Pusaka Kemenag. Aplikasi Pusaka bisa diunduh di Play Store (Android) dan App Store (iOS), serta tidak dikenakan biaya" kata Imam.

Sedangkan UM-PTKIN adalah seleksi calon mahasiswa baru PTKIN melalui tes yang dilaksanakan di PTKIN yang dipilih. Peserta UM-PTKIN adalah siswa lulusan tahun 2021, 2022, dan 2023, dan untuk pendaftaran UM-PTKIN dikenakan biaya.


59 PTKIN yang Selenggarakan UM-PTKIN

Imam Taufiq yang juga Rektor UIN Walisongo, menyampaikan tahun ini terdapat 59 PTKIN yang menyelenggaraan UM-PTKIN, terdiri atas 30 Universitas, 24 IAIN, dan 5 STAIN. Kalau pada 2022 dilaksanakan secara online, tes UM-PTKIN 2023 dilaksanakan di PTKIN yang dipilih peserta.

“Kami berharap bisa mendapatkan mahasiswa baru terbaik yang dapat memajukan PTKIN,” tandasnya.

Dirjen Pendis M Ali Ramdhani menyampaikan terima kasih kepada Imam Taufiq dan seluruh Panitia Nasional PMB PTKIN atas kerja kerasnya menyelenggarakan SPAN UM PTKIN 2022 dengan baik. Menurutnya, PMB Nasional tahun lalu menorehkan milestone dengan mengintegrasikan data pokok peserta didik dengan Pusdatin dan EMIS.

Integrasi ini harus ditingkatkan untuk menguatkan ekosistem data pendidikan dan menuju satu data Indonesia. Artinya, transformasi digital dapat berjalan dalam kepanitiaan SPAN UM PTKIN.

"Beberapa inovasi yang akan diimplementasikan di tahun 2023, seperti bebas memilih program studi, penyederhanaan, integrasi penskoran dalam sistem, juga ramah difabel, harus dikawal dengan baik agar kemanfaatan, efisiensi dan kecepatannya dirasakan betul stakeholder SPAN-UM PTKIN," pesan Ali Ramdhani.

"Saya berharap panitia juga dapat meningkatkan koordinasi dengan madrasah dan pondok pesantren agar sistem pendidikan Islam terbangun kuat dari madrasah hingga perguruan tinggi," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya