Liputan6.com, Jakarta - Program lintas agama internasional yang diprakarsai oleh Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia (Foreign Policy Community Indonesia/FPCI), 1000 Abrahamic Circles, mengutuk pembakaran Al-Qur'an yang terjadi di Stockholm, Swedia baru-baru ini.
"Meski dalam konteks aksi semacam itu dapat dibaca sebagai teater politik, bagi 1,9 miliar orang Islam di dunia, tentunya, ini adalah tindakan yang sangat ofensif yang menyerang inti dari keyakinan mereka dalam tatanan moral transenden yang merangkul semua orang dan menyeru mereka untuk menjadi diri sendiri yang terbaik," demikian pernyataan tertulis dari 1000 Abrahamic Circles yang diterima di Jakarta, Kamis.
Baca Juga
Advertisement
Dalam aksi pembakaran Al-Qur'an, katanya, para demonstran ini telah membakar ikatan rapuh yang mempersatukan seluruh umat manusia dalam bingkai kedamaian dan keharmonisan.
Setiap harapan untuk perdamaian dunia yang abadi harus berpijak pada pilar kebebasan beragama serta saling menghormati antar agama, menurut pernyataan itu.
"Pembakaran kitab suci apa pun oleh publik adalah penodaan. Kitab suci dari semua agama adalah sakral dan suci, baik dalam tujuan maupun sumbernya dan harus dihormati oleh pemeluk dari semua agama - dan tak seorang pun," katanya seperti dikutip dari Antara.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penghormatan Agama Harus Dijamin
Pihaknya meminta semua orang di mana saja untuk bersama-sama mengecam tindakan keji tersebut. Mereka juga menekankan bahwa penghormatan terhadap semua agama, tempat ibadah serta teks-teks keagamaan (kitab suci), harus dijamin oleh semua anggota masyarakat dari semua agama dan budaya.
"Selagi emosi sedang memuncak, kami yakin bahwa kejadian ini akan mencerminkan ketangguhan agama-agama Abrahamic. Kami menyampaikan harapan yang paling tulus bagi saudara dan saudari Muslim yang cinta damai untuk tidak terprovokasi oleh pelecehan Islamofobia tersebut," katanya dalam pernyataan itu.
Menurutnya, kejadian itu menjadi pengingat bahwa dunia akan selalu berurusan dengan prasangka dan kefanatikan dalam bentuk apapun, dan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membangun jembatan saling menghormati dan memahami antar agama dan lintas batas.
"Kami, para anggota 1000 Abrahamic Circles akan terus membangun jembatan ini, melalui itikad baik, toleransi serta solidaritas," tulis pernyataan itu.
Advertisement