Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian besar wilayah DKI Jakarta diguyur hujan, pada Kamis pagi, 26 Januari 2023. Terkecuali untuk Jakarta Selatan dan Jakarta Timur dilaporkan diselimuti cuaca mendung.
Siang harinya, hujan turun merata disetiap titik Ibu Kota. Bahkan dilaporkan berpotensi hujan lebat disusul petir dan angin kencang hingga sore hari.
Baca Juga
Advertisement
"Waspada potensi hujan intensitas sedang-lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat di wilayah Jakbar, Jaksel, dan Jaktim pada siang dan sore hari," jelas BMKG diperingatan dini cuaca, Kamis.
Potensi yang sama juga terjadi untuk ketiga daerah penyangga Jakarta. Sebagian wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi diguyur hujan lebat pada siang hingga malam hari.
"Waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada waktu antara menjelang siang hingga malam hari di sebagian wilayah Kab dan Kota Bogor, Kab Bekasi, Kota Depok," kata BMKG.
Sementara, pagi hari diselimuti cuaca berawan untuk keempat wilayah penyangga Ibu Kota.
Berikut informasi prakiraan cuaca untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Jakarta Barat | Hujan Ringan | Hujan Sedang | Berawan |
Jakarta Pusat | Hujan Ringan | Hujan Ringan | Berawan |
Jakarta Selatan | Berawan | Hujan Sedang | Berawan |
Jakarta Timur | Berawan | Hujan Sedang | Berawan |
Jakarta Utara | Hujan Ringan | Hujan Ringan | Berawan |
Kepulauan Seribu | Hujan Ringan | Hujan Ringan | Berawan Tebal |
Bekasi | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Depok | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Bogor | Berawan | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Tangerang | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Potensi Tanah Bergerak di Jakarta, Heru Budi Imbau Warga Ikuti Info BMKG dan BPBD
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menanggapi peringatan dini potensi pergerakan tanah di 15 wilayah DKI Jakarta yang dikeluarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.
Heru Budi tak ingin berkomentar banyak perihal potensi pergerakan tanah yang diprakirakan terjadi pada Januari 2023 ini. Dia tak ingin masyarakat merasa khawatir mengenai potensi tanah bergerak di Ibu Kota.
Kendati demikian, Heru mengimbau agar masyarakat bersama-sama melihat perkembangan potensi pergerakan tanah dengan mengikuti informasi-informasi yang kredibel. Dia berharap pergerakan tanah tak terjadi di Ibu Kota.
"Iya saya enggak komentar, nanti komentar pada khawatir. Kita lihat saja perkembangan, mudah-mudahan jauh dari bencana Jakarta," kata Heru di Pendopo Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (11/1/2023).
Heru mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah berkoodinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Koordinasi BMKG, koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional, selalu memberikan informasi yang cepat kepada masyarakat," katanya.
Lebih lanjut, Heru mengimbau agar masyarakat selalu membaca dan mengikuti informasi yang disampaikan oleh BPBD DKI Jakarta maupun BMKG. Sehingga, aksi lanjutan dapat secepatnya bisa dilakukan bersama.
Advertisement
15 Wilayah Jakarta Berpotensi Tanah Bergerak
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengeluarkan peringatan dini potensi pergerakan tanah di 15 wilayah Ibu Kota pada Januari 2023.
BPBD menjelaskan prakiraan ini disusun berdasarkan hasil tumpang susun peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah disusun berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG," tulis BPBD melalui akun Instagram resmi @bpbddkijakarta, Selasa 10 Januari 2023.
BPBD menyampaikan titik rawan pergerakan tanah terbagi menjadi dua zona, pertama zona menengah dan kedua zona tinggi.
Pada zona menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.
"Sementara pada zona tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali," ungkapnya.