PKS: Penjajakan Koalisi dengan Nasdem Tak Buntu, Butuh Kesabaran

Juru Bicara PKS Muhammad Kholid mengatakan, tidak ada jalan buntu penjajakan koalisi bersama Nasdem, hanya perlu kesabaran dan kedisiplinan.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jan 2023, 10:09 WIB
Presiden PKS Ahmad Syaikhu (tengah) didampingi Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (tengah kiri) saat menyampaikan keterangan pers usai pertemuan di Nasdem Tower, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Petinggi PKS mengunjungi Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh untuk menjajaki koalisi guna memenuhi persyaratan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold 20 persen. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menghormati sikap Partai Nasdem yang tengah mencari alternatif partai koalisi untuk mengusung Anies Baswedan. Juru Bicara PKS Muhammad Kholid mengatakan, tidak ada jalan buntu penjajakan koalisi bersama Nasdem, hanya perlu kesabaran dan kedisiplinan.

"Tidak ada jalan buntu, Insyaallah ada jalan terbuka. Butuh kesabaran dan kedisiplinan," ujar Kholid dikutip Kamis (26/1/2023).

PKS optimistis akan ada titik temu bersama Nasdem untuk mengusung Anies Baswedan. Kata Kholid, hanya tinggal selangkah lagi koalisi perubahan terbentuk.

"Kami sih optimis akan ada titik temu kesepakatan, tinggal selangkah lagi," ujar dia.

Namun, PKS juga menghormati sikap Nasdem yang berupaya mencari penjajakan koalisi alternatif. Setiap partai punya independensinya.

"Kami juga hormati pilihan Nasdem terkait poros alternatif. Karena setiap partai independen dengan sikapnya," jelas Kholid.

Sebelumnya, Partai Nasdem mencari alternatif lain untuk penjajakan koalisi yang mengusung Anies Baswedan. Nasdem membuka peluang koalisi di luar dengan Demokrat dan PKS.

"Ketika kemudian ini terhambat dengan persyaratan yang tidak mungkin kita penuhi, tentunya kita harus punya alternatif-alternatif," ujar Wakil Ketua Umum Nasdem Ahmad Ali ketika dihubungi, Selasa 24 Januari 2023.


Nasdem Akan Sambangi Sekber Gerindra-PKB Siang Ini

Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin memberikan keterangan saat peresmian Sekretariat Bersama (Sekber) di Jalan Jl. Ki Mangunsarkoro No. 1, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (23/1/2023). Prabowo menyebut peresmian Sekber sebagai pertanda bahwa koalisi PKB-Gerindra solid. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Partai Nasdem akan mendatangi Sekretariat Bersama Gerindra-PKB pada Kamis siang ini (26/1/2023). Nasdem menjadi tamu pertama Sekber Gerindra-PKB yang baru diresmikan tiga hari lalu.

"Siang ini kami akan menerima kawan-kawan Nasdem yang mau silaturahmi ke Sekber Gerindra-PKB. Sebagai tamu pertama, kami akan terima dengan senang hati," ujar Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB Syaiful Huda, Kamis.

Belum diketahui apa agenda khusus Nasdem mengadakan pertemuan dengan Gerindra-PKB. Menurut pengurus Nasdem, akan dilakukan silaturahmi. "Ya hendak bersilaturahmi, tapi apakah akan ada pembicaraan terkait persiapan Pemilu 2024, nanti tunggu saja hasil pertemuannya," kata dia.

Koalisi Gerindra-PKB membuka seluas-luasnya komunikasi dengan partai politik lain menjelang Pemilu 2024 sesuai Piagam Koalisi. Koalisi Gerindra-PKB terbuka menerima tambahan anggota baru koalisi.

"Jadi kalau ada yang mau bergabung untuk mencari peluang-peluang terbaik untuk Indonesia lebih baik kami akan sangat terbuka," kata Huda.


Pastikan Anies Jadi Bacapres, AHY Ajak NasDem dan PKS Bentuk Sekretariat Perubahan

Calon Presiden yang diusung dari NasDem Anies Baswedan menyambangi DPP Demokrat untuk bertemu dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Foto: Hadha Bayhaqi/Merdeka.com).

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengajak Partai Nasdem dan PKS untuk segera membentuk Sekretariat Perubahan. Tujuannya, sebagai pembuktian koalisi yang dibangun bersama benar-benar serius.

"Koalisi Demokrat, PKS, dan Nasdem dipersatukan oleh visi dan semangat yang sama, senasib dan seperjuangan untuk mengemban amanah rakyat yang menginginkan perubahan dan perbaikan pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," kata AHY dalam siaran pers diterima, Kamis (26/1/2023).

AHY menegaskan, koalisi Demokrat, PKS, dan Nasdem bukan untuk politik transaksional dan pragmatisme. AHY menyatakan, kerja tim kecil Koalisi Perubahan sudah mendekati tahap final.

"Dengan rentang waktu komunikasi lebih dari enam bulan, sudah cukup untuk mengambil keputusan yang penting dan fundamental," yakin AHY.

AHY mengungkap, salah satu tahap final dan fundamental adalah soal Bakal Calon Presiden (Bacapres). AHY meyakini, sudah ada kesamaan cara pandang dari ketiga partai koalisi untuk mengusung Anies Baswedan sebagai Bacapres 2024.

"Bagi Demokrat, Mas Anies adalah Tokoh Perubahan dan Perbaikan," ujar AHY.


Sosok Pendamping Diserahkan ke Anies

Calon Presiden yang diusung dari NasDem Anies Baswedan menyambangi DPP Demokrat untuk bertemu dan bersilahturahmi politik dengan Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Foto: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com).

AHY melanjutkan, sosok bakal calon wakil presiden (Bacawapres) yang akan diusung memang menjadi kewenangan Anies Baswedan. Sebagaimana telah diketahui, Partai Nasdem menyerahkan hak itu kepada Anies Baswedan.

Meski begitu, Demokrat dan PKS masing-masing dipastikan memiliki hak untuk menyampaikan aspirasi agar kader utamanya dapat diusung sebagai Bacawapres.

"Sebagai aspirasi selaku calon anggota koalisi, itu wajar. Jangan sampai faktor penentuan Bacawapres ini justru menjadi hal yang menghambat bagi terbentuknya Koalisi Perubahan," pungkas AHY.

  

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

Infografis Nomor Urut 18 Parpol Peserta Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya