MRT Balaraja-Cikarang Didanai Jepang Senilai Rp 160 Triliun, Mulai Bangun 2024

MRT East-West atau MRT Balaraja-Cikarang akan mencakup 49 kawasan Transit Oriented Development (TOD) sehingga memberikan solusi atas transportasi publik secara masif.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jan 2023, 12:45 WIB
Terowongan bawah tanah yang akan menjadi akses MRT pada pembangunan proyek MRT Fase 2 di Monas, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Jarak antarstasiun sekitar 0,6-1 kilometer dengan sistem persinyalan Kendali Kereta Berbasis Komunikasi (CBTC) dan sistem operasi otomatis tingkat 2. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memastikan akan membangun proyek infrastruktur modern Mass Rapid Transit atau Moda Raya Terpadu (MRT) dengan rute East-West. MRT yang akan membentang dari Balaraja Banten menuju Cikarang Jawa Barat ini akan didanai oleh Jepang. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, proyek MRT Balaraja-Cikarang ini merupakan proyek MRT Fase 3. Menurutnya, Jepang sudah berkomitmen membiayai proyek ini dengan nilai Rp 160 triliun.

"Arahan Bapak Presiden bahwa proyek ini bisa diselesaikan atau financial closing di 2024 sehingga tentu program ini perlu kita tindaklanjuti," kata Airlangga dalam keterangannya, dikutip Senin (23/1/2023).

Pembangunan MRT rute Balaraja-Cikarang ini akan dilakukan dalam 2 fase. Fase 1 pembangunan akan meliputi area DKI Jakarta.

Pada fase 1 akan terbagi lagi menjadi 2 stage. Stage 1 sepanjang 24,527 kilometer (km) dengan jalur Tomang, Dukuh Atas, Senen, Perintis hingga Medan Satria.

Stage 2 sepanjang 9,237 km melalui Tomang dan Kembangan.

"Fase 1 MRT East–West diharapkan dapat beroperasi di tahun 2031 dengan target kontruksi paling lambat di tahun 2024," kata Airlangga.

Sementara itu untuk fase 2 akan terbagi menjadi East-West Banten sepanjang 29.900 km dengan rute Kembangan, Kelapa Dua, hingga Balaraja. Kemudian jalur ke arah Jawa Barat sepanjang 20,438 km dengan rute Medan Satria dan Cikarang.

"Fase 2 sendiri diharapkan akan beroperasi di tahun 2033," kata dia.

Airlangga menambahkan pembangunan MRT East-West tersebut sejalan dengan upaya Pemerintah dalam mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi BBM. Termasuk sebagai upaya mengurangi kemacetan yang menjadi masalah utama Jabodetabek.

Pemerintah berencana akan menyediakan 3 depo operasional di MRT East-West dengan estimasi penumpang mencapai 1,2 juta per hari. MRT East-West tersebut juga akan mencakup 49 kawasan Transit Oriented Development (TOD) sehingga memberikan solusi atas transportasi publik secara masif.


Korsel Ikut Garap Proyek MRT Jakarta Fase 4 Rute Fatmawati-TMII

Konstruksi pembangunan proyek MRT Fase 2 di Monas, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Fase 2B memiliki total panjang jalur sekitar enam kilometer. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan pertemuan bilateral dengan delegasi Jepang dan Korea Selatan di Bali, membahas sejumlah kerja sama yang tengah berjalan dan potensi kerja sama sektor transportasi di masa depan.

Pada Senin (14/11/2022) kemarin, Menhub bertemu dengan Menteri Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan Won Hee-Ryong.

Pada pertemuan dengan Korsel membicarakan sejumlah pembangunan yang telah dan akan dikerjasamakan dengan Korsel, seperti pengembangan MRT Jakarta dan LRT Jakarta, potensi kerja sama pembangunan di sektor laut dan udara, serta pengembangan SDM sektor transportasi.

“Kemarin, kami dengan pemerintah Korsel juga telah menandatangani nota kesepahaman tentang pembangunan MRT Jakarta Fase 4. Semoga kedepannya kerja sama kedua negara semakin intensif dilakukan,” katanya dikutip dari Antara, Selasa (15/11/2022).

Sebagaimana diketahui, MRT Jakarta Fase 4 akan menghubungkan Fatmawati dengan TMII.

Lebih lanjut Menhub menyampaikan momentum Presidensi G20 Indonesia tahun ini dimanfaatkan untuk mencari peluang kerja sama pembangunan infrastruktur transportasi dengan banyak negara, melalui pendanaan kreatif nonAPBN.

Hal ini dilakukan agar pembangunan infrastruktur transportasi dapat terus dilakukan dalam rangka meningkatkan konektivitas dan daya saing negara, di tengah keterbatasan APBN.

 


Pertemuan dengan Jepang

Aktivitas pekerja saat menyelesaikan proyek pembangunan jalur Mass Rapid Transit (MRT) Fase 2A-CP203 rute Bundaran HI-Kota Tua di Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat, Minggu (11/9/2022). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, pembangunan jalur kereta cepat MRT fase 2A rute Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Kota Tua yang memiliki panjang 6,3 kilometer tersebut ditargetkan rampung pada 2028. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara pada hari ini, Menhub bertemu dengan Penasehat Khusus Perdana Menteri Jepang Mori Masafumi. 

Ketika pertemuan dengan Jepang, Menhub membicarakan sejumlah pembangunan yang telah dan akan dikerjasamakan oleh kedua negara, diantaranya yakni MRT, Pelabuhan Patimban, pembangunan proving ground, kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya, dan kerja sama pengembangan infrastruktur laut dan sumber daya manusianya.

Pemerintah Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman dengan Jepang terkait kelanjutan pembangunan MRT Jakarta East-West Line Phase 1. Menurut dia, kerja sama tersebut menjadi langkah awal percepatan pengembangan MRT Jakarta.

"Dan saya meyakini dengan pengalaman kerja sama antara kedua negara dalam proyek MRT sebelumnya, pembangunannya akan dapat berjalan lancar,” ujarnya.

Menhub juga mengatakan Jepang dan Korsel merupakan mitra strategis bagi Indonesia dan telah banyak melakukan kerja sama yang saling menguntungkan di berbagai bidang, termasuk sektor transportasi.

“Saat ini banyak negara yang berkeinginan untuk melakukan investasi membangun infrastruktur transportasi di Indonesia, oleh karenanya kita harus memanfaatkan peluang tersebut,” kata Menhub.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya