Asupan Protein Hewani yang Tak Cukup Bisa Turunkan 34 Persen Hormon Pertumbuhan

Ternyata, protein hewani memainkan peranan penting untuk dapat mencegah stunting. Sehingga, pemenuhan gizi dari protein hewani jangan sampai terlewatkan.

oleh Diviya Agatha diperbarui 25 Jan 2023, 16:00 WIB
Pentingnya mengonsumsi protein hewani bagi anak-anak. | unsplash - tong nguyen van

Liputan6.com, Jakarta Hari ini, 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi Nasional 2023. Bila bicara soal gizi, maka sebenarnya akan begitu erat kaitannya dengan stunting dan pemenuhan asupan protein hewani.

Lho, mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan protein hewani merupakan sumber paling tinggi untuk asam amino esensial, yang tugasnya mengaktivasi mTORC.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Stunting Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof Dr Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K) mengonfirmasi bahwa konsumsi asam amino esensial memang akan mengaktivasi mTORC.

"Nah, mTORC ini akan memengaruhi pembentukan protein. Jadi kalau dia kurang, pembentukan protein kurang. Protein itu dipakai untuk apa? Protein itu dipakai untuk membuat pertumbuhan tulang, otot," ujar dokter yang akrab disapa Yanti dalam seminar media bersama IDAI bertema Peranan Protein Hewani dalam Mencegah Stunting di Indonesia ditulis Rabu, (25/1/2023).

"Sehingga (jika kadarnya kurang) anaknya mudah terjadi weight faltering, berat badan kurang, gizi kurang. Menghambat pembentukan sel darah, bisa anemia. Gangguan fungsi kekebalan tubuh sehingga mudah terjadi infeksi," tambahnya.

Namun, Yanti mengungkapkan bahwa selain dari jenis protein hewaninya yang harus lengkap berasal dari berbeda-beda sumber, jumlah protein hewani juga harus dicukupkan.

"Bukan hanya perlu lengkap. Dia jumlahnya pun harus lengkap. Penelitian memperlihatkan bahwa satu saja asam amino esensialnya berkurang, maka dia bisa menurunkan hormon pertumbuhannya 34 persen," ujar Yanti.


Asam Amino Esensial Harus Lengkap dan Jumlahnya Cukup

protein hewani | unsplash - louis hansel

Yanti mengungkapkan bahwa saat asam amino esensial anak sudah lengkap dan dibarengi dengan jumlahnya yang cukup, maka anak bisa terhindar dari risiko stunting dengan cukup tinggi.

"Padahal kalau semuanya itu benar-benar 50 persen. Artinya apa? Asam amino bukan hanya lengkap, tapi juga cukup sesuai RDA," kata Yanti.

Protein yang harus digunakan pun protein hewani. Hal tersebut lantaran jikalau menggunakan protein nabati, hasil asam amino esensial yang dihasilkan tidak setinggi dari protein hewani.

Yanti menambahkan, kurangnya kadar mTORC turut dapat menyebabkan terhambatnya pembentukan lemak yang berdampak pada linisasi sistem saraf, dan berujung pada menurunkan kecerdasan.

"Jadi kita lihat betapa pentingnya konsumsi asam amino esensial," kata Yanti.


Mengambil Asam Amino Esensial dari Protein Hewani

Ilustrasi anak (Foto: Pixabay/PixelLoverK3)

Lebih lanjut Yanti mengungkapkan bahwa sumber asam amino esensial dapat diperoleh paling tinggi dari protein hewani. Hal itulah yang menjawab pertanyaan soal pentingnya protein hewani dalam mencegah stunting.

"Sumber asam amino esensial ini kalau kita lihat itu adalah di protein hewani. Kita lihat dari kedelai, kacang-kacangan, semua rendah. Yang tinggi itu justru ada di protein hewani yang berasal dari susu, telur, ikan, ayam, dan sebagainya," ujar Yanti.

Bahkan Yanti menjelaskan, penelitian menunjukkan jikalau seorang anak mengonsumsi protein hewani lebih dari satu jenis dalam satu hari, maka risiko untuk stunting ikut mengalami penurunan.

"Kalau tiga jenis (berbeda) protein hewaninya, itu menjadi kurang 6,1 persen. Ini juga dibuktikan bahwa ada 49 negara yang angka stuntingnya tinggi, semua itu terkait dengan rendahnya kandungan protein hewani dalam mpasi-nya," kata Yanti.


Pentingnya Protein Hewani untuk Cegah Stunting

Ilustrasi Stunting. Foto: Ade Nasihudin Liputan6.com (9/11/2020).

Dalam kesempatan yang sama, turut hadir Ketua IDAI, dr Piprim Basarah Yanuarso. Menurutnya, pentingnya protein hewani baru digaungkan selama beberapa waktu belakangan ini. Padahal, protein hewani sebenarnya merupakan kata kunci yang sangat penting sejak dahulu untuk bantu mencegah stunting.

"Kata kunci protein hewani ini baru saja muncul. Padahal ini sebetulnya kata kunci yang sangat penting sejak dahulu --- Masalah stunting ini kuncinya harus keluar protein hewani," ujar Piprim.

Lagi-lagi, hal ini lantaran protein hewani erat kaitannya dengan aktivasi mTORC.

"Ketika asam amino esensial yang berasal dari protein hewani itu rendah, mTORC ini tidak aktif. Tapi ketika kadar asam amino esensialnya cukup tinggi, maka saklar pertumbuhan ini terpicu, di switch on," kata Piprim.

"Kemudian pertumbuhan anak-anak tersebut berlangsung dengan baik. Termasuk pertumbuhan linear, tumbuh badan, pertumbuhan otaknya, pertumbuhan ususnya, sistem imunnya, dan lain-lain."

Infografis peranan penting orang tua dalam pengasuhan anak (parenting) Source: Kementerian Sosial Reublik Indonesia

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya