Liputan6.com, Jakarta Makanan Pendamping ASI (MPASI) tak jarang membuat para orangtua bingung, bahkan galau. Terlebih lagi, asupan saat 1.000 hari pertama kehidupan anak termasuk ketika MPASI erat kaitannya dengan pertumbuhan anak.
Lalu, apa saja sih yang sebenarnya perlu diketahui orangtua saat menyiapkan MPASI untuk si kecil?
Advertisement
Dr dr Dian Pratamastuti, SpA mengungkapkan bahwa jika bicara soal MPASI hal pertama adalah mengenai kandungannya. Penting untuk mengingat dua hal yakni zat gizi makro nutrien dan zat gizi mikro nutrien. Keduanya sama-sama tak boleh terlewatkan.
Pasalnya, zat gizi makro dan zat gizi mikro sama-sama memiliki peranan dan fungsinya masing-masing untuk anak dalam momen MPASI. Zat gizi makro sendiri terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak.
"Zat gizi makro ini yaitu karbohidrat, lemak, protein sangat berfungsi untuk anti lemas, menghasilkan energi pada anak dibawah dua tahun yang sangat aktif dalam masa eksplorasinya, masa belajarnya," ujar Dian dalam virtual talkshow Crystal of the Sea bertema Upaya Bersama Mencegah Stunting ditulis Kamis, (26/1/2023).
"Mereka butuh banyak energi yang tinggi karena mereka seperti batu baterai yang enggak bisa lowbat. Jadi mereka butuh banyak karbohidrat yang tinggi. Itu alasannya kenapa sih karbohidrat harus 50 persen atau setengah mangkok," tambahnya.
Tak berhenti di sana, zat gizi makro sebenarnya punya manfaat lain yang tak kalah pentingnya yakni untuk meregenerasi atau mengganti sel-sel dalam tubuh anak yang rusak. Seperti saat anak kelelahan usai bermain atau belajar.
"Zat gizi makro berfungsi untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak setelah mereka capek, lelah bermain, banyak belajar. Sel-sel yang rusak digantikan, yang sedang sakit cepat pulih. Makanya dibutuhkan makanan seperti ini," kata Dian.
Bagaimana dengan Zat Gizi Mikro?
Lebih lanjut Dian mengungkapkan bahwa berbeda dengan zat gizi makro, zat gizi mikro lebih menegaskan pada kandungan vitamin yang ujungnya punya manfaat untuk metabolisme anak.
"Zat gizi mikro nutrien itu terdiri dari vitamin A, D, E, K, B, C, dan vitamin zat besi, kalsium, magnesium, yodium. Itu penting sekali untuk membantu proses metabolismenya zat gizi makro," ujar Dian.
"Jadi antara zat gizi makro nutrien dan zat mikro nutrien itu harus saling berkesinambungan," tegasnya.
Dian pun mengungkapkan bahwa MPASI pada anak memang merupakan fase krusial. Namun, penting bagi para orangtua untuk tidak hanya menyiapkan MPASI yang sehat, melainkan juga harum dan lezat.
"Makanan harus enak, harus wangi, harus harum, lezat. Pakai gula dan garam. Enggak ada lagi, saya enggak mau menemui ibu yang enggak ngasih gula garam pada anaknya di MPASI," kata Dian.
Advertisement
Jangan Sampai Anak GTM
Dian mengungkapkan bahwa jika MPASI yang disiapkan untuk anak tidak dibuat dengan lezat, harum, dan enak, maka ada kemungkinan anak akan mengalami GTM atau Gerakan Tutup Mulut.
"Alamat nanti di usia delapan atau 10 bulan, puncak-puncaknya anak menemui dokter anak karena masalah GTM. Bayi menolak makan, enggak mau makan, karena jawabannya pertama paling banyak karena makanannya hambar, enggak enak, enggak berbau harum," ujar Dian.
Terlebih menurut Dian, pada fase MPASI, anak-anak sebenarnya sedang belajar tentang hal baru pula. Seperti belajar makan, eksplorasi indera pengecap, penglihatan, dan peraba.
MPASI pun turut menjadi fase dimana anak baru belajar mengenali tekstur makanan. Itulah mengapa penting untuk memberikan MPASI yang tepat.
Tidak Hanya Seimbang, Harus Juga Kreatif
Dalam kesempatan yang sama, Dian mengungkapkan bahwa dalam persiapan MPASI itu pula, orangtua sebaiknya kreatif. Dengan begitu, anak lebih mudah merasa tertarik untuk mencoba makanan baru tersebut.
"Sangat penting untuk MPASI yang tepat, mengandung gizi seimbang, sesuai pedoman gizi seimbang yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan. Sehingga tumbuh kembang anak akan berlangsung dengan baik," kata Dian.
"Tapi tidak hanya seimbang. Orangtua juga perlu lebih kreatif dalam menghadirkan menu makanannya. Supaya anak tidak bosan dan pada akhirnya pemenuhan gizi yang mereka butuhkan menjadi optimal," tegasnya.
Advertisement