Liputan6.com, Jakarta - Layanan Twitter Blue dipastikan hadir untuk pengguna Android. Informasi ini diketahui saat perusahaan mengumumkan biaya berlangganan baru untuk layanan premium Twitter tersebut.
"Langganan baru Twitter Blue saat ini tersedia di web, iOS, atau Android," tulis perusahaan seperti dikutip dari situs resminya, Minggu (22/1/2023). Meski sudah hadir untuk pengguna perangkat Android, kehadiran layanan ini masih terbatas di beberapa negara saja.
Advertisement
Untuk sekarang, layanan Twitter Blue hanya bisa diakses di Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, Jepang, dan Britania Raya. Namun, perusahaan tetap berencana untuk memperluas jangkauan layanan ke wilayah lain.
Mengingat ini merupakan layanan premium, pengguna yang berlanggan bisa mendapatkan akses ke sejumlah fitur khusus yang tidak bisa didapatkan pengguna biasa. Kendati demikian, Twitter mengingatkan tidak seluruh fitur hadir di semua platform.
Selain itu, akun Twitter yang baru dibuat tidak bisa langsung berlangganan layanan premium ini, melainkan harus menunggu hingga 90 hari lebih dulu. Nah, untuk mengetahui fitur apa saja yang diberikan di Twitter Blue, simak daftarnya berikut ini:
- Dapat centang biru
- Folder untuk bookmark
- Ikon aplikasi yang bisa dikustomisasi
- Tema aplikasi yang bisa dipilih
- Navigasi yang bisa dikustomisasi
- Top Articles
- Fitur Reader untuk membaca thread panjang
- Fungsi Undo Tweet
- Prioritas dalam percakapan
- Upload Video dengan durasi lebih panjang
Twitter juga mengatakan, fitur-fitur tersebut kemungkinan juga akan berubah seiring berjalannya waktu, seiring dengan upaya perusahaan untuk meningkatkan layanan mereka.
Ini Daftar Harga Langganan Twitter Blue per Tahun
Perlu diketahui, Twitter, platform media sosial milik Elon Musk akhirnya menambakan opsi berlangganan baru di layanan Twitter Blue mereka.
Kali ini, pengguna dapat pilih berlangganan Twitter Blue tahunan ketimbang opsi belangganan secara bulanan baik di aplikasi iOS atau website.
Informasi dibagikan perusahaan lewat laman Help Center, Kamis (19/1/2023), dimana kini tersedia pilihan "Annually" atau "Tahunan" untuk versi web.
Lalu berapa harga langganan Twitter Blue secara tahunan itu? Tertulis di laman tersebut, pengguna cukup membayar sebesar USD 84 atau sekitar Rp 1,2 jutaan.
Informasi, pilihan langganan per bulan untuk pengguna Android dan iOS sama-sama seharga USD 11 atau Rp 166 ribu, sedangkan biaya bulanan versi web hanya USD 8 (Rp 120 ribuan).
Jika dihitung, pelanggan Twitter Blue tahunan membayar layanan lebih murah yakni sebesar USD 7 (Rp 105 ribu) per bulannya--sebuah perbedaan yang tidak signifikan.
Advertisement
Twitter Buka Suara Soal Pemblokiran Aplikasi Pihak Ketiga Tweetbot
Di sisi lain, Twitter akhirnya buka suara soal pemblokiran layanan klien pihak ketiga seperti Tweetbot dan Twitterific, yang berlangsung beberapa waktu lalu.
Sempat tidak memberikan pernyataan selama beberapa hari, melalui unggahan di sebuah akun resmi, Twitter menyatakan mereka sengaja memblokir aplikasi pihak ketiga tersebut.
Namun, mereka tidak memberikan penjelasan lebih lanjut dan rinci mengenai alasan pemblokiran aplikasi seperti Tweetbot dan Twitterific.
"Twitter sedang menegakkan aturan API yang sudah lama berdiri. Ini mungkin menyebabkan sejumlah aplikasi tidak bekerja," tulis mereka melalui akun resmi perusahaan @TwitterDev, dikutip Rabu (18/1/2023).
Menurut pesan internal yang diterima The Information, seorang insinyur senior Twitter kabarnya memberitahu karyawan, pemadaman pihak ketiga ini disengaja, tetapi tidak pernah menjelaskan alasannya.
Kondisi ini, dilansir The Verge, membuat para pembuat aplikasi pihak ketiga Twitter ini, serta pengguna, kebingungan dan kesal.
Tukar Kunci API
Co-creator Tweetbot, Paul Haddad,sempat menukar kunci API dari aplikasi itu, membuatnya bisa diakses selama akhir pekan. Namun ini membuatnya dalam kondisi semi-berfungsi dan hanya melewati pemblokiran sementara.
Klien lainnya seperti Albatross dan Fenix versi iOS masih terus berfungsi. Sayangnya, tidak jelas apa yang dilakukan aplikasi tersebut yang tidak dilakukan oleh Tweetbot dan Twitterific.
"Kami masih belum mendengar apa pun dari siapa pun di Twitter pada tingkat apa pun," kata co-creator Tweetbot Paul Haddad kepada The Verge.
"Jika ada aturan lama yang tanpa disadari telah kami langgar selama lebih dari 10 tahun terakhir, kami ingin mengetahuinya sehingga, jika memungkinkan, kami dapat mematuhinya," imbuh pembuat Tweetbot itu.
(Dam/Ysl)
Advertisement