Pengamat: Jika Koalisi Perubahan Bubar, NasDem Berpeluang Merapat ke KIB

Saidiman menilai, bukan tidak mungkin Koalisi Perubahan yang awalnya digagas oleh NasDem-PKS-Demokrat layu sebelum berkembang.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jan 2023, 08:57 WIB
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad (tengah), Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid (kiri), Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali berpegangan tangan saat melakukan pertemuan di Sekretariat Bersama Gerindra-PKB, Jakarta, Kamis (26/1/2023). Pertemuan petinggi Gerindra-PKB-Nasdem tersebut untuk bersilahturahmi antarpartai politik jelang Pemilu 2024 sekaligus membahas koalisi perubahan Indonesia Raya yang diharapkan memberi dampak positif agar persatuan dapat terjaga. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Partai NasDem mengunjungi Sekretariat Bersama (Sekber) Gerindra-PKB. Pertemuan politik tersebut dinilai bisa mengubah dinamika poros koalisi parpol jelang Pemilu 2024.

Peneliti SMRC Saidiman Ahmad, menilai, bukan tidak mungkin Koalisi Perubahan yang awalnya digagas oleh NasDem-PKS-Demokrat layu sebelum berkembang. Menurut dia, sangat mungkin pula NasDem nantinya pada akhirnya berkoalisi dengan poros lain.

"Jika koalisi perubahan tidak terjadi, NasDem lebih memiliki sejarah kedekatan ke KIB dan PDIP. Mungkin peluang paling besar merapat ke sana," ujar Saidiman saat dihubungi merdeka.com, Kamis (26/1/2023).

Parpol lainnya di Koalisi Perubahan seperti PKS dan Demokrat, kata Saidiman, lebih memiliki kedekatan secara historis dengan koalisi Gerindra dan PKB.

"Hanya saja mereka sekarang memiliki sedikit hambatan psikologis pasca Gerindra bergabung ke pemerintah," jelas Saidiman.

Seperti diketahui, dua kali pemilu Gerindra dan PKS selalu bersama. Namun di tengah perjalanan, Gerindra meninggalkan PKS dan memilih bergabung dengan pemerintah Jokowi bersama PDIP.

"Kalau hambatan ini bisa teratasi, akan lebih mudah koalisi ini terbentuk," katanya.

Saidiman menambahkan, secara kedekatan, NasDem berpeluang lebih besar bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar-PAN-PPP. Apalagi, Ketum NasDem Surya Paloh adalah mantan kader Golkar.

"Dilihat dari kedekatan elit, NasDem lebih dekat dengan KIB. Surya Paloh sendiri adalah mantan orang Golkar," tegas dia.

Politik di Pilpres Sangat Dinamis 

Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda bicara peluang NasDem bergabung dengan koalisi Gerindra-PKB. Huda mengatakan, NasDem saat ini sama sekali belum resmi punya koalisi, sehingga potensi besar bergabung dengan Gerindra-PKB.

"Kita tahu NasDem belum membikin koalisi kalau belum bangun koalisi bisa saja koalisi dengan partai yang sudah gabung koalisi termasuk dengan PKB Gerindra," ujar Huda di Sekber Gerindra-PKB, Menteng, Jakarta, Kamis (26/1).

Dalam pertemuan, Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali menyampaikan bahwa politik dinamis. NasDem masih bisa bubar atau berpisah dengan Demokrat dan PKS yang sedang dijajaki koalisi.

"Cuma menyampaikan politik kita dinamis dan peluang bergabung dan berpisah atau bubar dari konsolidasi yang sekarang ada itu sangat memungkinkan," ujar Huda.

Hanya saja, dalam pertemuan hari ini, NasDem belum bicara calon presiden yang akan diusung. NasDem tidak menawarkan Anies Baswedan kepada Gerindra-PKB.

"Enggak ada tadi kita enggak ada obrolan soal sosok siapapun, enggak ada," ujar Huda.

 


NasDem: Koalisi Perubahan Hampir Rampung

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad (tengah) bersama Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali (kedua kanan) usai melakukan pertemuan di Sekretariat Bersama Gerindra-PKB, Jakarta, Kamis (26/1/2023). Pertemuan petinggi Gerindra-PKB-Nasdem tersebut untuk bersilahturahmi antarpartai politik jelang Pemilu 2024 sekaligus membahas koalisi perubahan Indonesia Raya yang diharapkan memberi dampak positif agar persatuan dapat terjaga. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali mengatakan, penjajakan koalisi dengan Demokrat dan PKS sudah hampir rampung. Pertemuan NasDem dengan Gerindra dan PKB diklaim bukan untuk mencari koalisi alternatif.

"Hari ini kami belum berpikir untuk mencari alternatif karena pembicaraan kami dengan PKS dan Demokrat juga sangat serius dan juga hampir rampung," ujar Ali di Sekber Gerindra-PKB, Menteng, Jakarta, Kamis (26/1/2023).

NasDem telah merencanakan bertemu dengan Gerindra-PKB telah sejak lama. Tidak ada hubungannya dengan pernyataan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono terkait Sekretariat Perubahan dan dukungan Demokrat kepada Anies sebagai bakal calon presiden.

"Kebetulan merencanakan ini sebelum ada pertanyaan itu, jadi kami merencanakan ini sudah seminggu yang lalu, jadi sebelum ada pertanyaan itu, pernyataan juga saya baru baca tadi pagi kan," kata Ali.

Sehingga, pertemuan siang ini bukan untuk mengecilkan komunikasi yang telah dijalin NasDem dengan Demokrat dan PKS.

"Jadi saya pikir tidak mengurangi juga substansi pernyataan, kunjungan hari ini tidak mengurangi apa-apa gitu, kami tetap bersama Demokrat dan PKS," tegas Ali.

Pertemuan dengan Gerindra-PKB merupakan hal yang wajar selaku NasDem merupakan partai koalisi pemerintah yang mendukung Presiden Joko Widodo. Kunjungan ke Sekber ini merupakan sesuatu yang biasa.

"Ini kan koalisi Gerindra dan PKB ini kan sahabat daripada Partai NasDem di pemerintahan tentunya menjadi hal yang wajar kalau kemudian hari ini kita berkunjung," ujar Ali.

 

Reporter: Randy Ferdi Firdaus

Sumber: Merdeka.com

Infografis NasDem dan Gerindra Jadi Sentral Pembentukan Poros Koalisi Baru? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya