Liputan6.com, Jakarta - Jawa Barat tak hanya dikenal dengan wisata alam yang banyak dan memukau. Sejumlah kuliner hingga camilan tradisional juga banyak diburu wisatawan.
Salah satunya camilan tradisional bernama rengginang yang dikenal lama dan melegenda. Wisatawan yang berkunjung selalu menjadikan rengginang menjadi buah tangan yang dibawa.
Namun, banyak dari masyarakat Jawa Barat yang kurang mengetahui makna dari rengginang itu sendiri. Terutama mengenai asal muasal nama rengginang yang masuk dalam salah satu daftar oleh-oleh Jawa Barat.
Baca Juga
Advertisement
Bahkan, masyarakat hanya mengetahui jika rengginang hanyalah camilan tradisional yang berbahan dasar beras ketan. Dirangkum dari berbagai sumber, rengginang merupakan nama yang muncul dari sebuah akronim yang diucapkan sejak dahulu.
Diketahui, rengginang terbuat dari bahan ketan yang dikukus dan kemudian dicampur dengan gilingan daging kerang bambu. Daging kerang ini yang membuat rasa khas rengginang selalu dirindukan.
Ada juga varian rengginang yang dalam proses pembuatannya dicampur dengan gula merah. Ada juga rengginang biasa diolah dengan varian rasa asin, terasi, hingga ebi.
Bahkan, generasi milenial mulai berinovasi membuat cemilan rengginang dengan cita rasa kekinian dan modern. Seperti rengginang rasa keju, pedas, balado, hingga daun jeruk.
**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:
1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
Saksikan video pilihan berikut ini:
Akronim dari Bahasa Sunda
Hal ini dilakukan sebagai terobosan baru, untuk menciptakan minat pasar. Alasan lainnya agar rengginang tidak kehilangan eksistensinya meski zaman telah berkembang dan lebih maju seperti sekarang.
Camilan ini ternyata tidak hanya populer di kalangan orang Sunda saja. Banyak orang Jawa Tengah dan Jawa Timur yang juga menyukainya, bahkan menjadi oleh-oleh khas di beberapa daerah.
Konon, rengginang tercipta dari sebuah ketidaksengajaan masyarakat Sunda. Dulu ada orang yang sedang membuat tape ketan yang dimana makanan tersebut membutuhkan ragi untuk fermentasi.
Namun, bahan ragi yang dibutuhkan untuk pembuatan tape tersebut hilang dan tidak ditemukan. Sehingga ketan yang sudah dikukus itu dibentuk bulat-bulat pipih.
Sejak kesulitan mencari ragi ternyata si pembuat tersebut mengucapkan perkataan dalam bahasa Sunda "nyiar ragi teu meunang" atau "mencari ragi tidak dapat-dapat".
Sejak itulah camilan tradisional tersebut menjadi sebuah akronim yakni rangginang. Namun, agar lebih dapat mempermudah pengucapan perlahan menjadi rengginang.
Advertisement