Liputan6.com, Cirebon - Cirebon memiliki sajian khas yang diberi nama nasi jamblang. Sesuai namanya, kuliner ini lahir dari salah satu desa yang berada di Cirebon, yakni Desa Jamblang.
Seperti halnya makanan khas lainnya, nasi jamblang juga memiliki sejarahnya tersendiri. Konon, kemunculan nasi jamblang hampir berbarengan dengan kejadian pembuatan jalan raya Anyer-Panarukan yang diinisiasi oleh Jenderal Daendels.
Tak heran, pembangunan jalan tersebut juga melibatkan banyak masyarakat Cirebon. Sayangnya, karena upah yang tak layak menyebabkan banyak pekerja yang meninggal karena kelaparan.
Baca Juga
Advertisement
Meski beberapa pekerja membawa nasi dari rumah, tetapi nasi tersebut akan basi setelah 10 jam jika tidak dimakan atau dihangatkan. Untuk mengatasi hal ini, warga Jamblang pun mencari cara agar nasi tidak cepat basi.
Mereka kemudian membungkus nasi dengan daun jati. Nasi tersebut bahkan bisa bertahan hingga tiga hari dengan catatan tetap terbungkus dalam daun jati.
Dari sinilah nasi jamblang lahir. Bahkan, dulunya nasi ini juga kerap dijadikan bekal pasukan gerilya agar tak kekurangan makanan saat bersembunyi dari pasukan Belanda. Lambat laun, masyarakat Jamblang mulai menjadikan nasi bungkus daun jati sebagai salah satu mata pencaharian.
Mereka pun mulai berjualan di pasar untuk menjajakan basi jamblang ini. Nasi jamblang Cirebon biasanya disajikan dengan aneka lauk-pauk, seperti cumi bertelur, pepes rajungan, ikan panjelan, dan sambal.
Porsinya yang pas pun sangat cocok disantap di pagi hari sebelum memulai aktivitas. Berkat berbagai inovasi, nasi jamblang kini juga disajikan dengan berbagai pilihan lauk pauk yang lebih variatif dan menjadi salah satu pilihan kuliner Cirebon.
(Resla Aknaita Chak)