Microsoft Akan Setop Penjualan Lisensi Windows 10 Akhir Januari 2023

Microsoft telah mengumumkan akan menghentikan penjualan lisensi untuk sistem operasi Windows 10 pada 31 Januari 2023.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 23 Jan 2023, 12:00 WIB
Ilustrasi Windows 10. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Microsoft mengumumkan akan mengakhiri penjualan lisensi Windows 10 pada akhir bulan ini, tepatnya 31 Januari 2023. Penghentian ini berlaku untuk Windows 10 Pro dan Windows 10 Home.

Dikutip dari ZDNet, Seniin (23/1/2023), informasi ini diumumkan langsung oleh Microsoft melalui laman resmi Windows 10. Meski menghentikan penjualan, Microsoft memastikan belum akan mengakhiri dukungan untuk sistem operasi ini.

"31 Januari 2023 akan menjadi hari terakhir penawaran untuk penjualan unduhan Windows 10," tulis Microsoft dalam laman tersebut. Namun, dukungan keamanan untuk sistem operasi ini masih akan dilakukan hingga 14 Oktober 2025.

Hanya perlu diketahui, bukan berarti Windows 10 tidak bisa dibeli sama sekali nantinya. Ada kemungkinan penjualan lisensi sistem operasi ini masih bisa dilakukan melalui penjual pihak ketiga.

Microsoft sendiri memang terus mendorong pengguna pengguna sistem operasinya untuk mulai beralih ke Windows 11. Sebab, adopsi sistem operasi paling anyar ini belum begitu banyak.

Berdasarkan data dari sejumlah laporan, Windows 10 memang masih menjadi sistem operasi yang paling banyak dipakai. Karenanya, masuk akal apabila perusahaan secara bertahap mulai meminta pengguna untuk mengadopsi Windows 11.

Di sisi lain, Microsoft telah resmi menghentikan dukungan untuk Windows 7 dan Windows 8.1 Pengentian tersebut dilakukan sejak 10 Januari 2023.

Namun seperti dikutip dari GSM Arena, Microsoft masih menawarkan dukungan keamanan tambahan selama tiga tahun dengan biaya tambahan. Hal ini penting bagi banyak bisnis yang sulit untuk berpindah ke sistem operasi terbaru.


Microsoft Setop Dukungan, Selamat Tinggal Windows 7 dan Windows 8.1

Foto: 5 Cara Tingkatkan Daya Baterai Laptop Windows 8.1 (cnet.com)

Hingga pada 10 Januari 2023 lalu, Microsoft akhirnya benar-benar menghentikan pembaruan untuk keamanan, di mana pengguna harus memilih untuk memperbarui OS, atau lanjut memakai Windows 7 tanpa jaminan keamanan.

Selain itu, mengutip laman resminya, Microsoft juga menghentikan dukungan untuk Windows 8.1, di mana mereka tidak lagi menyediakan pembaruan software dan bantuan teknis.

Perusahaan pun meminta pengguna yang masih memakai Windows 8.1 untuk segera memperbarui sistem operasinya ke versi yang paling baru dan masih mendapatkan layanan.

"Jika perangkat Anda tidak memenuhi persyaratan teknis untuk menjalankan versi Windows yang sekarang, kami merekomendasikan Anda mengganti perangkat dengan yang mendukung Windows 11," tulis mereka.

Selain itu, Microsoft juga tidak menyediakan Extended Security Update atau program keamanan tambahan untuk Windows 8.1

Sehingga, penggunaan Windows 8.1 setelah 10 Januari 2023, dapat meningkatkan risiko keamanan organisasi atau memengaruhi kemampuannya untuk memenuhi kewajiban kepatuhan.

Adapun menurut data pihak ketiga, Windows 7 masih dipakai di 10 persen dari seluruh PC di dunia, sementara perangkat yang memakai Windows 8.1 jauh lebih sedikit.

Mungkin inilah yang membuat Microsoft tidak memberikan dukungan keamanan tambahan pada Windows 8.1, seperti yang pernah mereka lakukan terhadap Windows 7.


Diluncurkan pada 2009

Ilustrasi Install Ulang Windows

Untuk diketahui, Microsoft meluncurkan sistem operasi Windows 7 pada Oktober 2009. Kemudian mencapai akhir dukungan pada Januari 2015 dan sebelumnya sempat memperpanjang akhir dukungan pada Januari 2020.

Program Extended Security Update (ESU) adalah pilihan terakhir bagi pelanggan yang masih perlu menjalankan produk Microsoft lawas setelah masa dukungan berakhir pada sistem Windows 7.

Semua edisi Windows 8.1, yang diluncurkan sembilan tahun lalu pada November 2013, masa dukungannya juga akan berakhir pada hari yang sama.

"Sebagian besar perangkat Windows 7 tidak akan memenuhi persyaratan perangkat keras untuk meningkatkannya ke Windows 11," jelas Microsoft, sebagaimana dikutip dari Bleeping Computer, Senin (9/1/2023).

"Sebagai alternatif, PC Windows 7 yang kompatibel dapat ditingkatkan ke Windows 10 dengan membeli dan menginstal perangkat lunak versi lengkap," tambah mereka.

"Sebelum berinvestasi dalam pemutakhiran Windows 10, harap pertimbangkan bahwa Windows 10 akan mencapai akhir masa dukungannya pada 14 Oktober 2025," imbau Microsoft. 


Microsoft Setop Dukungan Edge di Windows 7 dan 8.1 per Januari 2023

Logo Baru Microsoft Edge

Sebelum menghentikan dukungan tersebut, Microsoft lebih dulu mengumumkan akan menyetop dukungan untuk peramban mereka Edge, pada Windows 7 dan Windows 8.1.

Sistem operasi lawas tersebut akan mencapai dukungan akhirnya pada bulan Januari 2023, sehingga masuk akal jika Microsoft akan menghentikan dukungan untuk perambannya yang berjalan di OS tersebut.

Dikutip dari Windows Central, Rabu (14/12/2022), Microsoft Edge versi 109 dan WebView 2 Runtime versi 109 akan jadi versi terakhir yang mendukung Windows 7 dan Windows 8.1.

Menurut Microsoft, keduanya saat ini dijadwalkan untuk mulai dikirimkan pada 12 Januari 2023, hanya dua hari setelah Windows 7 dan Windows 8.1 mencapai akhir dukungannya.

"Meskipun Microsoft Edge dan WebView2 Runtime versi 109 dan sebelumnya akan terus berfungsi pada sistem operasi ini, versi tersebut tidak akan menerima fitur baru, pembaruan keamanan di masa mendatang, atau perbaikan bug," tulis perusahaan.

Mengutip blog resmi perusahaan, Microsoft Edge versi 109 juga akan menjadi versi terakhir yang didukung untuk Windows Server 2008 R2, Windows Server 2012, dan Windows Server 2012 R2.

"Internet Explorer 11 akan tetap didukung pada sistem operasi tersebut selama masih mendukung," tulis blog Microsoft.

Lebih lanjut, Microsoft mengatakan akhir dari timeline dukungan ini berlaku untuk versi Evergreen dan Fixed dari WebView2 Runtime.

Menurut Microsoft, Evergreen WebView2 Runtimes yang diinstal sebelumnya akan diperbarui seperti biasa ke versi 109, tetapi tidak akan melanjutkan pembaruan setelah itu.

(Dam/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya