Liputan6.com, Jakarta - Ketidakpastian terus mendominasi pasar keuangan karena kebijakan moneter bank sentral mendorong ekonomi global ke dalam resesi. Bagaimana gerak harga emas di tengah ketidakpastian ini?
Harga emas mampu merangkak naik hari demi hari pada pekan lalu. Harga emas saat ini tengah menguji level resisten di level tertinggi dalam sembilan bulan. Namun, analis tetap memperingatkan para investor agar berhati-hati dan tidak terus mengejar aksi beli.
Advertisement
Dalam survei mingguan mengenai harga emas yang dijalankan oleh Kitco menunjukkan bahwa analis melihat bahwa harga emas hari ini hingga sepekan ke depan akan tetap bullish.
Namun sejumlah analis lain mulai menyingkir dari investasi ke logam mulia ini. Alasannya, kenaikan harga yang telah dibukukan pada pekan lalu dan pekan sebelumnya atau setidaknya sejak awal tahun sudah kelewat tinggi.
Sedangkan investor ritel memperkirakan harga emas akan melanjutkan bullish pada minggu ini. Namun, tingkat partisipasi yang rendah dalam survei online minggu ini tidak menambah banyak keyakinan pada sentimen pasar yang positif.
Direktur Lindung Nilai Walsh Trading Sean Lusk mengatakan, sulit untuk mengabaikan momentum bullish emas. Dia menjelaskan bahwa angin yang berkembang pada ekonomi AS menciptakan banyak ketidakpastian seputar sikap kebijakan moneter Federal Reserve. Tentu saja hal ini menguntungkan bagi harga emas.
"Saya pikir harga emas memiliki peluang untuk reli ke harga yang lebih tinggi," katanya seperti dikutip dari Kitco, Senin (22/1/2023).
"Analisa yang ada bisa sentuh USD 2.000 dan saat itulah Anda akan melihat investor mengambil keuntungan dari posisi beli mereka. Selama emas dapat bertahan di atas USD 1.920, saya pikir emas memiliki kesempatan untuk naik lebih tinggi." tambah dia.
Di sisi lain, kepala analis SIA Wealth Management Colin Cieszynski mengatakan, harga emas akan berkonsolidasi di sekitar level saat ini pada pekan ini. Sebelum kemudian akan melanjutkan jalur yang lebih tinggi.
"Sementara tren jangka panjang tetap positif untuk emas. Secara teknis, emas telah berjalan baik akhir-akhir ini dan terlihat sedikit lelah dan karena jeda singkat," katanya.
Hasil Survei
Pada pekan ini, sebanyak 18 analis di Wall Street berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News. Di antara peserta, delapan analis atau 44 persen memperkriakan harga emas akan bullish dalam waktu dekat.
Pada saat yang sama, empat analis atau 22 persen bersikap bearish untuk minggu ini. Selain itu enam analis atau 33 persen melihat harga emas akan diperdagangkan sideways.
Sementara itu, 783 suara diberikan dalam jajak pendapat online. Dari jumlah tersebut, 500 responden atau 64 persen memperkirakan harga emas akan naik minggu depan.
Sebanyak 169 lainnya atau 22 persen mengatakan harga emas akan bergerak lebih rendah. Sementara 114 pemilih atau 15 persen memilih netral dalam waktu dekat.
Partisipasi dalam survei online minggu ini turun ke level terendah dalam satu bulan.
Advertisement
Kata Analis
Sikap bullish muncul karena harga emas terus mengalami kenaikan selama lima minggu berturut-turut. Harga emas berjangka untuk pengiriman bulan Februari terakhir diperdagangkan pada USD 1.927,80 per ons pada Jumat lalu, naik 0,31 persen dibanding periode yang sama pekan sebelumnya.
Adrian Day, presiden Adrian Day Asset Management, mengatakan bahwa dia juga memperkirakan harga emas akan jatuh pada minggu ini. Tetapi dia melihat setiap penurunan di pasar menjadi peluang untuk aksi beli jangka panjang.
Emas membutuhkan penembusan setelah kenaikan yang kuat dan itu bisa dipicu oleh komentar seputar pertemuan Federal Reserve yang akan datang. Berdasarkan ekspektasi saat ini, ada lebih banyak potensi kekecewaan daripada kejutan yang menyenangkan.
"Setelah pullback singkat dan dangkal, emas akan menjadi kuat lagi; tidak ada yang mengubah cerita untuk tahun ini," katanya.