Cek Fakta: Tidak Benar Buruh Pabrik di Depok Dikarantina Usai Mengamuk dan Gigit Lima Rekannya

Beredar di media sosial postingan artikel yang mengklaim seorang buruh pabrik di Depok dikarantina karena mengamuk dan menggigit lima rekannya

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 26 Jan 2023, 15:00 WIB
Cek Fakta buruh pabrik di Depok dikarantina usai mengamuk dan menggigit rekan kerjanya.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan artikel yang mengklaim seorang buruh pabrik di Depok dikarantina karena mengamuk dan menggigit lima rekannya. Postingan itu beredar sejak tengah pekan ini.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 25 Januari 2023.

Dalam postingannya terdapat artikel dari CNNIndonesia.com berjudul "Mengamuk dan Menggigit 5 Rekan Kerjanya, Seorang Buruh Pabrik di Depok Terpaksa Di Karantina"

Akun itu menambahkan narasi "Varian Baru"

Lalu benarkah postingan artikel yang mengklaim seorang buruh pabrik di Depok dikarantina karena mengamuk dan menggigit lima rekannya?


Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengunjungi laman CNNIndonesia.com seperti dalam postingan. Di sana kami tidak menemukan artikel seperti dalam postingan.

Selain itu foto dalam postingan justru ditemukan dalam artikel lain berjudul "Pasien Suspect Corona Semarang Meninggal, Hasil Lab Negatif" yang tayang di CNNIndonesia.com pada 26 Februari 2020.

Berikut isi postingannya:

"Semarang, CNN Indonesia -- Seorang pasien dengan gejala mirip terinfeksi virus corona meninggal dunia di RSUP dr Kariadi, Semarang, pada Minggu (23/2). Namun, hasil penelitian laboratorium Kementerian Kesehatan, pasien tersebut dinyatakan meninggal bukan karena virus corona.

"Minggu 23 Februari pasien meninggal, datanya langsung kita kirimkan ke Litbangkes, dan esoknya yakni Senin, disebutkan bukan karena corona," kata Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUP dr Kariadi, Nurdopo Baskoro, kepada CNNIndonesia.com, Rabu (26/2).

Meski tidak menyebut terserang corona, pihak rumah sakit enggan menjelaskan penyakit yang diderita pasien hingga mengakibatkan kematian. Pihak RS berdalih masih membutuhkan waktu yang lama dalam proses pemeriksaan.

"Jadi kita ada pemeriksaan lain yang kita kirimkan dari hasil kemarin, tetapi saat ini kami masih menunggu pemeriksaan karena pemeriksaan itu membutuhkan waktu dan proses yang lama," ujar Baskoro.

Sejak dirawat di RS Kariadi sejak 19 Februari lalu, pasien tersebut ditempatkan di ruang isolasi khusus dan steril karena gejala yang dialami mirip virus corona. Pasien menderita demam tinggi, batuk dan sesak napas setelah bepergian dari Spanyol dan Dubai.

Ketika nyawanya tak tertolong lagi, pihak Rumah Sakit membungkus jenazah dengan plastik rangkap dan dimasukkan ke peti sesuai dengan standar penanganan jenazah yang terindikasi terinfeksi virus. Phak RS juga meminta kepada keluarga untuk tidak membuka peti dan melihat jenazah hingga pemakaman.

"Tindakannya seperti kita menangani pasien-pasien sebelumnya atau flu burung pasien dengan apa yang dengan penularannya tinggi kita lakukan perlakuan khusus. Pasien itu dibersihkan di ICU kemudian dilapisi tiga lapisan plastik, pasien tidak boleh dimandikan di rumah jadi dimandikannya di ICU bungkus 3 lapis plastik kemudian kita masukkan di peti dan kita berpesan kepada keluarga bahwa peti tidak boleh dibuka," kata Baskoro.

Selain itu, agar tidak memunculkan kepanikan dan polemik di tengah masyarakat, identitas pasien dirahasiakan oleh pihak rumah sakit sesuai dengan kesepakatan keluarga."

Sumber:

https://www.cnnindonesia.com/nasional/indeks/3?date=2023/01/25

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200226114116-20- 478253/pasien-suspect-corona-semarang-meninggal-hasil-lab- negatif


Kesimpulan

banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Postingan artikel yang mengklaim seorang buruh pabrik di Depok dikarantina karena mengamuk dan menggigit lima rekannya adalah hoaks. Faktanya judul artikel itu merupakan hasil suntingan.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya