Pengelola Alfamidi Stock Split Saham MIDI agar Terjangkau Investor, Catat Jadwalnya

PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) akan stock split atau memecah nilai nominal saham agar saham MIDI terjangkau oleh investor.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 26 Jan 2023, 16:01 WIB
PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), pengelola minimarket dan supermarket Alfamid akan stock split atau pemecahan nilai nominal saham../Wikimedia

Liputan6.com, Jakarta - PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), pengelola minimarket dan supermarket Alfamidi dan Midi Fresh akan memecah nilai nominal saham atau biasa disebut stock split. Aksi korporasi stock split telah mendapatkan persetujuan prinsip dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Desember 2022.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (26/1/2023), Midi Utama Indonesia sebelum stock split memiliki nilai nominal Rp 100 per saham dan nilai nominal saham setelah stock split Rp 10 per saham.

Adapun, jumlah saham sebelum stock split sebanyak 2.882.353.000 lembar saham MIDI dan jumlah saham setelah stock split 28.823.530.000 lembar saham MIDI.Kemudian, untuk rasio pemecahan saham tersebut 1: 10. 

Midi Utama Indonesia juga memiliki alasan dan tujuan dilakukannya pemecahan saham, antara lain untuk membantu meningkatkan daya tarik investor atas saham Perseroan dengan menjadikan harga saham Perseroan menjadi lebih terjangkau khususnya bagi investor ritel.

Selain itu, pemecahan saham dilakukan untuk meningkatkan jumlah saham Perseroan yang beredar di masyarakat dan memberikan kesempatan yang lebih luar bagi para investor khususnya investor ritel untuk dapat berinvestasi saham MIDI.

Kemudian, pemecahan saham juga dilakukan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham Perseroan di BEI.

"Untuk memperoleh persetujuan para pemegang saham Perseroan, maka Perseroan berencana akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada 17 Februari 2023," tulis Direktur dan SekretarisPerusahaan Midi Utama Indonesia, Suantopo Po, Kamis, 26 Januari 2023.

Sementara itu, Perseroan berencana untuk melakukan penambahan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepwda para pemegang saham Perseroan melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan HMETD maksimal 461.176.480 lembar saham dengan nominal Rp 100 per saham.

 


Jadwal Sementara

Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Setelah pelaksanaan penambahan modal dengan HMETD, pemegang saham Perseroan yang tidak menggunakan haknya untuk memesan efek terlebih dahulu, persentase kepemilikan saham secara keseluruhan akan terdilusi sebesar maksimum 13,79 persen.

Jadwal Sementara 

1 RUPSLB : 17 Februari 2023

2 Permohonan pencatatan saham tambahan kepada BEI : 23 Februari 2023

3 Pemberitahuan jadwal pelaksanaan stock split kepada BEI : 2 Maret 2023

4 Pengumuman jadwal pelaksanaan stock split kepada BEI : 2 Maret 2023

5 Akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi : 7 Maret 2023

6 Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi : 8 Maret 2023

7 Recording date : 9 Maret 2023

8 Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di Pasar Tunai : 10 Maret 2023

Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 26 Januari 2023, saham MIDI naik 1,69 persen ke posisi Rp 3.000 per saham. Saham MIDI dibuka stagnan ke posisi Rp 2.950 per saham. Saham MIDI berada di level tertinggi Rp 3.550 per saham dan terendah Rp 2.940 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.011 kali dengan volume perdagangan 56.463 saham. Nilai transaksi Rp 18,1 miliar.


Gelar Rights Issue

Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), pengelola minimarket dan supermarket Alfamidi dan midifresh akan menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Perseroan akan menerbitkan maksimal 461.176.480 saham dengan nilai nominal saham Rp 100 per saham.

PT Midi Utama Indonesia Tbk akan memakai dana hasil rights issue setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk modal kerja dan pengembangan usaha perseroan serta investasi pada entitas anak.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (12/1/2023), PT Midi Utama Indonesia Tbk menyatakan, pelaksanaan rights issue ini akan berpengaruh positif terhadap kondisi keuangan konsolidasi perseroan. Hal itu antara lain memperkuat struktur permodalan perseroan terutama meningkatkan kemampuan kas untuk memenuhi kebutuhan modal kerja perseroan. Dengan demikian dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.

Setelah pelaksanaan rights issue, pemegang saham perseroan yang tidak menggunakan haknya untuk memesan efek terlebih dahulu, persentase kepemilikan saham secara keseluruhan akan terdilusi maksimal 13,79 persen.

 Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)  17 Februari 2023.

Adapun rights issue ini dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam RUPSLB, kemudian dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

 


Tebar Dividen 2021

Ilustrasi dividen (image by Alexsander-777 from pixabay)

Sebelumnya, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) bakal bagikan dividen tunai 30 persen dari laba 2021 atau senilai Rp 82,5 Miliar. Pembagian akan dilakukan pada 24 Juni 2022. MIDI adalah perusahaan pengelola minimarket Alfamidi Alfamidi Super, Lawson dan Midi Fresh.

Finance Director Midi Utama Indonesia Suantopo Po memaparkan, jumlah total dividen tersebut setara dengan 30 persen dari laba bersih MIDI pada 2021.

"Nilainya setara sekitar Rp 82,5 miliar atau 30 persen dari laba bersih tahun lalu," ujarnya dalam public expose yang digelar di Alfa Tower, Alam Sutera, Rabu (25/5/2022).

Dia juga menjabarkan, pada 2021, MIDI mencatatkan kenaikan pendapatan neto sebesar 7.30 persen atau menjadi sebesar Rp 13.58 triliun dari Rp 12.66 triliun pada tahun 2020.

Lalu, pada laba berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik induk, naik 37.42 persen menjadi Rp 275,22 miliar. Angka tersebut tentu naik dari Rp 200.27 miliar di tahun 2020.

Lalu, Suantopo juga menjelaskan bila tahun 2022 ini memiliki optimis lebih tinggi. Perekonomian katanya tumbuh lebih baik, makanya Midi Utama Indonesia optimis tahun ini tumbuh dikisaran minimal sama seperti tahun 2021, yakni sebesar 7.31 persen.

"Sebab kita tidak bisa pungkiri masih dibayangi inflasi, tapi perkembangan mudik kemarin benar-benar menggairahkan perekonomian, termasuk perseroan. Seperti Alfamidi, Alfamidi Super, Lawson dan Midi Fresh," katanya. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya