Liputan6.com, Jakarta Sepanjang tahun 2022 sampai awal 2023, Bank Indonesia tercatat menaikkan suku bunga acuan sebanyak enam kali, dari yang awalnya 3,5% menjadi 5,75% pada Januari 2023. Di tengah tren kenaikan suku bunga seperti saat ini, Surat Berharga Negara (SBN) dengan tipe imbal hasil (kupon) floating with floor (mengambang dengan tingkat minimum) semakin menguntungkan. Karena ketika suku bunga BI naik, maka imbal hasil SBN dengan tipe ini akan ikut naik. Sementara, ketika suku bunga BI turun, imbal hasilnya tidak ikut turun.
Sebagai contoh, SBR011 yang ketika ditawarkan pada 25 Mei-16 Juni 2022, imbal hasil awalnya adalah sebesar 5.5% per tahun. Sekarang, setelah suku bunga naik, imbal hasil untuk periode 11 Desember 2022-10 Maret 2023 naik menjadi 7,25% per tahun.
Advertisement
Head of Digital Marketing Bibit.id, Angie Anandita Tjhatra, juga membenarkan bahwa SBN dengan tipe floating with floor memang sangat banyak diminati. “Contohnya, saat masa penawaran ST009 di bulan November 2022, kuotanya selalu diborong habis dalam hitungan menit. Tentunya kami sangat bersyukur atas antusiasme yang tinggi dari investor dalam negeri terhadap produk SBN,” kata Angie.
Di awal tahun 2023, Kementerian Keuangan RI menerbitkan SBN seri SBR012 dengan tipe kupon floating with floor dengan masa penawaran di tanggal 19 Januari-9 Februari 2023. Ada yang baru dengan mekanisme penerbitan SBR012 tahun ini, di mana SBR012 diterbitkan dalam dua tipe produk, yakni SBR012-T2 dan SBR012-T4.
Untuk SBR012-T2 memiliki tenor dua tahun dengan imbal hasil 6,15% per tahun, floating with floor. Sementara itu, SBR012-T4 memiliki tenor empat tahun dengan imbal hasil 6,35% per tahun, floating with floor. Menariknya, di hari pertama masa penawaran SBR012, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) sehingga pada bulan Juni-Agustus 2023, imbal hasil SBR012-T2 dan SBR012-T4 akan naik menjadi masing-masing 6,4% dan 6,6%.
Dengan adanya dua tipe ini, Angie menyampaikan bahwa SBR012 merupakan alternatif investasi yang cocok dan menguntungkan untuk investor jangka pendek dan menengah karena apabila suku bunga acuan BI naik, imbal hasil kedua seri SBN ini juga akan ikut naik. Apabila suku bunga acuan BI turun, batas minimal imbal hasilnya tetap 6.15% per tahun untuk SBR012-T2 dan 6.35% per tahun untuk SBR012-T4, tidak kurang dari itu.
Masyarakat bisa berinvestasi SBR012 di Bibit dengan minimal pembelian Rp1 juta dan kelipatan 1 juta serta maksimal pembelian Rp5 miliar untuk SBR012-T2 dan Rp10 miliar untuk SBR012-T4. Selain imbal hasilnya yang menguntungkan, investor SBR012 dengan nilai investasi minimal Rp2 juta juga dapat mencairkan investasinya maksimal sebesar 50% sebelum jatuh tempo pada periode Early Redemption. Untuk SBR012-T2 dapat dicairkan sebesar maksimal 50% setelah satu tahun, sedangkan SBR012-T4 dapat dicairkan sebesar maksimal 50% setelah dua tahun berinvestasi.
Untuk berinvestasi SBN di Bibit, caranya sangat mudah. Investor cukup mengklik icon atau banner “Surat Berharga Negara (SBN)” di homepage aplikasi maupun website Bibit. Dalam hal ini, Bibit bermitra dengan Stockbit Sekuritas untuk mengelola pencatatan dan penyimpanan Rekening Dana Investor SBN milik investor. Nantinya, setelah investor melakukan pembayaran untuk transaksi SBN, investor akan menerima bukti transaksi berupa Bukti Penerimaan Negara (BPN). Di dalam BPN, terdapat Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) yang diterbitkan langsung oleh negara serta menjadi bukti kepemilikan SBN yang dibeli.
Sebagai Mitra Distribusi penjualan SBN yang secara resmi ditunjuk oleh Kementerian Keuangan RI, Bibit terus mendorong para investor untuk berinvestasi di produk SBN dan turut serta membangun negeri. “Melalui berbagai upaya yang kami lakukan, Bibit juga berhasil menjadi Mitra Distribusi kategori fintech dengan penjualan terbanyak pada penawaran Sukuk Ritel seri ST009 (11-30 November 2022), Obligasi Negara Ritel seri ORI022 (26 September-20 Oktober 2022), dan Surat Berharga Syariah Negara ritel seri SR017 (19 Agustus-14 September 2022) yang lalu,” tutup Angie.