Studi: Minyak Esensial Aroma Mawar Efektif Kurangi Stres saat Bekerja

Studi tentang efek penggunaan minyak esensial aroma mawar itu disebut kabar baik bagi pendukung pengobatan natural.

oleh Geiska Vatikan diperbarui 27 Jan 2023, 04:01 WIB
Ilustrasi Minyak Esensial / Essential Oil (sumber: pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa aroma minyak esensial mawar bisa menghilangkan stres. Sejumlah peneliti di Iran menyimpulkan bahwa kebiasaan mencium aroma tersebut dapat secara efektif kurangi stres saat bekerja dalam sebuah percobaan yang menganalisis dampak aroma pada perawat.

"Selama dihirup, molekul minyak atsiri menstimulasi saraf penciuman yang berhubungan langsung dengan sistem limbik dan bertanggung jawab terhadap emosi," tulis penulis riset, dikutip dari laman The New York Post pada Rabu, 25 Januari 2023.

Para peneliti juga menyebutkan bahwa minyak esensial dapat mengurangi stimulasi simpatik, yaitu sistem saraf otonom yang bekerja di luar kesadaran tubuh. Pada akhirnya, kebiasaan menghirup minyak aroma mawar bisa menurunkan stres pada seseorang, terutama disebabkan oleh tuntutan pekerjaan.

Studi tersebut melibatkan 120 perawat yang dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan aroma minyak, yakni mawar, lavender, dan biji wijen sebagai plasebo. Sepanjang uji coba, para peserta tidak mengetahui aroma apa yang mereka terima dalam dosis 0,5 ml dalam botol yang diikatkan ke kancing baju pertama mereka masing-masing saat sebelum bekerja.

Setiap peserta akan menghirup aroma tersebut dengan jarak kurang lebih 20 cm dari hidung mereka. Hal ini sengaja dilakukan agar mereka terpapar aroma minyak selama dua jam sehari dalam kurun waktu empat minggu.

Hasilnya, aroma mawar dan lavender dapat membantu mengurangi stres. Namun, minyak aroma lavender dinilai tidak signifikan dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan minyak mawar.

"Aromaterapi menggunakan aroma mawar berefek positif pada stres kerja perawat dalam jangka panjang," tulis peneliti. "Aromaterapi sebagai metode yang aman dan non-farmakologi disarankan untuk digunakan oleh perawat guna meningkatkan kenyamanan diri di tempat kerja."


Kabar Baik

Ilustrasi minyak esensial oil (Photo: Priscilla Du Preez/ Unsplash)

Para peneliti menyatakan penelitian lebih lanjut diperlukan meski mereka menemukan hasil positif. Hasil studi itu dinilai sebagai kabar baik bagi para pendukung efek penyembuhan natural, terutama minyak esensial. Belakangan, minyak esensial semakin populer di kalangan masyarakat.

Penjualan minyak atsiri di pasar global diperkirakan bernilai 8,8 miliar dolar AS, setara dengan Rp131 triliun. Bahkan, penjualan tersebut diperkirakan akan meroket menjadi Rp229 triliun dalam jangka waktu lima tahun ke depan.

Minyak esensial untuk aromaterapi juga disebut sebagai kunci dalam kesehatan dan kesejahteraan. Misalnya, digunakan saat pijat atau diuapkan dengan diffuser yang ada di rumah. Menurut penelitian, hal ini dapat memengaruhi otak dan sistem syaraf. Dalam penelitian juga disebutkan bahwa minyak esensial dapat digunakan untuk mengobati penyakit tertentu dan membuat seseorang tidur dengan lelap. 

Melansir kanal Citizen 6 Liputan6.com, penggunaan minyak esensial selain bisa meredakan stres, juga dapat meningkatkan hormon serotonin. Serotonin merupakan hormon yang dapat membuat perasaan menjadi stabil dan bahagia. Selain itu, serotonin juga berfungsi untuk komunikasi antarsel di dalam otak. Kekurangan serotonin bisa membuat suasana hati menjadi buruk.


Tingkatkan Mood

Ilustrasi minyak esensial lavender untuk menyuburkan rambut tanpa transplantasi (dok.pexels)

Dalam artikel di jurnal Frontiers in Pharmacology disebutkan bahwa minyak esensial dapat meningkatkan serotonin dan membuat mood menjadi lebih baik. Minyak esensial mampu membuat perasaan menjadi lebih baik, terutama minyak lavender.

Selain menggunakan minyak esensial, pijat refleksi juga bisa meningkatkan serotonin. Beberapa studi mengatakan bahwa pijat refleksi bisa meningkatkan horon serotonin.

Pijat selama 60 menit terbukti bisa menurunkan hormon kortisol, yaitu hormon yang diproduksi ketika tubuh sedang stres. Penurunan hormon kortisol memicu peningkatan serotonin dalam tubuh. Selain itu, melakukan pijat refleksi juga membuat tubuh menjadi rileks dan lebih tenang.

Melansir dari Clevel and Clinic, menurut spesialis kedokteran integratif, Yufang Lin penggunaan minyak esensial harus tetapi hati-hati dan tidak menggunakannya secara rutin. Berikut adalah cara yang bisa Anda lakukan.

 


1. Menggunakan Diffuser  

Ilustrasi minyak esensial. Sumber foto: unsplash.com/Tiara Leitzman.

 

Menurut dr. Lin, penggunaan minyak esensial dengan cara disebar lebih mudah dan tepat untuk mengubah suasana hati Anda. "Saat Anda menarik napas, aroma minyak segera merangsang sistem saraf pusat Anda dan memicu respons emosional," tuturnya.

Campur minyak esensial dan air dalam diffuser dan nyalakan. Diffuser adalah perangkat yang menyebarkan partikel minyak kecil di sekitar ruangan sehingga Anda dapat menghirupnya. Ikuti petunjuk diffuser Anda untuk mendapatkan rasio minyak esensial dan air yang tepat.

2. Mengoleskan ke Kulit

Anda juga dapat memperoleh manfaatnya dengan mengoleskan minyak esensial langsung ke kulit yang nantinya akan diserap ke dalam tubuh Anda. Namun, dr. Lin memperingatkan untuk tidak langsung mengoleskan sebagian besar minyak esensial ke kulit Anda tanpa mengencerkannya.

Untuk penggunaannya, Anda perlu mengencerkan minyak esensial dengan minyak kelapa atau jojoba untuk menghindari iritasi kulit. Anda bisa memasukkan ke dalam botol rollerball kecil untuk mempermudah. 

3. Minum Teh atau Suplemen

Saat ini, beberapa orang memasukkan minyak esensial ke dalan teh dan suplemen. Namun, dr. Lin menyarankan untuk diarahkan oleh herbalis karena kandungan minyak esensial sangat kuat dan mungkin berbahaya.

Infografis 12 Cara Sehat Hadapi Stres Era Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya