Liputan6.com, Jakarta - Emiten perawatan kesehatan atau healthcare, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) proyeksikan pendapatan dan laba naik dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Direktur Bisnis dan Marketing Prodia Widyahusada Indriyanti Rafi Sukmawati menuturkan, pihaknya optimistis menatap kinerja 2023 melalui transformasi digital. Dengan demikian, Prodia memproyeksikan pertumbuhan pendapayan dan laba dua kali dari pertumbuhan Indonesia.
Advertisement
Saat ditanya apakah pertumbuhan pendapatan dan laba mencapai 10 persen, Indriyanti menegaskan sekitar angka tersebut.
"Kita harus tumbuh jelas, 2021 kita tumbuh bagus, 2022 dibilang satu base yang baru, Covid-19 2023 sudah gak ada, kita selalu mengacu pertumbuhan mengikuti CAGR biasanya Prodia ikuti berapa pertumbuhan ekonomi indonesia, biasanya kita double dari pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Indriyanti kepada awak media, Selasa (24/1/2023).
Sementara itu, Direktur Utama Prodia Widyahusada Dewi Muliaty mengatakan, pihaknya berharap kinerja pendapatan bisa kembali seperti sebelum pandemi COVID-19, bahkan lebih dari itu.
"Ya tentu harus didukung makro ekonomi juga dan faktor-faktor eksternal lainnya, semoga aman, inflasi terkendali, tidak ada resesi, politik juga aman dan biasanya tahun-tahun saat kampanye tidak ada masalah, bahkan ada pertumbuhan ekonomi," kata Dewi.
Dengan begitu, Dewi berharap pada 2023 bisa stabil seperti sebelum pandemi COVID-19. Namun, Prodia Widyahusada akan terus bertumbuh, harapannya bsia lebih dari sebelum pandemi
Lantas, apakah pertumbuhan tersebut bisa lebih dari 9-10 persen?
Dewi menyebutkan, pihaknya berharap pertumbuhan kinerja berada di angka tersebut.
"Harapannya begitu, banyak faktor, kalau dulu kita bisa prediksi 3-5 tahun, sekarang susah. Lihat satu tahun ke depan juga sulit, jadi enggak bisa terlalu publish apa yang buat kita planning," ujar dia.
Strategi Prodia Kerek Kinerja Keuangan pada 2023
Selain itu, Prodia juga memiliki rencana kerja, akan tetapi ada beberapa skenario karena terdapat beberapa faktor makro yang mungkin dapat berpengaruh.
Lantas, seperti apa strategi yang disiapkan Prodia untuk mengerek kinerja tahun ini?
Perseroan menyiapkan strategi melalui peningkatan frekuensi orang yang menggunakan layanan Prodia. Dengan begitu, semakin meningkatnya pasien maka pendapatan Prodia akan meningkat. Selain itu, untuk memudahkan masyarakat, Prodia menyediakan layanan digital untuk perawatan kesehatan.
"Strateginya bagaimana kita meningkatkan frekuensi orang dateng, tentunya pasien lebih banyak lama kelamaan revenue meningkat, pasien mudah ke prodia salah satunya lewat digital," ujar Indriyanti.
Tak hanya itu, Prodia juga memiliki aplikasi yang bisa membantu masyarakat.
"Kita punya aplikasi itu sangat banyak membantu masyarakat, Insyaallah tahun ini 50 tahun Prodia kita launching aplikasi kita layanannnya ditingkatkan. Kami harapkan bisa dimanfaatkan masyrakat, kita launching digital service kita lebih dari layanan yang eksisting saat ini ada," kata Indriyanti.
Adapun, belanja modal yang dianggarkan pada tahun ini sekitar Rp 200 miliar - Rp 250 miliar. Belanja modal tersebut akan digunakan untuk ekspansi bisnis, antara lain membuka cabang baru dan transformasi digital.
Prodia Widyahusada menargetkan untuk membuka sekitar dua cabang baru pada tahun ini. Cabang baru tersebut akan dibuka di wilayah Jabodetabek dan luar Jabodetabek.
"Untuk pembukaan outlet 1-2 cabang mandiri, lokasi cabang mandiri sekitar Jabodetabek dan luar Jabodetabek," kata Indriyanti.
Indriyanti menegaskan, kedua cabang tersebut akan dibuka pada kuartal I dan III 2023. Selain itu, Prodia ingin fokus melakukan transformasi digital.
"Untuk tahun ini lebih fokus ke digital, aksesibilitas akan lebih luar, dari physical akses sedikit, karena fokus digitalisasi, itu jadi fokus kita. Kita berharap dari digitalisasi bisa lebih memudahkan akses ke Prodia," ujar dia.
