Seperti di Indonesia, Polisi Gendut Jadi Sorotan dan Kritikan Netizen di Malaysia

Tak hanya di Indonesia, polisi gendut ternyata juga jadi sorotan dan sasaran kritik netizen di Malaysia. Hal itu terungkap baru-baru ini melalui sebuah unggahan di media sosial.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 24 Jan 2023, 12:02 WIB
Polisi gendut di Malaysia jadi sasaran kritik netizen di Malaysia. (Twitter/@CrossedKom)

Liputan6.com, Jakarta - Ketika memikirkan kepolisian, Anda akan berpikir bahwa petugas selalu diharapkan dalam keadaan bugar dan sehat untuk dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan efisien. Sebut saja tatkala berhadapan dengan penjahat, fisik yang prima pasti menjadi andalan.

Namun, kenyataannya sejumlah polisi terlihat tidak menjaga kondisi fisiknya. Menjadi gendut dan tak prima.

Tak hanya di Indonesia, polisi gendut ternyata juga jadi sorotan dan sasaran kritik netizen di Malaysia. Hal itu terungkap baru-baru ini melalui sebuah unggahan di media sosial.

Dalam video TikTok yang baru-baru ini menjadi viral, seperti dikutip dari situs World of Buzz, Selasa (24/1/2023), seorang polisi Malaysia terlihat keluar dari mobil polisi untuk menanggapi seorang TikToker yang mengajukan pertanyaan kepadanya.

Namun, ia tampak kesulitan keluar dari mobil karena ukuran tubuhnya yang lebih besar.

Video tersebut kemudian menjadi viral di berbagai saluran media sosial. Banyak orang Malaysia ikut berkomentar soal ukuran dan berat petugas.

"Memalukan memiliki polisi seperti ini. Semoga dia diet," tulis salah satu netizen Malaysia.

Seorang pengguna lainnya berkomentar, “Bagaimana dia mengejar pencuri jika seperti ini.”

“Anda sebagai perwira senior harus (bertindak) sebagai panutan bagi anak muda dan bukan sebaliknya,” komentar pengguna lain.

Sementara itu, pengguna lain mendesak PDRM (Polis Diraja Malaysia) atau Kepolisian Kerajaan Malaysia untuk menyelidiki masalah tersebut,  dan menerapkan hal-hal seperti hari olahraga, pemeriksaan BMI, dan pelatihan kebugaran.

"Apakah hanya saya atau haruskah kepolisian juga memiliki pelatihan kebugaran seperti yang mereka lakukan di ketentaraan," kata seorang pengguna.

Yang lain berkomentar, "Harus mengontrol berat badan. Perusahaan saya memeriksa BMI kami setiap 3 bulan. Kelebihan berat badan mempengaruhi KPI (Key performance indicators) atau Indikator kinerja."

Bagaimana menurut anda? Haruskah PDRM mencari cara agar petugasnya tetap dalam kondisi fit?


Sorotan DPR di Indonesia

Ilustrasi polisi. (Liputan6.com)

Sebelumnya, Anggota DPR Trimedya Panjaitan menyinggung soal polisi buncit saat rapat bersama Kapolri Jenderal Pol Idham Azis pada Rabu 20 November 2019.

Soal itu, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono menyampaikan, gemuk boleh tapi jangan berperut buncit.

"Jangan (buncit), gemuk saja. Ya olahraga," tutur Argo di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2019).

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra menambahkan, polisi memang dituntut untuk selalu siaga menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Tentunya dengan fisik dan berat badan yang ideal, maka tugas tersebut semakin dapat terlaksana dengan baik.

"Orang yang ingin berat badannya ideal itu tentunya harus melalui upaya-upaya yang sehat, olahraga, dan sebagainya. Itu sebagai tuntutan performa, dimana stamina Polri itu harus prima. Kedua, terkait aspek penampilan. Kalau polisi terlalu tampak gendut kan tidak elok dilihatnya, jadi harus betul-betul ideal," kata Asep soal polisi buncit.

Tentunya, masukan yang didapat dalam rapat dari Komisi III akan menjadi pertimbangan positif bagi Polri. Hanya saja, lanjut dia, terbitnya surat telegram rahasia sebagai instruksi Kapolri Idham terkait hal tersebut belum dapat diprediksi.

"Nanti kita lihat tindak lanjutnya seperti apa, cuma hal positif ini sudah beberapa kali juga jadi atensi, sebenarnya secara reguler di kepolisian sudah ada program itu. Tiap enam bulan sekali kita kan lakukan tes physical fitness test, tes kemampuan fisik kan otomatis harus didukung fisik yang prima," ujar Asep.

Latihan untuk Polisi Gendut

Sementara itu, puluhan polisi gendut mengikuti program penurunan berat badan. Pagi hari, mereka harus mandi keringat, lari-lari di jalanan di Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Brebes AKBP Sugiarto pun memimpin lari para polisi gendut yang ada di jajarannya. Setidaknya ada 40 polisi gendut yang dikategorikan overweight mengikuti program khusus untuk lebih menuju polisi yang sehat.

Selain polisi gendut, sebagai penyemangat dalam kegiatan yang dilaksanakan mengambil lokasi di sekitar jalan lingkar Klampok Wanasari ini, seluruh personel Polri dan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berdinas di Polres Brebes, ikut dalam kegiatan lari pagi.

Kegiatan lari pun dimulai, dengan menyusuri jalan lingkar sepanjang enam kilometer yang ditempuh secara pulang-pergi. Beberapa polisi yang mempunyai kelebihan berat badan mulai kelelahan, tapi mereka tetap melanjutkan dengan berjalan kaki.

