Modifikasi Motor, Kakak Adik di Banyuwangi Buka Warkop Pinggir Sawah

Mereka memodifikasi sepeda motornya menjadi sebuah warung kopi keliling. Uniknya, sepasang kakak adik itu menghadirkan tempat nongkrong baru dengan suasana bentangan alam persawahan.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 26 Jan 2023, 07:05 WIB
Anggel meracik kopi pesanan pelanggan di atas speda motor yang dimodifikasinya. (Hermawan Arifianto/Liputan6.com)

Liputan6.com, Banyuwangi - Membuka usaha tidak harus diawali modal besar, dengan keberanian dan tekad yang kuat dari modal kecil pun bisa diwujudkan.  Itu dibuktikan Teo Perdana (27) dan Angel (21), pemuda asal Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.

Mereka memodifikasi sepeda motornya menjadi sebuah warung kopi keliling. Uniknya, sepasang kakak adik itu menghadirkan tempat nongkrong baru dengan suasana bentangan alam persawahan.

Kreatifitas ini tercetus karena keterbatasan modal dan lahan untuk membuka usaha demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Teo Perdana mengaku, selain keterbatasan modal dan lahan, Ide tersebut muncul karena terinspirasi dari media sosial.

"Awalnya itu melihat konten di media sosial, kok banyak orang ngopi di pinggir sawah. Dari situ, saya dan adik memulai membuka usaha ini, meski dengan keterbatasan," ujarnya, Rabu (25/1/2023).

Hanya dengan sepeda motor, mereka menjajakan minuman ala warkop tersebut di jalan area persawahan persawahan Dusun Mangaran, Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo.

Konsep unik warkop sepeda motor ini nyatanya menarik minat banyak orang. Sasaran yang ditetapkannya pun tepat, yakni para muda-mudi. Karena di pinggir persawahan, suasana ngopi pun lebih syahdu.

"Kita berjualan berbekal papan dari kayu, terus mangkal di persawahan sana mulai jam 3 sore sampai menjelang maghrib," tukas Teo.

Ia bertutur, tak perlu modal besar untuk memulai bisnis yang sedang viral ini. Karena modalnya tidak sampai Rp 500 ribu namun menguntungkan.

"Kalau hari biasa kayak gini bisa lah menutupi modal untuk sehari. Tapi kalau hari Minggu pas liburan ini jalanan bisa full orang nongkrong," bebernya.

Angel menambahkan, memilih waktu di sore hari agar pelanggan yang datang bisa melihat matahari terbenam dari persawahan.

"Kalau sore, sambil menikmati langit senja dan orang-orang keluarnya lebih banyak itu pas sore," ucapnya.


Rp 5 Ribu Per Gelas

Warkop ala sepeda motor ala Anggel dan Teo (Hermawan Arifianto/Liputan6.com)

Tak perlu merogoh kocek yang mahal, pembeli bisa memesan menu kopi dan es hanya kisaran Rp 3 ribu - Rp 5 ribu. Sementara untuk aneka camilan dimulai dari harga Rp 500 rupiah saja.

Meski baru seminggu berjalan, warkop ala Teo dan Angel banyak disinggahi pemuda-pemudi Wongsorejo dan sekitarnya, bahkan ada yang datang dari Blimbingsari untuk sekadar menikmati kopi di pinggir sawah.

"Iya emang pengen ngerasain ngopi yang lagi viral ini. Eh ternyata di Banyuwangi ada. Ya sudah saya rela berkilo-kilometer datang kesini karenakan teman saja juga. Syahdu pol," ujar Acil, warga Blimbingsari.

Bagi pengunjung yang ingin merasakan nongkrong di warkop persawahan ini, jika datang dari arah Banyuwangi Kota, di sebelah utara SPBU Bajulmati, ada pertigaan, tinggal ambil arah kanan, lurus dan sampai ketemu area persawahan.

 

Infografis Akar Bajakah dari Kalimantan Bisa Sembuhkan Kanker? (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya