Liputan6.com, Bali - Melukat menjadi salah satu alternatif wisata spiritual di Bali. Melukat merupakan ritual pembersihan dan penyucian diri.
Bahkan melukat dapat dilakukan oleh siapa pun. Sebab, ritual ini diyakini bermakna membersihkan jiwa dari hal-hal negatif, seperti kecemasan dan mimpi buruk.
Ritual melukat diebut-sebut dapat menjadi salah satu metode healing yang ampuh. Selain itu secara filosofi untuk membersihkan diri lahir batin, melukat akan membuat seseorang merasa lebih fresh dan tenang.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut rekomendasi tempat melukat di Bali.
Baca Juga
Advertisement
1. Pura Tirta Empul
Pura Tirta Empul merupakan salah satu pura di Bali yang sering dikunjungi wisatawan. Pura ini dikenal sebagai tempat melukat, baik bagi wisatawan maupun warga setempat.
Pura yang terletak di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, ini terkenal karena memiliki banyak pancuran sebanyak 14 pancuran. Pura ini memiliki sumber mata air atau kelebutan yang jernih di bagian halaman tengah pura.
Mata air ini dianggap suci dan dialirkan ke kolam permandian. Air inilah yang dipakai untuk pembersihan diri oleh masyarakat yang ingin melukat.Harga tiket masuk bagi wisatawan nusantara mulai Rp 30.000 untuk dewasa dan mulai Rp 25.000 untuk anak-anak.
Sebagai catatan, pengunjung bisa menyiapkan uang lebih untuk menyewa kain dan selendang yang nantinya akan dimasukkan ke dalam kotak secara sukarela. Pura Tirta Empul dibuka bagi wisatawan setiap hari, pukul 08.00-18.00 Wita.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Pura Tirta Sudamala di Bangli
2. Pura Tirta Sudamala di Bangli
Pura Tirta Sudamala terletak di Banjar Sedit, Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Pura ini menawarkan pemandangan alam berupa hamparan persawahan yang berpadu dengan pura dan sumber mata air suci.
Pura Tirta Sudamala memiliki sembilan pancuran yang diyakini sebagai pengelukatan Dewata Nawa Sanga. Ada juga dua buah pancuran berketinggian lebih rendah yang diyakini sebagai pengelukatan Widyadara dan Widyadari.
2 pancuran tersebut biasa ditujukan bagi mereka yang baru selasai menjalani upacara mepandes atau potong gigi. Terdapat juga satu buah pancuran yang khusus untuk ketika ada upacara pitra yadnya.
3. Pura Luhur Tamba Waras di Tabanan
Pura Tamba Waras berada di Desa Sangketan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Tamba berarti obat, dan Waras berarti sembuh.
Berdasarkan arti namanya, Pura Tamba Waras memang banyak dikunjungi untuk memohon kesembuhan, baik medis dan non medis. Banyak yang meyakini bahwa Pura Tamba Waras ini merupakan pusat obat.
Sebelum memohon kesembuhan di Pura Tamba Waras, terlebih dahulu masyarakat melakukan prosesi melukat di tujuh buah pancoran air yang disebut Pancoran Sapta Gangga. Di sini, masyarakat akan dipandu oleh dua orang pemangku.
Konon, dari melukat di sini apabila ada yang memiliki sakit medis maupun non medis, maka tubuhnya akan bereaksi. Seperti merasakan mual setelah membasuh dan meminum air dari pancoran tersebut.
Setelah melukat, masyarakat yang ingin memohon kesembuhan melanjutkan persembahyangan di Pura Tamba Waras dengan membawa sarana bungkak (Kelapa yang masih kecil). Bungkak nantinya akan diisi minyak dari pura.
Jika sakit diderita keras, biasanya disarankan untuk melakukan pengobatan lebih dari satu kali.
4. Pura Mengening di Gianyar
Pura Mengening terletak di Desa Adat Saraseda, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Lokasinya tidak jauh dari Pura Tirta Empul.
Suasana pura ini sangat sejuk dan asri, dan masih termasuk sepi kunjungan. Namun, pura ini cukup populer dicari untuk melukat karena suasananya yang
Di Pura Mengening Tampaksiring ini ada 10 mata air yang masing-masing dialirkan ke pancuran air di kolam permandian. Pancuran air inilah yang nantinya dimanfaatkan masyarakat untuk melukat.
Sebagaimana melukat pada umumnya, melukat di Pura Mengening juga bertujuan untuk membersihkan diri menggunakan media air. Namun ada pula kesaksian yang menyebut bahwa melukat di Pura Mengening bisa mengobati susah tidur.
5. Pura Campuhan Widhu Segara di Denpasar
Pura Campuhan Windu Segara terletak di pesisir Pantai Padanggalak, Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar. Pura ini termasuk populer dikunjungi untuk melukat pada hari-hari tertentu seperti Hari Purnama, Tilem, dan sehari setelah Hari Raya Saraswati dan Nyepi.
Pura Campuhan Windu Segara sendiri merupakan pertemuan air laut pantai Padang Galak dengan aliran sungai Ayung. Seperti tempat melukat lainnya, melukat di Pura Campuhan Windu Segara dipercaya untuk membersihkan diri secara rohani, termasuk memohon anugerah keselamatan dan juga kesembuhan.
Masyarakat yang melukat akan melakukan pembersihan diri dengan air campuhan pertemuan air sungai dan laut. Namun di sini perlu hati-hati, karena ombak kadang tidak bersahabat.
Setelah melukat di campuhan, kemudian dilanjutkan dengan persembahyangan di Pura Campuhan Windu Segara.
Advertisement