Jawa Barat Punya Pusat Distribusi Pangan, Ini Sederet Fungsinya

Jawa Barat kini memiliki Pusat Distribusi Provinsi (PDP) untuk menjamin ketersediaan pangan di daerah.

oleh Arief Rahman H diperbarui 26 Jan 2023, 20:21 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Jawa Barat kini memiliki Pusat Distribusi Provinsi (PDP) untuk menjamin ketersediaan pangan di daerah. Nantinya, berfungsi sebagai pusat simpan pangan untuk kepentingan di daerah Jawa Barat. (Dok. Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Jawa Barat kini memiliki Pusat Distribusi Provinsi (PDP) untuk menjamin ketersediaan pangan di daerah. Nantinya, berfungsi sebagai pusat simpan pangan untuk kepentingan di daerah Jawa Barat.

Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional atau NFA Sarwo Edhy mengambut baik adanya PDP ini. Dia mengatakan, program pembangunan fasilitas distribusi pangan ini dapat menjadi percontohan. Sehingga diharapkan bisa dibangun di banyak tempat sebagai penyangga pangan provinsi dan nasional.

“Kami mengapresiasi pembangunan PDP ini, pembangunan pusat distribusi ini sejalan dengan tujuan dan tugas NFA dalam menjamin ketersediaan pangan. Apabila pangan daerah kuat maka pangan nasional pun akan kuat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (26/1/2023).

Keberadaan PDP juga dapat mendukung upaya NFA mendorong ketersediaan neraca pangan daerah. Dengan adanya PDP, maka daerah dapat lebih leluasa mengatur penyerapan, penyimpanan, dan pendistribusian pangannya.

Sehingga diharapkan penghitungan neraca pangan yang terkait dengan produksi, stok, dan kebutuhan pun dapat terlaksana di daerah secara akurat dan berkelanjutan. Seperti diketahui, NFA Memiliki tugas menyusun Neraca Pangan satu tahun untuk 11 komoditas pangan strategis, seperti beras, jagung, kedelai, cabai, bawang, telur, daging ayam ras, daging ruminansia, gula konsumsi, minyak goreng, dan ikan.

“Kita selalu menghitung berapa produksi dalam negeri, stok awal sebagai stok nasional, dan berapa kebutuhannya untuk 11 komoditas tersebut. Apabila positif komoditas tersebut dapat kita ekspor dan kalau minus neracanya dipersiapkan pengadaan dari luar. Keberadaan Neraca Pangan membantu kita mengambil kebijakan yang tepat. Sebelumnya, di tahun 2022, kita juga sudah meminta seluruh daerah wajib memiliki Neraca Pangan di tahun 2023,” paparnya.

Sarwo berharap, kedepannya PDP ini bukan hanya melakukan aktivitas penyerapan, penyimpanan, dan pendistribusian untuk komoditas beras saja, tetapi juga meliputi 11 bahan pokok penting tersebut.

“Kami berharap secara bertahap PDP Jawa Barat bisa melakukan penyerapan, penyimpanan, dan pendistribusian 11 bahan pokok penting. Kami sangat mendukung dan siap melakukan kerja sama,” ungkapnya.

 

 


Dikelola BUMD

Harga pangan dan sayuran terpantau masih naik di awal 2023 di Pasar Tigaraksa Tangerang. Foto: Liputan6.com/Nita

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam sambutannya mengatakan, fasilitas gudang PDP ini dikelola dan dikembangkan oleh PT Agro Jabar, BUMD Jawa Barat yang bergerak di sektor pertanian. Fasilitas distribusi tersebut merupakan bagian dari strategi untuk mengendalikan ketersediaan dan harga bahan pangan hingga inflasi di wilayah Jawa Barat.

Diharapkannya, keberadaan PDP seluas 6 hektar yang berlokasi di Jalan Raya Purwakarta - Subang Km 14, Kampung Cisantri, Desa Cilandak, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta ini dapat memenuhi kebutuhan pangan di Jawa Barat. Sehingga nantinya masyarakat tak perlu lagi merasakan kenaikan harga yang signifikan.

"Ini adalah benteng pertahanan terhadap krisis pangan. Nanti semua pangan yang jadi kebutuhan warga atau cadangannya akan disimpan di sini," ujarnya.

 

 

 


Jadi Prioritas

Aktivitas pedagang di pasar Senen, Jakarta, Jumat (23/12/2022). Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menjelaskan, menghadapi Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, Pemprov DKI Jakarta terus meningkatkan sinergi untuk menjaga ketahanan pangan. Dia pun memastikan bahwa pasokan kebutuhan pangan yang berkualitas untuk masyarakat Jakarta dalam kondisi stabil, serta harga pangan tetap terjaga dan terjangkau oleh masyarakat Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi pada kesempatan berbeda mengatakan, pembangunan fasilitas logistik dan distribusi pangan di daerah harus menjadi prioritas mengingat tantangan pemenuhan pangan kedepan yang semakin ketat.

Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo dalam peresmian Bendungan Sadawarna, 28 Desember 2022 lalu, yang mengatakan, pembangunan fasilitas untuk mendorong produktivitas pangan harus ditingkatkan sehingga ketahanan dan kemandirian pangan Indonesia semakin baik.

“Arahan presiden jelas untuk memperkuat pangan. Kita ketahui di tahun 2023 ini mengemuka isupotensi krisis pangan global, sudah seharusnya kita secara aktif dan masif menyiapkan strategi dan melakukan berbagai langkah mitigasi. Salah satunya dengan memperkuat fasilitas logistik dan distribusi pangan di seluruh daerah. Langkah yang dilakukan provinsi Jawa Barat ini sudah tepat,” ujar Arief.

 


Siap Kolaborasi

Aktivitas pedagang di pasar Senen, Jakarta, Jumat (23/12/2022). Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menjelaskan, menghadapi Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, Pemprov DKI Jakarta terus meningkatkan sinergi untuk menjaga ketahanan pangan. Dia pun memastikan bahwa pasokan kebutuhan pangan yang berkualitas untuk masyarakat Jakarta dalam kondisi stabil, serta harga pangan tetap terjaga dan terjangkau oleh masyarakat Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Arief mengatakan, dalam penguatan sarana logistik dan distribusi pangan ini, NFA siap berkolaborasi dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Asosiasi, serta segenap stakeholder pangan.

Menurutnya, tahun 2022 NFA telah memulai dengan menyalurkan sarana untuk memperpanjang umur simpan pangan berupa rantai dingin yang terdiri dari cold storage, air blast freezer, dan reefer container, serta sarana pengering produk heat pump dryer.

Sarana tersebut disalurkan ke sentra produksi pangan di 8 (delapan) provinsi. Untuk Jawa Barat sendiri, sebagai sentra pangan nasional, NFA telah menyerahkan 6 (enam) unit sarana rantai dingin dan pengering produk, antara lain di sentra cabai dan bawang di Kabupaten Bandung serta daging ayam di Kabupaten Cianjur dan Ciamis.

“Kita juga bersama Pemprov NTB dan pihak swasta telah menginisiasi pembangunan Infrastruktur Pelabuhan untuk mendukung pendistribusian jagung di Teluk Santong, Sumbawa. Fasilitas logistik dan distribusi semacam ini sangat penting untuk penguatan pangan jangka Panjang,” jelasnya.

INFOGRAFIS JOURNAL_Konflik Ukraina dan Rusia Ancam Krisis Pangan di Indonesia? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya