Liputan6.com, Jakarta - Tahukah Anda kapan jadwal Pemilu 2024 digelar? Meski masih ada waktu satu tahun depan Pemilihan Umum) wakil rakyat ini akan digelar secara serentak.
Adapun tahapan Pemilu 2024 sudah diumumkan oleh Mendagri Tito Karnavian dalam Rapat Komisi II DPR bersama Kemendagri, KPU, dan Bawaslu pada 24 Januari 2022.
Advertisement
Berdasarkan hasil rapat, pemerintah sepakat untuk menggelar pemungutan suara dilaksanakan pada 14 Februari 2024.
Tito mengatakan, tahapan Pemilu dimulai 20 bulan sebelum pemungutan suara. "Kemudian berdasarkan Undang-Undang 20 bulan sebelumya sudah tahapan,” katanya.
Sementara itu, Ketua KPU Ilham Saputra mengatakan tanggal 14 jatuh pada hari rabu seperti Pemilu yang digelar di hari sama.
Sementara, tanggal 14 ini juga pernah diusulkan KPU dalam rapat di DPR sebelumnya. Sebagaimana dikutip dari situs KPU (Komisi Pemilihan Umum), berikut ini adalah informasi tentang jadwal tahapan Pemilu 2024 mendatang berdasarkan PKPU No.3 Tahun 2022:
Jadwal Tahapan Pemilu 2024
- 14 Juni 2022 - Rabu, 14 Juni 2024 - Perencanaan program dan anggaran Pemilu
- 14 Juni 2022 - 14 Desember 2023 - Penyusunan Peraturan KPU
- 14 Oktober 2022 - Rabu, 21 Juni 2023 - Pemutakhiran data dan penyusunan daftar pemilih
- 29 Juli 2022 - Selasa, 13 Desember 2022 - Pendaftaran dan verifikasi peserta Pemilu
- 14 Desember 2022 - 14 Februari 2022 - Penetapan Peserta Pemilu
- 14 Oktober 2022 - 9 Februari 2023 - Penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan
- 6 Desember 2022 - 25 November 2023 - Pencalonan DPD
- 24 April 2023 - 25 November 2023 - Pencalonan anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota
- 19 Oktober 2023 - 25 November 2023 - Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden
- 28 November 2023 - 10 Februari 2024 - Masa Kampanye Pemilu 2024
- 11 Februari 2024 - 13 Februari 2024 - Masa Tenang
- 14 Februari 2024 - 15 Februari 2024 - Pemungutan dan Penghitungan Suara
- 15 Februari 2024 - 20 Maret 2024 - Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara
- 1 Oktober 2024 - Pengucapan Sumpah/Janji DPR dan DPD
- 20 Oktober 2024 - Pengucapan Sumpah/Janji Presiden dan Wakil Presiden
27 Persen Masyarakat Masih Belum Pilih Partai Politik Jelang Pemilu 2024
Lembaga survei Indonesia (LSI) merilis hasil penelitiannya, salah satunya mengenai pilihan publik terhadap partai politik.
Disebutkan, sebanyak 27 persen responden menyatakan belum menentukan pilihan kepada parpol jika Pileg dilakukan saat ini.
"Menarik cukup banyak yang belum tentukan pilihan ada 27 persen. Biasanya lebih sedikit dibawah 20 persen," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan, dalam paparannya secara virtual, Minggu (22/1/2023).
Meski demikian, dia menduga hal ini karena Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru umumkan parpol peserta Pemilu 2024. Terlebih lagi, masih tahun baru.
Menurut Djayadi, dengan telah diumumkan secara resmi, maka masyarakat akan menilai ulang pilihannya.
Diketahui, survei nasional dilakukan pada 7-11 Januari 2023 kepada 1.221 responden melalui metode random digit dialing (RDD).
"Mungkin karena awal tahun dan KPU baru umumkan partai peserta pemilu sehingga masyarakat menilai ulang pilihannya," kata Djayadi.
Advertisement
Peringkat Partai Pemilu 2024
Meski demikian, PDIP masih menduduki peringkat pertama sebagai partai dengan elektabilitas tertinggi dalam survei LSI.
Djayadi mengatakan, PDIP memperoleh skor 21,9 persen dalam survei tersebut. Peringkat kedua dan ketiga diduduki Partai Gerindra dengan 12,1 persen dan Partai Demokrat 7,1 persen.
Sementara, Partai Golkar memperoleh 6,7 persen, Nasdem dan PKS 5 persen, sedangkan partai lainnya seperti PKB, PAN, Perindo, Buruh, Ummat, PSI, Gelora masih di bawah 4 persen.
"Dari segi wilayah, untuk Sumatera masih PDI Perjuangan secara umum paling banyak 16 persen diikuti Gerindra 13,2 persen, Demokrat 9,0 persen, Golkar 8,7 persen, dan NasDem 6,2 persen," kata Djayadi.
Sementara untuk wilayah Banten, ada PKS 21,7 persen diikuti oleh Golkar 14,8 persen, PDIP 12,7 persen dan Gerindra 12,6 persen.
“Untuk wilayah DKI Jakarta, LSI mencatat responden lebih memilih PKS ketimbang PDI Perjuangan. Sebanyak 38,2 persen responden memilih PKS dan PDIP 18 persen. Kemudian Jawa Barat, rebutan antara Gerindra sama PDIP, Golkar," ujar dia.
Sementara umtuk Jawa Barat, PDIP 20,1 persen, Gerindra 19,8 persen dan Golkar 10,1 persen. “Sementara untuk Jawa Tengah, masih dipegang oleh PDIP 24,9 persen,” kata Djayadi.
Di Jawa Timur, PDIP (27,6 persen), Gerindra (10,3 persen) dan PKB (9,9 persen) yang cukup bersaing. “Menarik adalah Perindo (9,4 persen) mampu menarik suara di Jatim," lanjut dia.
(Ysl/Isk)