"Sesuai kemampuan, tidak usah dipaksakan," ujar Bripka Sugeng, salah satu polisi gendut yang berdinas di Polsek Jatibarang, Brebes.

Namun, tidak bagi Kapolres Brebes. Kapolres yang memang rajin berolahraga ini secara terus-menerus tanpa berhenti berlari menyusuri lokasi yang kanan kirinya disuguhi pemandangan persawahan dan tanaman bawang merah.

Menurut dia, sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat, polisi Brebes harus punya fisik yang kuat dan sehat. Jika badan gendut, otomatis mempersulit gerak anggota itu sendiri.

"Kegiatan ini bakal dijadikan program wajib dari Polres Brebes, supaya penampilan polisi lebih ideal dan tentu saja tubuh makin sehat," ia menegaskan.

Sebelum kegiatan lari dimulai, seluruh personel mengikuti apel pagi di halaman Mapolres Brebes. Selanjutnya dengan menggunakan dua truk Dalmas dan satu bus dinas, mereka diangkut menuju lokasi yang berjarak sekitar tiga kilometer dari Mapolres Brebes.

Sampai di lokasi, puluhan polisi gendut diimbau jangan memaksakan diri untuk berlari kencang. "Semampunya saja," ucap Kapolres Brebes sebelum memulai memimpin lari, Jumat pagi, 11 Agustus 2017.

Kendati demikian, Sugiarto sangat berharap kepada polisi yang mempunyai masalah dengan obesitas untuk bisa mengatur pola makan dan berolahraga. "Kegiatan ini baru kami aktifkan kembali," ia menambahkan.


Ancaman Terhadap Polisi Gendut di India, Pilih Kurus Atau Kehilangan Pekerjaan

Polisi India mengecek restoran yang terbakar di Bangalore (8/1). Lima pekerja restoran tewas akibat kebakaran tersebut. Menurut Polisi, kurang dari dua minggu kebakaran telah terjadi di restoran lain menewaskan 14 orang. (AFP Photo/Manjunath Kiran)

Sementara itu, sebuah kesatuan polisi di India memperingatkan para anak buahnya untuk menurunkan berat badan, atau terancam ditangguhkan promosi jabatannya.

Kepala Polisi Cagar Alam Karnataka (KSRP) mengatakan kepada BBC bahwa dia khawatir tentang meningkatnya jumlah personel obesitas di kesatuannya.

Bhaskar Rao, nama kepala polisi tersebut, menambahkan bahwa ia mengambil keputusan setelah lebih dari 100 petugas tewas dalam 18 bulan terakhir karena penyakit yang berhubungan dengan obesitas.

Dikutip dari BBC pada Rabu (11/7/2018), para polisi bertubuh gemuk akan diberikan bantuan khusus untuk mengubah gaya hidup dan pola makan mereka yang dinilai buruk.

KSRP, yang memiliki 14.000 personel, sering ditugaskan untuk menjaga keamanan pada berbagai peristiwa besar di India, dan juga untuk mengendalikan situasi seperti kerusuhan dan gejolak kekerasan.

Pejabat senior KSRP telah diberitahu untuk mengidentifikasi polisi yang gemuk, dan menempatkan mereka pada latihan rutin untuk membantu menurunkan berat badan.

"Kami telah memulai proses pemantauan gula mereka dan indeks kesehatan lainnya, sejak enam bulan lalu. Surat edaran terbaru menyebut mereka akan menghadapi suspensi jabatan dan bahkan dipecat, jika tetap ceroboh (tentang kesehatan mereka)," jelas Rao kepada BBC Hindi.

Ditambahkan oleh Rao, bahwa dalam 18 bulan terakhir, sebanyak 153 orang anggotanya meninggal, dengan rincian 24 tewas akibat kecelakaan dan sembilan karena bunuh diri. Adapun sisanya meninggal karena penyakit terkait obesitas, seperti jantung koroner dan diabetes.

Ia juga menyebut bahwa banyak anggotanya gemar mengonsumsi makanan yang digoreng, nasi dalam jumlah besar, merokok, minum minuman beralkohol, dan sangat jarang berolahraga.

"Mereka menjadi lesu dan tidak cocok dengan seragam mereka. Jadi, komandan peloton telah diberitahu untuk secara rutin memantau indeks massa tubuh (BMI) setiap polisi," kata Rao.

KSRP disebut mulai menyediakan kelas renang, yoga, dan olahraga lainnya di berbagai markas besarnya di India, untuk menyukseskan rencana tersebut.

"Tentu saja, rejimen olahraga mereka dilakukan setelah pemeriksaan medis, dan tipe kegiatannya diputuskan atas saran dokter," lanjutnya menjelaskan.


Polisi Gemuk di Thailand Wajib Ikuti Pelatihan Penurunan Berat Badan

Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)

Di Thailand, para polisi yang dirasa memiliki bentuk tubuh yang tidak proporsional diwajibkan untuk mengikuti program penurunan berat badan. Mereka akan mengikuti di Pusat Pelatihan Polisi di kota Pak Chong, Thailand.

Program ini dilangsungkan selama 2 minggu, yang terdiri dari diet ketat dan olahraga. Kebanyakan polisi yang berpartisipasi adalah polisi yang berada dibalik meja mengurusi administrasi.

Sebanyak 200 polisi Thailand berpartisipasi dalam program penghancuran lemak ini. Menurut Sornpetch, polisi yang beratnya 80 kg turun menjadi 60 kg berkat program ini, dikutip dari video oleh akun TomoNews di Vidio.com pada Senin (18/3/2019) berikut ini.

Infografis polisi karawang ditangkap karena pasok narkoba ke klub malam, salah satu momentum bersih-bersih polri?(Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya