Liputan6.com, Jakarta Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan menyambut gembira hadirnya perayaan Imlek di Indonesia.
Sebagai keturunan warga Tionghoa di Indonesia, hadirnya perayaan Imlek secara nasional tidak lepas dari peran Presiden Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur.
Advertisement
"Kita bersyukur, sehingga Imlek tidak hanya menjadi hari yang membawa berkah untuk warga Tionghoa, tetapi Imlek juga menjadi momentum bagi bangsa ini untuk selalu mengigatkan adanya kebebasan, tidak adanya diskriminasi dan Imlek dijadikan hari libur nasional," ujar Daniel dalam keterangan diterima, Minggu (22/1/2023).
Dia mengingat, semasa Gus Dur menjadi presiden, tindakan pertama yang dilakukan adalah mencabut segala aturan diskriminatif yang dilakukan negara terhadap warganya. Melalui peristiwa itu, Daniel berharap, tidak adalagi insiden yang mengesampingkan kelompok minoritas untuk hidup berdampingan sesama anak bangsa.
"Jadi, kita dengan semangat itu selalu mengingatkan jangan pernah lagi ada masa-masa kelam diskriminasi negara terhadap warganya sendiri," wantinya.
Daniel mendorong, bangsa Indonesia di masa depan semakin mampu menjawab tantangan yang menjurus ke arah perpecahan. Khususnya, menjelang pesta demokrasi Pemilu 2024 agar sesama anak bangsa tetap rukun demi NKRI.
"Kita berharap, tahun 2023 ini kan sudah masuk tahun politik dengan semangat imlek yang mendahulukan kekuatan persaudaraan, apapun pilihannya nanti apalagi keputusan di dalam pilpres jangan sampai menimbulkan perpecahan," kata dia.
Tak Lepas dari Peran Gus Dur
Diketahui, perayaan Imlek seperti yang kita kenal hari ini, dengan segala kemeriahannya, tak lepas dari peran Gus Dur. Ada pesan toleransi, kesetaraan, penghormatan terhadap keberagaman dan inklusi.
Sosok KH Abdurrahman Wahid, Presiden keempat Indonesia menjadi orang pertama yang merestui perayaan Imlek digelar secara terbuka. Sebelumnya, Imlek pada zaman Presiden Suharto hingga Habibie berlangsung senyap.
Advertisement