Liputan6.com, Jakarta - Yamaha Grand Filano Hybrid-Connected menjadi amunisi terbaru Yamaha Indonesia untuk menggempur pasar kendaraan roda dua Tanah Air. Skutik bergaya retro ini hadir dalam dua tipe, yakni Neo dan Lux.
Bila tertarik meminangnya, simak terlebih dahulu 5 fakta tentang Yamaha Grand Filano Hybrid-Connected, berikut ini:
Advertisement
Masuk Kategori Classy Yamaha
Ia secara resmi menjadi bagian dari keluarga Classy Yamaha. Produk baru menemani Fazzio Hybrid-Connected yang hadir lebih dulu. Dilihat dari tampilan, harga serta fitur diusung, posisinya berada di atas Fazzio.
Selisih harga Grand Filano dengan Fazzio mencapai Rp 5 jutaan. Buat tipe Neo bedanya Rp 5,110juta, sedangkan model Lux di antara keduanya berbeda Rp 5,310 juta.
Produksi Dalam Negeri
Setelah meluncur lebih dulu di Vietnam dan Thailand, skutik bergaya retro modern resmi diluncurkan untuk pasar otomotif Indonesia. Meski begitu, Grand Filano diproduksi dalam negeri.
“Produk baru sudah diproduksi di Indonesia, di pabrik kami di Karawang (Jawa Barat). Jadi 100 persen (buatan) Indonesia," terang President Director & CEO PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Dyonisius Beti usai peluncuran di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (17/1).
Fakta yang jarang diketahui, Yamaha Indonesia pernah meniagakan Grand Filano pada 2015. Saat itu, masih didatangkan langsung dari Vietnam dengan jumlah terbatas.
Punya Fitur Canggih
Grand Filano Hybrid-Connected semakin unggul dikelasnya dengan penyematan fitur-fitur canggih. Seluruh pencahayaan sudah menggunakan teknologi LED. Bentuk cover headlamp menyerupai diamond. Selain itu diberikan Unique LED Position Light. Sementara sepasang sein berbentuk vertikal tertanam di tiap sisi tameng depan. Serta terdapat lampu LED di dalam bagasi.
Selain menampilkan layar spidometer digital, bagian bawahnya ada TFT Sub Display. Di situ terdapat animasi Welcome dan Goodbye Message, indikator bensin, odometer, trip, konsumsi BBM realtime, AVG konsumsi BBM, dan voltase baterai. Dan paling menarik ada siluet Grand Filano dengan gambar petir di bagian tengahnya. Mengindikasikan kalau Power Assist sedang aktif.
Lebih lanjut diberikan Electric Power Socket dan di bawahnya ada Spacious Front Pocket. Dirinya sudah menggunakan Smart Key System (keyless) yang dilengkapi dengan fitur Answer Back System untuk memudahkan pengendara mencari posisi parkir motor.
Buat kepraktisan ada bagasi sebesar 27 liter, Convenience Hook Carabiner, gantungan dengan sistem pengunci model carabiner sehingga lebih praktis saat membawa banyak barang.
Serta Smart Front Refuel buat pengisian bahan bakar agar praktis tanpa membuka jok. Tak lupa pula lampu Hazard untuk memberi tanda dalam situasi darurat.
Mengadopsi floor dek rata dan luas. Footpeg buat pembonceng bisa dilipat, jadi secara estetika lebih baik dan rapi. Pakai jok model menyatu dengan desain premium bertekstur bordir yang unik (khusus Lux).
Tak hanya itu, ia juga sudah dibenamkan fitur konektivitas. Gawai pengendara bisa tersambung ke sepeda motor lewat aplikasi Y-Connect.
Pengguna dengan mudah mendapat informasi terkait notifikasi telepon dan pesan masuk di dasbor motor, informasi konsumsi bahan bakar, lokasi parkir terakhir, rekomendasi perawatan yang menunjukan kondisi aki dan oli, monitoring konsumsi bahan bakar, notifikasi malfungsi sampai dengan Revs Dashboard.
Sisanya side stand switch, Eco indikator, Smart Lock, tangki bensin 4,4 liter, one push start, serta Smart Motor Generator (SMG).
Jantung Mekanis Berlabel Hybrid
Disokong mesin berkubikasi 125 cc, 1-silinder, SOHC, 2-katup, pendingin udara, dan berpengabut injeksi Blue Core. Konfigurasi enjinnya overstroke. Panjang langkah 57,9 mm dan diameter piston 52,4 mm. Sedang perbandingan kompresi 11:1. Ia mampu memuntahkan tenaga maksimal 8,1 Hp di 6.500 rpm dan torsi puncak 10,4 Nm di 5.000 rpm.
Sama seperti Fazzio, mesin bakarnya dikawinkan dengan teknologi hybrid ringan. Teknologinya fokus kepada dua sumber tenaga yang saling berkaitan, yakni power dari mesin konvensional serta tenaga yang disuplai dari Electric Power Assist Start (EPAS). Untuk mendukung dua sektor tadi ada sejumlah komponen yang saling menunjang, antara lain Smart Motor Generator (SMG), baterai (aki), dan Starter Generator Control Unit (SGCU).
Dalam kondisi normal, baterai atau aki berfungsi layaknya motor pada umumnya yakni untuk menghidupkan kendaraan. Setelah motor menyala daya baterai langsung diisi (charge) kembali oleh komponen SMG.
Kemudian EPAS yang bersumber dari aki berfungsi untuk memberikan tenaga tambahan pada 3 detik pertama saat tuas gas diputar. Tenaga itu adalah hasil dari mesin konvensional dan EPAS-nya, sehingga akselerasi awal lebih bertenaga dan halus ketika di medan menanjak atau berboncengan.
Lepas dari 3 detik pertama, secara otomatis EPAS-nya mati dan mesin konvensional saja yang bekerja. Namun ketika kembali berhenti kemudian memutar tuas lagi sistem EPAS dan mesin konvensional kembali aktif selama 3 detik. Begitu seterusnya.
Selain itu, untuk memaksimalkan efisiensi bahan bakar dan sistem hybrid, Grand Filano juga dibekali dengan Stop Start System (SSS). Ketika diaktifkan, mesin motor bisa mati secara otomatis pada saat berhenti sejenak (5 detik) atau di lampu merah. Fitur ini sejatinya dirancang untuk mengurangi konsumsi pemakaian BBM yang tidak perlu dan menurunkan emisi gas buang.
Mahal di Kelas 125 cc
Untuk kategori sepeda motor kelas 125 cc yang diproduksi di dalam negeri, Grand Filano tergolong mahal. Tapi itu wajar, sebab ia punya beragam fitur canggih yang tak dimiliki kompetitor. Sebut saja seperti mesin dengan teknologi hybrid, TFT Sub Display dan fitur konektivitas Y-connect.
Sebetulnya dari merek yang sama ada yang lebih mahal, yakni Lexi S ABS. Ia mengisi kelas entry level di kategori Maxi Yamaha.
Bermodalkan pengereman ABS, mesin berteknologi Variable Valve Actuation (VVA) serta suspensi belakang model sub-tank.
Dari brand lain ada Suzuki Avenis. Tetapi skutik dari Suzuki bukan produk dalam negeri, melainkan unit CBU yang dikirim utuh dari India. Harganya mencapai Rp29,9 juta OTR DKI Jakarta.
Sumber: Oto.com
Advertisement