Liputan6.com, Jakarta - PT Bank DKI, salah satu bank pembangunan daerah terbesar di Indonesia, sedang mempertimbangkan untuk menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Jakarta yang dapat mengumpulkan USD 150 juta hingga USD 200 juta atau setara dengan Rp 2,25 triliun - Rp 3 triliun (asumsi kurs Rp 15.004 per dolar AS).
Melansir Yahoo Finance, Senin (23/1/2023), pemberi pinjaman bekerja sama dengan PT BCA Sekuritas dan PT CIMB Niaga Sekuritas Indonesia dalam potensi pencatatan, yang bisa terjadi paling cepat tahun ini.
Advertisement
Selain itu, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas juga sebagai konsultan Bank DKI terkait penjualan saham tersebut. Hal itu diungkapkan oleh sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena informasinya bersifat pribadi.
Musyawarah berada pada tahap awal dan rincian IPO termasuk ukuran dan jadwal dapat berubah.
Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy menjelaskan, IPO merupakan bagian dari kebijakan strategis Bank DKI pada 2023. Hal itu disebutkan dalam seminar virtual, tanpa memberikan rincian lebih lanjut pada Kamis.
Meski demikian, perwakilan BCA, CIMB dan Sucor menolak berkomentar, sementara perwakilan Mirae tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Sementara itu, Bank DKI akan bergabung dengan rekan-rekannya seperti PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara, juga dikenal sebagai Bank Sumut, dalam memasuki pasar modal lokal.
Bank Sumut sedang mengincar dana sekitar Rp 1,5 triliun (USD 99 juta) dalam penawaran dan pencatatannya dijadwalkan pada 7 Februari.
Perusahaan mengumpulkan sekitar USD 2,2 miliar melalui penjualan saham pertama kali di Indonesia tahun lalu, turun dari USD 4,3 miliar pada 2021, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Sebagai catatan, Bank DKI membukukan pertumbuhan kredit sebesar 27 persen untuk sembilan bulan pertama 2022. Sedangkan, laba bersihnya melonjak 29 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Liputan6.com sudah menghubungi Bank DKI untuk konfirmasi, tetapi belum mendapatkan respons.
Bank DKI Guyur KUR Rp 1,15 Triliun ke 6.023 UMKM Sepanjang 2022
Sebelumnya, Bank DKI menyalurkan keseluruhan kuota Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2022 yang diberikan Pemerintah, sebesar Rp1,15 Triliun.
Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy mengatakan bahwa Bank DKI berkomitmen penuh untuk memaksimalkan penyaluran KUR sebagai perluasan akses permodalan bagi UMKM.
”Sepanjang tahun 2022 Bank DKI telah berhasil menyalurkan kuota KUR sebesar 100 persen kepada kurang lebih 6.023 pelaku usaha UMK dan Mikro. Sebagai salah satu bank penyalur KUR, Bank DKI bukan hanya berkomitmen untuk meningkatkan akses pembiayaan, melainkan pemberdayaan dan pendampingan UMKM untuk terus tumbuh dan berkembang dalam menopang pertumbuhan perekonomian nasional.” ujar Fidri (19/01).
Sebagaimana amanat Pemerintah, penyaluran KUR Bank DKI berfokus pada beberapa sektor, yaitu perkebunan rakyat, peternakan rakyat, perikanan rakyat, industri UMKM, dan usaha-usaha lain yang memiliki peluang pasar yang besar atau produk-produk unggulan di dalam negeri.
Pemerintah terus berkomitmen untuk mendorong peningkatan permodalan bagi UMKM dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi nasional ditengah proyeksi ketidakpastian kondisi ekonomi global pada 2023.
Terbaru, melalui Kementerian Koperasi dan UKM dengan turut melibatkan Bank DKI sebagai penyalur, meluncurkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan skema berbasis kelompok usaha atau klaster, di Istana Negara pada Senin (19/12/2022).
Turut hadir dalam acara tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
Advertisement
Harapan Jokowi
Dalam sambutannya, Presiden berharap dengan model KUR klaster, produk hasil UMKM dapat terserap sebanyak-banyaknya dan mendapatkan kepastian di pasaran.
“Kita harapkan betul-betul dapat menyerap barang yang sebanyak-banyaknya dari kelompok-kelompok yang ada, dan mendapatkan kepastian pasar, menurunkan risiko kredit pembiayaan usaha dan dari lembaga-lembaga penyalur KUR utamanya bank,” imbuh Presiden.
Sebagai informasi bahwa program KUR Skema Subsidi Bunga, digelontorkan sejak 2015 kepada UMKM. Dalam tujuh tahun terakhir, volume KUR terus bertambah nilainya dengan total yang tersalur hampir mencapai Rp1.300 triliun.
Sementara itu, realisasi KUR untuk periode Januari 2022 sampai 15 Desember 2022 yakni sebesar Rp348,47 triliun (93,38 persen dari target 2022 sebesar Rp373,17 triliun), dan diberikan kepada sekitar 7,27 juta debitur.
Untuk KUR Klaster, yang telah mengakses adalah 14.888 klaster dengan jumlah UMKM sebanyak 1,3 juta unit, dan realisasi penyaluran (per 15 Desember 2022) sebanyak Rp4,8 triliun atau 96,7 persen dari total Rp4,9 triliun.