Dakwah yang Lentur, Mahfud Md Sebut Itu Kunci NU Bertahan Jelang Seabad

Menko Polhukam Mahfud Md mengungkapkan, dakwah yang lentur dan mampu menyesuaikan kebutuhan masyarakat menjadi kunci bagi Nahdlatul Ulama (NU) untuk bisa bertahan hingga hampir 100 tahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jan 2023, 01:11 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD menyampaikan keterangan terkait situasi Papua usai penetapan Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai tersangka kasus korupsi di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (19/9/2022). Mahfud menyebut panasnya kondisi Papua tak lepas dari penetapan Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai tersangka korupsi oleh KPK. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menko Polhukam Mahfud Md mengungkapkan, dakwah yang lentur dan mampu menyesuaikan kebutuhan masyarakat menjadi kunci bagi Nahdlatul Ulama (NU) untuk bisa bertahan hingga hampir 100 tahun.

Hal ini disampaikannya di sela-sela kegiatan Jalan Sehat 1 Abad Nahdlatul Ulama bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf di Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (22/1/2023).

"Selama puluhan tahun NU berhasil membangun keislaman dan ke-Indonesia-an secara harmonis," kata Mahfud.

Seperti dilansir dari Antara, dia menegaskan, dakwah yang disampaikan Nahdliyin selalu mendekati budaya, sehingga dapat diterima di kehidupan masyarakat.

"Dakwah NU itu mendekatkan pada apa yang dihayati sebagai budaya masyarakat, kemudian diberikan ruh keislaman. Itu sebabnya NU semakin besar dan diterima dalam kehidupan masyarakat," jelas Mahfud.

Menurut dia, NU membangun keislaman dan ke-Indonesia-an secara harmonis. Di sisi lain, organisasi tersebut juga memiliki tantangan yaitu munculnya gerakan anti-Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), misalnya gerakan ideologi transnasional baik liberalisme, kapitalisme, atau islamisme yang ingin dipaksakan ke Indonesia.

"NU sebagai salah satu pilar penting berdirinya NKRI. Oleh sebab itu, komitmen NKRI harga mati harus tetap tumbuh di NU dan tetap kuat," tutur Mahfud.

 


Dinamis

Mahfud mengatakan, sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam terbesar, NU harus tetap mengemban semangat ke-Indonesia-an di mana Indonesia dianggap sebagai negara kosmopolit.

"NU sebagai jamiyah itu dinamis, selalu bisa mengikuti perkembangan zaman bahkan perkembangan politik nasional dan ikut menjaganya," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya