Liputan6.com, Jakarta Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan akan ada tambahan Rp 300 triliun stimulus untuk para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari Pemerintah.
Hal itu disampaikan dalam acara BRI Microfinance Outlook 2023 dengan tema "Financial Inclusion and ESG : The Road to Equitable Economic Prosperity", Kamis (26/1/2023). "Bahwa akan ada tambahan Rp 300 triliun nanti stimulus kepada para pelaku UMKM," kata Supari.
Advertisement
Selain itu, pemerintah juga akan menyiapkan anggaran sebesar Rp 479,1 triliun untuk perlindungan sosial (perlinsos), salah satu diantaranya untuk bantalan sosial dan menjaga daya beli masyarakat bawah. Selain itu, kata Supari, Pemerintah akan menggelontorkan anggaran Rp 70 triliun untuk dana desa.
"Dan memang UMKM BRI itu ada disana (di desa) sebagian besar. Itu lah kira-kira hal yang menjadikan saya optimis bahwa di tahun yang sulit sekalipun UMKM tetap bisa tumbuh," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Sunarso, menyampaikan bahwa selama 10 tahun terakhir postur UMKM Indonesia relatif tidak berubah. UMKM memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dilihat dari data unit usaha di Indonesia mayoritas pelaku UMKM yang terdiri dari usaha mikro 98,70 persen dan usaha kecil 1,20 persen. Sisanya, usaha menengah sebesar 0,09 persen, dan usaha besar hanya 0,01 persen.
"Selama 10 tahun terakhir ternyata postur UMKM di Indonesia itu relatif tidak berubah. Kita lihat hampir 99 persen pelaku usaha di Indonesia dari sisi entitasnya adalah UMKM, yang korporasi dan konglomerasi besar itu hanya 0,01 persen," kata Sunarso.
Adapun jika dilihat kontribusi UMKM terhadap perekonomian yakni terhadap PDB sebesar 62,55 persen, serta kontribusi serapan tenaga kerja UMKM mencapai 97,22 persen.
Oleh karena itu, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) maka fokus BRI adalah meningkatkan target porsi pendanaan untuk kredit UMKM pada tahun 2024 sebesar 30 persen. Serta, meningkatkan inklusi keuangan nasional agar mencapai 90 persen pada 2024.
Erick Thohir Bangga, 40 Ribu UMKM Sudah Gabung di Pasar Digital
Menteri BUMN Erick Thohir mencatat terdapat 40.000 UMKM sudah bergabung dalam program Pasar Digital UMKM. Melalui 92 perusahaan dan anak perusahaan BUMN sudah menyalurkan pembiayaan Rp 24,4 triliun sepanjang tahun 2022.
“Hingga saat ini, sebanyak 40.000 UMKM sudah bergabung dalam program Pasar Digital UMKM. Bersama 92 perusahaan dan anak perusahaan BUMN sudah menyalurkan pembiayaan Rp 24,4 triliun sepanjang tahun 2022. Itu dengan target tahun ini (2023), Insya Allah, mencapai Rp 50 triliun,” kata Erick dalam sambutan pada acara BRI Microfinance Outlook 2023, dengan tema ”Financial Inclusion and ESG: The Road to Equitable Economic Prosperity, di Jakarta (26/1/2023).
Erick mengaku senang, karena berbagai program yang disiapkan oleh Kementerian BUMN dalam mendorong inklusi keuangan dan penguatan bisnis UMKM telah berhasil mengantarkan para pelaku usaha untuk naik kelas.
Salah satu Program tersebut adalah Program Pasar Digital atau PaDI UMKM. Program ini menjadi salah satu sarana mengarahkan bisnis UMKM pada kepastian dan keberlanjutan usaha.
Program PaDI UMKM ini juga sejak awal mampu mendorong transformasi BUMN dalam membentuk ekosistem yang melibatkan UMKM.
Disisi lain, transformasi program kolaborasi UMKM bersama BUMN dalam Program PaDI tidak hanya membantu menyerap produk dari UMKM. Program ini juga menjaga agar BUMN tidak bersikap sebagai menara gading yang tinggi menjulang dan tak tersentuh oleh rakyat.
“BUMN bukan menara gading yang tidak tersentuh oleh rakyat. PaDI UMKM juga menjaga agar dapat membantu perjalanan kita menuju Indonesia yang merdeka dan berdaulat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Erick mengaku lega dan gembira karena pembicaraan mengenai inklusi keuangan semakin mengarah dan menajam kepada UMKM.
Advertisement
Arena Kehidupan Rakyat
Menurutnya, hal itu sangat penting karena UMKM merupakan arena kehidupan rakyat, arena perekonomian masyarakat, dan arena untuk mempercayakan harapan besar kala bertahan dengan usaha sendiri.
“(UMKM itu) bukan hanya untuk melompat jauh dengan inovasi. Seringkali, usaha rakyat ini dilakukan hanya untuk bertahan hidup sehari – hari,” ujarnya.
Untuk memperkuat inklusi keuangan pada UMKM ini, Erick menekankan peran BRI sebagai Holding Keuangan Ultra Mikro. Lantaran BRI, sejak awal, telah konsisten berfokus pada pengembangan perekonomian dan keuangan rakyat.
“Terutama dalam menjalankan target kita dalam menyalurkan pembiayaan dan pendampingan hingga kini. BRI berhasil mengintegrasikan 34 juta nasabah dari target 50 juta nasabah melalui holding ultra mikro,” kata Erick.