Target Realisasi Investasi 2023 Capai Rp 1.400 T, Bahlil: Itu Berat

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, mengaku cukup berat untuk mencapai target realisasi investasi 2023

oleh Tira Santia diperbarui 25 Jan 2023, 09:30 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan IV Tahun 2022.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, mengaku cukup berat untuk mencapai target realisasi investasi 2023 sebesar Rp1.400 triliun.

"Target realisasi investasi tahun 2023 ini sebesar Rp1.400 triliun. Cukup berat, jujur," kata Menteri Investasi Bahlil, dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan IV Tahun 2022, dikutip Rabu (25/1/2023).

Bahlil pun mengungkapkan terdapat dua tantangan besar yang akan dihadapi dalam mencapai realisasi investasi tahun ini. Pertama, kondisi perekonomian global yang dipastikan akan mengalami resesi.

"Kenapa? Investasi asing langsung (FDI) kita 53 persen itu ada di Indonesia. Jadi total (realisasi investasi) Rp1.200 triliun itu hampir 53 persen itu FDI. Artinya, kalau kondisi global tidak baik, bagaimana FDI bisa masuk," jelas Bahlil.

Kendati begitu, Bahlil tetap optimis target investasi 2023 bisa tercapai. Sebab, investasi tahun 2022 saja mampu melebihi target yakni Rp 1.207,2 triliun. Maka, besar kemungkinan target 2023 juga bisa tercapai, yang terpenting adalah dukungan dari semua pihak.

"Target bapak Presiden kepada kami di Kementerian Investasi sebesar Rp 1.200 triliun. Pada awalnya banyak orang yang pesimis terhadap target ini apakah akan tercapai atau tidak. Saya dulu katakan berjanji bisa tercapai, dengan satu syarat 'kami mohon dukungan' Alhamdulillah kita mampu mencapai Rp 1.207,2 triliun," ujar Bahlil.

Tantangan kedua, yakni menyangkut dengan kondisi di dalam negeri. Pasalnya, tahun 2023 sudah memasuki tahun politik. Oleh karena itu, Bahlil meminta agar masyarakat tidak melakukan perdebatan politik yang tidak penting. Sebab, hal itu bisa menganggu stabilitas perekonomian.

"Kampret vs Cebong saya pikir tidak memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang baik, jadi penting untuk kita cari narasi yang baik dalam rangka di tahun politik. Semua ini dalam rangka membuat stabilitas negara kita bagus," pungkas Bahlil Lahadalia.


Realisasi Investasi 2022 Capai Rp 1.207 Triliun, Serapan Tenaga Kerja 1,30 Juta Orang

Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengikuti rapat kerja bersama di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/9/2022). Rapat kerja antara Komisi VI DPR, Kementerian BUMN, dan Kementerian Investasi tersebut membahas kinerja keuangan BUMN yang terdampak utang luar negeri serta perkembangan investasi di Indonesia pada 2021 dan 2022. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kinerja Menteri Investasi/kepala BKPM Bahlil Lahadalia patut diacungi jempol. Alasannya, target investasi sepanjang 2022 bisa dicapai bahkan terlampaui di tengah berbagai tantangan yang menghadang. 

Dalam konferensi pers Realisasi Investasi Triwulan IV Tahun 2022  yang berlangsung di Kementerian Investasi, Jakarta Pusat, Selasa (24/1/2023), Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa realisasi investasi sepanjang 2022 mencapai Rp 1.207,2 triliun. 

Angka tersebut tumbuh 34,0 persen (yoy) jika dibandingkan periode tahun sebelumnya. Selain itu, capaian tersebut juga telah melampaui target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi)yakni Rp 1.200 triliun.

“Target investasi kita tahun ini alhamdulillah mencapai target sebesar Rp 1.207,2 triliun,” kata Bahlil.

Tercapainya target investasi tersebut telah menghasilkan penyerapan tenaga kerja hingga 1.305.001 orang. “Ini di luar sektor UMKM, hulu migas dan di luar sektor keuangan,” sambungnya.

 


Sumber Investasi

Bahlil Lahadalia selaku Menteri Investasi Republik Indonesia/Kepala BKPM

Dilihat dari sisi sumber investasi, mayoritas berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak Rp654,4 triliun atau 54,2 persen. Angka ini mengalami pertumbuhan 44,2 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Investasi yang berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp552,8 triliun atau 45,8 persen. Investasi dari dalam negeri ini mengalami pertumbuhan 23,6 persen jika dibandingkan tahun 2021.

Sementara itu, dilihat dari sebaran realisasinya, investasi di luar Pulau Jawa semakin mendominasi. Kementerian Investasi mencatat realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar Rp636,3 triliun atau 52,7 persen, meningkat hingga 35,9 persen.

Sedangkan investasi yang masuk di Pulau Jawa sebesar Rp570,9 triliun atau 47,3 persen. Mengalami peningkatan 31,9 persen jika dibandingkan tahun lalu.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya