Liputan6.com, Jakarta - Samudera Indonesia Tbk (SMDR) akan melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split dengan rasio 1:5. Nilai nominal lama yakni Rp 25 per saham dengan total saham 3.275.120.000 lembar.
Usai stock split, nilai nominal saham akan berubah menjadi Rp 5 per saham dengan total saham menjadi 16.375.600.000 lembar.
Advertisement
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (25/1/2023), tanggal efektif stock split dijadwalkan pada 31 Januari 2023. Akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di seluruh pasar pada 30 Januari 2023. Mulai perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan negosiasi yakni pada 31 Januari 2023.
Sedangkan mulai perdagangan saham dengan nilai baru d pasar tunai pada 2 Februari 2023. Rencana ini telah mendapat restu pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu, 9 November 2022.
Mulanya, aksi ini dijadwalkan untuk terlaksana pada kuartal IV 2022. Namun untuk suatu alasan, manajemen mengumumkan bahwa stock split ditunda. Mengutip pemberitaan Liputan6.com sebelumnya, terdapat tiga alasan Samudera Indonesia melakukan stock split.
Antara lain untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan, meningkatkan jumlah saham perseroan yang beredar di masyarakat serta membantu meningkatkan daya tarik investor atas saham perseroan dengan menjadikan harga saham menjadi lebih terjangkau terutama bagi para investor ritel dan juga dapat meningkatkan eksposur perseroan.
Selain itu, merujuk dari data-data pada aksi korporasi pemecahan saham Samudera Indonesia (stock split) yang telah dilakukan oleh perseroan pada 2017 sebelumnya dengan rasio 1:20, perseroan mendapati adanya peningkatan volume perdagangan harian saham usai aksi tersebut. Yakni dari rata-rata 2 juta transaksi saham per hari menjadi 6 juta transaksi saham per hari.
Samudera Indonesia Siapkan Belanja Modal Rp 2,29 Triliun pada 2023
Sebelumnya, emiten pelayaran dan kapal, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar USD 150 juta atau setara dengan Rp 2,29 triliun (asumsi kurs Rp 15.327 per dolar AS) pada 2023.
"Kami akan gunakan belanja modal untuk menambah kapasitas yang dibutuhkan dalam melayani pelanggan, misalnya menambah kapal, menambah fasilitas logistik, seperti lahan dan pergudangan, truk dan alat berat lainnya," kata Direktur Utama Samudera Indonesia, Bani Maulana Mulia kepada Liputan6.com, Kamis, 12 Januari 2023.
Di sisi lain, Samudera Indonesia juga melihat prospek kinerja keuangan perusahaan positif pada tahun ini. Bani optimistis bisa mencapai hasil yang baik pada 2023.
"Memang kinerja "extraordinary" (luar biasa) terjadi pada 2021 dan 2022, akibat efek berbagai faktor dalam masa pandemi, dan menghasilkan kinerja yang luar biasa," kata Bani.
Advertisement
Bidik Pertumbuhan Kinerja Keuangan Optimal pada 2023
Bani mengaku, untuk mengulang hal tersebut tentu tidak mudah, dan kemungkinan besar tidak berulang pada 2023. Bahkan, semua faktor juga bisa memberikan dampak terhadap kinerja SMDR itu sendiri.
"Semua faktor bisa berdampak terhadap kinerja, yang utama bagi kami adalah bagaimana mengendalikan perusahaan dengan mengambil keputusan yang tepat di saat (momentum atau timing) yang tepat juga, ini paling penting dalam bisnis kami," kata dia.
Menurut ia, prospek pada 2023 masih jauh lebih baik dibandingkan dengan masa-masa sebelum pandemi COVID-19.
"Kami optimistis hasilnya lebih baik dari tahun-tahun sebelum 2021," kata dia.
Dengan demikian, Samudera Indonesia membidik pertumbuhan pendapatan dan laba semaksimal mungkin pada 2023.
"Kami akan usahakan semaksimal mungkin mencapai tingkat tertinggi, namun realistis nya tidak akan lebih tinggi dari 2022. Target pendapatan tetap lebih tinggi dari masa sebelum pandemi, dan tentunya begitu juga dengan target laba," ujar dia.