Liputan6.com, Jakarta Dalam momen Hari Gizi Nasional 2023, dokter mengingatkan pentingnya menjaga pola makan gizi seimbang dengan tambahan zat besi dan vitamin.
“Penting untuk dipahami bahwa mikronutrien merupakan vitamin dan mineral yang berperan dalam proses tumbuh kembang anak serta membantu menjaga kesehatan anak, baik fisik maupun kognitif," kata dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik, Cut Nurul Hafifah dalam keterangan pers, Kamis (26/1/2023).
Advertisement
Vitamin dan mineral untuk anak yang dimaksud diantaranya seperti zat besi, kalsium, atau vitamin A, B, C, atau D. Berbagai vitamin dan mineral ini memungkinkan tubuh untuk memproduksi enzim, hormon, dan zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk bertumbuh dan berkembang secara optimal, lanjut Nurul.
"Bila kebutuhan mikronutrien ini tidak terpenuhi, anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit serta memiliki perkembangan fisik dan kemampuan kognitif yang buruk. Beberapa masalah kesehatan yang terkait defisiensi mikronutrien tertentu pun bisa terjadi. Misalnya, anemia pada anak akibat kekurangan zat besi, hingga stunting dan bahkan bisa menyebabkan hidden hunger," katanya.
Lebih lanjut, Cut mengatakan, “Defisiensi mikronutrien atau disebut juga dengan hidden hunger merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi atau malnutrisi pada anak. Kondisi ini terjadi ketika anak tidak mendapat asupan vitamin dan mineral esensial yang sesuai dengan kebutuhannya."
Data Food and Agriculture Organization (FAO) menyebutkan, sebanyak 2 miliar orang atau sekitar satu dari tiga orang mengalami defisiensi mikronutrien. Bahkan, kondisi ini sering memengaruhi anak-anak, terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak atau hingga usia 2 tahun. Kondisi ini juga menyebabkan kematian lebih dari 1 juta anak usia dibawah 5 tahun setiap tahunnya akibat kekurangan mikronutrien.
Cara Memenuhi Kebutuhan Gizi pada Anak
Banyak cara agar bisa memenuhi kebutuhan asupan mikronutrien pada anak, misalnya untuk memenuhi kebutuhan zat besi bisa dengan memberikan asupan protein hewani.
“Dengan mengonsumsi protein hewani maka sekaligus bisa memenuhi kebutuhan zat besi anak sehingga bisa mencegah anemia bahkan stunting," ungkap Cut.
Adapun sumber makanan yang mengandung protein hewani dan zat besi dapat diperoleh dengan mudah misalnya pada daging merah, ayam, hati, ikan, dan telur. Namun tidak hanya protein hewani dan zat besi saja.
"Untuk membantu penyerapan yang maksimal dibutuhkan kombinasi yang tepat antara protein hewani, zat besi dan vitamin C dalam menu makanan anak sehari-hari agar penyerapan nutrisi di dalam tubuh, terutama zat besi bisa meningkat hingga dua kali lipat," jelas Cut.
Untuk itu, bisa dilengkapi juga dengan susu pertumbuhan yang difortifikasi dengan kombinasi zat besi dan vitamin C. Dengan penyerapan nutrisi yang maksimal, bisa membantu anak meningkatkan pertumbuhan otak dan kemampuan belajar, pertumbuhan fisik, perkembangan motorik dan sensorik, serta daya tahan tubuh,” ujarnya.
Advertisement
Edukasi dan Kolaborasi Semua Pihak
Untuk terus mendukung pemerintah dalam menurunkan tingkat stunting di Indonesia, diperlukan edukasi dan kolaborasi semua pihak.
Dokter spesialis anak dan co-founder Tentang Anak, Mesty Ariotedjo menyampaikan, kolaborasi semua pihak dapat mengedukasi lebih banyak lagi orang tua agar memahami tentang pentingnya asupan zat besi. Penyerapan zat besi akan lebih baik dengan bantuan vitamin C, yang perannya sangat penting untuk perkembangan optimal anak, terutama untuk perkembangan otak dan kecerdasan si kecil.
Indonesia masih menghadapi permasalahan stunting, dimana 1 dari 4 anak di Indonesia mengalami stunting. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan masih tingginya angka stunting di Indonesia, di antaranya masih buruknya status gizi anak Indonesia, dimana anemia masih dialami sekitar 1 dari 3 anak berusia di bawah 5 tahun di Indonesia. Anemia sebagian besar dapat disebabkan karena kekurangan zat besi.
Kondisi ini juga diperparah dengan masih kurangnya konsumsi protein masyarakat Indonesia termasuk dalam hal konsumsi daging, telur, susu maupun produk turunannya.
Hal tersebut berampak pada 47,5 persen anak usia di bawah 2 tahun yang belum konsumsi makanan gizi seimbang terutama protein. Padahal, kekurangan zat besi dan protein hewani dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk perkembangan dan pertumbuhan yang tidak optimal, dan peningkatan risiko infeksi pada anak yang bisa berujung pada kondisi stunting.
Riset dan Inovasi Gizi
Corporate Communication Director Danone SN Indonesia, Arif Mujahidin mengatakan Danone memiliki komitmen mendukung perbaikan gizi dan pemenuhan gizi seimbang pada anak. Maka ikut juga melakukan edukasi secara berkesinambungan.
"Untuk membantu menjawab tantangan kebutuhan gizi pada anak di Indonesia, kami juga secara berkesinambungan memberikan edukasi mengenai pentingnya pemenuhan gizi untuk mewujudkan generasi maju. Hal ini kami lakukan untuk memastikan bahwa kehadiran kami dapat memberikan dampak kesehatan ke sebanyak mungkin masyarakat dunia dan khususnya untuk menciptakan generasi emas Indonesia," kata Arif.
Pada 2023 ini, melalui Hari Gizi Nasional 2023 Pemerintah mengampanyekan cegah stunting dengan protein hewani. Kolaborasi Danone bersama Tentang Anak merupakan salah satu bentuk komitmen Danone SN Indonesia dalam mendukung pemerintah di Hari Gizi Nasional untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya asupan makanan yang kaya akan protein hewani, dilengkapi dengan kombinasi unik zat besi dan vitamin C guna mendukung tumbuh kembang maksimal anak.
“Diharapkan melalui inisiatif tersebut, lebih banyak lagi masyarakat yang teredukasi tentang pola makan dengan gizi seimbang dalam upaya mencegah sunting agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dengan optimal untuk jadi anak generasi maju,” tutup Arif.
Advertisement