Advertisement
Prodia Widyahusada Bidik Dua Cabang Baru pada 2023
Sebelumnya, emiten perawatan kesehatan atau healthcare, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) menargetkan untuk membuka sekitar dua cabang baru pada tahun ini. Cabang baru tersebut akan dibuka di wilayah Jabodetabek dan luar Jabodetabek.
“Untuk pembukaan outlet 1-2 cabang mandiri, lokasi cabang mandiri sekitar Jabodetabek dan luar Jabodetabek,” kata Direktur Bisnis dan Marketing Prodia Widyahusada Indriyanti Rafi Sukmawati kepada awak media, Selasa (24/1/2023).
Indriyanti menegaskan, kedua cabang tersebut akan dibuka pada kuartal I dan III 2023. Selain itu, Prodia ingin fokus melakukan transformasi digital.
"Untuk tahun ini lebih fokus ke digital, aksesibilitas akan lebih luar, dari physical akses sedikit, karena fokus digitalisasi, itu jadi fokus kita. Kita berharap dari digitalisasi bisa lebih memudahkan akses ke Prodia,” kata Indriyanti.
Di sisi lain, Prodia juga sedang menjajaki kerja sama dengan dua sampai dengan tiga rumah sakit. Kemudian, Prodia juga melakukan kerja sama dengan sekitar 20 klinik.
"Untuk kerja sama rumah sakit ada dua sampai dengan tiga rumah sakit, jadi Prodia ada di rumah sakit,” kata dia.
Di sisi lain, Prodia juga optimistis menatap kinerja 2023 melalui transformasi digital. Dengan demikian, Prodia memproyeksikan pertumbuhan pendapayan dan laba dua kali dari pertumbuhan Indonesia.
Saat ditanya apakah pertumbuhan pendapatan dan laba mencapai 10 persen, Indriyanti menegaskan sekitar angka tersebut.
Kinerja Diharapkan Tumbuh Lebih dari Pertumbuhan Ekonomi
"Kita harus tumbuh jelas, 2021 kita tumbuh bagus, 2022 dibilang satu base yang baru, Covid-19 2023 sudah tidak ada, kita selalu mengacu pertumbuhan mengikuti CAGR biasanya Prodia ikuti berapa pertumbuhan ekonomi, biasanya kita double dari pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar dia.
Lantas, seperti apa strategi yang disiapkan Prodia untuk mengerek kinerja tahun ini?
Perseroan menyiapkan strategi melalui peningkatan frekuensi orang yang menggunakan layanan Prodia. Dengan begitu, semakin meningkatnya pasien maka pendapatan Prodia akan meningkat. Selain itu, untuk memudahkan masyarakat, Prodia menyediakan layanan digital untuk perawatan kesehatan.
"Strateginya bagaimana kita meningkatkan frekuensi orang rodi , tentunya pasien lebih banyak lama kelamaan revenue meningkat, pasien mudah ke prodia salah satunya lewat digital,” ujar dia.
Tak hanya itu, Prodia juga memiliki aplikasi yang bisa membantu masyarakat.
"Kita punya aplikasi itu sangat banyak membantu masyarakat, Insyaallah tahun ini 50 tahun rodi akita launching aplikasi kita layanannnya ditingkatkan. Kami harapkan bisa dimanfaatkan masyrakat, kita launching digital service kita lebih dari layanan yang eksisting saat ini ada,” pungkasnya.
Advertisement
Prodia Bikin Anak Usaha di Bidang Jasa Informasi
Sebelumnya, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) bersama PT Prodia Utama, pemegang saham pengendali perseroan mendirikan anak usaha di bidang aktivitasa jasa informasi.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (26/8/2022), PT Prodia Widyahusada Tbk bersama PT Prodia Utama mendirikan anak usaha bernama PT Prodia Digital Indonesia (PT PRDI). PT PRDI ini bergerak di bidang usaha aktivitas jasa informasi. Adapun PT PRDI didirikan dengan modal dasar senilai Rp 1 triliun yang terbagi atas 1.000.000 lembar saham.
Dari modal dasar itu telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar 30 persen yaitu 300.000 lembar saham dengan nominal seluruhnya Rp 300 miliar.
Perseroan atas saham sejumlaj 297.000 lembar yang keseluruhannya bernilai nominal Rp 297 miliar yang mewakili 99 persen dari modal ditempatkan dan disetor PT PRDI. Kemudian Prodia Utama atas saham sejumlah 3.000 lembar yang keseluruhannya bernilai nominal Rp 3 miliar yang mewakili 1 persen dari modal ditempatkan dan disetor PT PRDI.
“Pendirian anak perusahaan ini tidak akan berdampak negatif terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perseroan,” ujar Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk Dewi Muliaty.