Liputan6.com, Jakarta - Honda Motor Co mengatakan, pada Selasa (24/1/2023), akan membuat divisi baru dalam upaya untuk memperkuat dan mempercepat bisnis elektrifikasinya. Strategi tersebut, sebagai bagian dari perombakan struktur organisasinya.
Disitat Reuters, perombakan adalah bagian dari upaya pembuat mobil untuk mengejar ketinggalan di pasar yang tumbuh cepat untuk kendaraan listrik penuh, yang dipimpin oleh Tesla dan BYD.
Advertisement
Produsen mobil Jepang memiliki risiko tertinggal dari rival Eropa dan Amerika Serikat (AS) di pasar kendaraan listrik.
Dalam perubahan, yang efektif 1 April 2023, divisi baru Honda akan mengkonsolidasikan strategi elektrifikasi pembuat mobil Jepang, dan pengembangan mobil, sepeda motor dan produk listrik seperti generator.
Selain itu, Honda juga mengatakan akan menggabungkan enam operasi regional saat ini menjadi tiga, yang terdiri dari Amerika Utara, China dan wilayah terkait termasuk Jepang, seluruh Asia, dan Eropa.
"Mengintegrasikan ketiganya, adalah untuk dengan cepat mengembangkan implementasi pergeseran sumber daya sesuai dengan strategi barisan masa depan yang sejalan dengan percepatan elektrifikasi," ujar seorang juru bicara Honda dalam sebuah pengarahan.
Sementara itu, Honda mengantisipasi jajaran kendaraannya di Amerika Utara dan China akan hadir dengan ukuran sedang hingga besar. Sedangkan ukuran yang lebih kecil hingga menengah untuk wilayah lain.
Sebagai informasi, Honda pada tahun lalu menetapkan target untuk meluncurkan 30 model mobil listrik secara global, dan menghasilkan sekitar 2 juta unit per tahun pada 2030.
Kolaborasi Honda dan GS Yuasa untuk Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik
Sebagai salah satu produsen otomotif terbesar di dunia, Honda, terus melakukan kerja sama untuk menyongsong era elektrifikasi.
Kini, jenama asal Jepang tersebut turut berkolaborasi dengan GS Yuasa sebagai produsen accu untuk memproduksi baterai bagi mobil listrik.
Meski Honda dan GS Yuasa baru akan mendirikan perusahaan patungan tersebut pada akhir 2023, namun mereka telah sepakat untuk menyatukan visi dan misi dalam memproduksi baterai mobil listrik lithium dan lithiun-ion berkapasitas tinggi.
Adapun beberapa hal yang menjadi bahasan dari kolaborasi kedua perusahaan tersebut, mereka telah membaginya menjadi empat poin penting, antara lain:
1. Penelitian dan pengembangan baterai lithium-ion berkapasitas tinggi dengan output tinggi, terutama untuk penggunaan EV, dan metode produksi yang diperlukan
2. Pendirian dan pengelolaan kekayaan intelektual termasuk paten yang terkait dengan penelitian dan pengembangan bersama
3. Merencanakan produk yang memanfaatkan teknologi hasil penelitian dan pengembangan bersama, dan merencanakan saluran penjualan yang dibutuhkan
4. Merancang operasi produksi yang efisien termasuk rantai pasokan untuk bahan baku utama
Advertisement