Bursa Saham Asia Ceria Ikuti Wall Street, Inflasi Tokyo Melonjak

Bursa saham Asia Pasifik melompat pada perdagangan Jumat, 27 Januari 2023 di tengah rilis data ekonomi Jepang.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Jan 2023, 08:57 WIB
Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat, 27 Januari 2023 ikuti wall street. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Jumat (27/1/2023). Pergerakan bursa saham Asia Pasifik mengikuti wall street yang menanjak setelah ekonomi Amerika Serikat (AS) tumbuh lebih dari yang diharapkan.

Data pemerintah menunjukkan ekonomi berkembang pada tingkat tahunan sebesar 2,9 persen pada kuartal IV 2022, lebih tinggi dari harapan. Pelaku pasar juga mencerna harga konsumen inti Tokyo yang naik 4,3 persen lebih cepat dari perkiraan. Indeks Nikkei 225 bertambah 0,11 persen pada jam pertama perdagangannya. Selain itu, indeks Topix mendaki 0,18 persen.

Di sisi lain, imbal hasil obligasi pemerintah Jepang naik lebih dari 3 persen dan diperdagangkan di kisaran 0,476 persen. Imbal hasil obligasi Jepang mendekati batas atas bank sentral dari kisaran toleransi kurva imbal hasil. Demikian mengutip laman CNBC.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,23 persen. Di Korea Selatan, indeks Kospi mendatar, sementara itu, indeks Kosdaq naik 0,18 persen.

Di wall street, saham menguat seiring pelaku pasar melihat laporan laba perusahaan yang didukung reli saham Tesla. Indeks Nasdaq bertambah 1,76 persen. Indeks Dow Jones melonjak 0,61 persen dan indeks S&P 500 bertambah 1,1 persen.

Di sisi lain, harga konsumen di Jepang naik 4,3 persen pada Januari 2023, lebih tinggi dari harapan ekonom. Data ekonomi tersebut juga lebih tinggi dari target bank sentral Jepang 2 persen. Yen Jepang menguat 0,3 persen setelah rilis data dan diperdagangkan di kisaran 129,82 terhadap dolar AS.


Indeks Hang Seng Melompat 2 Persen pada 26 Januari 2023

Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia sebagian menguat pada perdagangan Kamis, 26 Januari 2023 seiring investor mencerna data ekonomi. Indeks Hang Seng melonjak 2,17 persen dan indeks Hang Seng teknologi melompat 3,96 persen, dan memimpin kenaikan di wilayah tersebut.

Indeks Nikkei 225 dan Topix melemah 0,12 persen ke posisi 27.362,75 dan 1.878,4. Pergerakan indeks acuan itu di tengah rilis ringkasan opini bank sentral Jepang pekan lalu. Yen Jepang berada di posisi 129,48 terhadap dolar AS.

Indeks Kospi menguat 1,6 persen ke posisi 2.468 dan indeks Kosdaq melambung 0,69 persen. Penguatan indeks acuan itu meski produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan susut 0,4 persen pada kuartal IV 2022. PDB Korea Selatan tersebut pertama kali alami kontraksi dalam dua tahun.

Di sisi lain, PDB Filipina tercatat 7,2 persen pada kuartal IV. Hong Kong dijadwalkan untuk merilis data perdagangan. Singapura bakal unggah data manufaktur pada Desember. Sedangkan bursa saham China dan Australia libur.

Pada perdagangan di Amerika Serikat, saham di wall street melemah pada Rabu, 25 Januari 2023 karena saham teknologi terpukul mengikuti panduan Microsoft yang kurang bersemangat.


Penutupan Wall Street pada 26 Januari 2023

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan saham Kamis, 26 Januari 2023. Wall street yang menghijau seiring pelaku pasar mencerna laba terbaru perusahaan dan produk domestik bruto (PDB) kuartal IV 2022 yang berada di atas harapan.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq melonjak 1,76 persen ke posisi 11.512,41. Indeks Dow Jones bertambah 205,57 poin atau 0,61 persen ke posisi 33.949,41. Indeks S&P 500 menanjak 1,1 persen ke posisi 4.060,43.

Data PDB yang dirilis pada perdagangan Kamis pekan ini menunjukkan ekonomi berkembang pada tingkat tahunan sebesar 2,9 persen selama kuartal IV 2022, seperti laporan Departemen Perdagangan AS. Pertumbuhan ekonomi AS di atas perkiraan Dow Jones 2,8 persen.

“Dengan angka PDB yang lebih baik dari perkiraan hari ini, saya pikir investor berpikir mungkin kita bisa lolos dari resesi yang cukup lunak dan ringan yang tidak mungkin membawa kita ke pasar bearish yang lebih dalam ketika semua sudah dikatakan dan dilakukan,” ujar Chief Investment Strategist CFRA Sam Stovall seperti dikutip dari CNBC, Jumat (27/1/2023).

 


Dampak Rilis Laporan Keuangan Perusahaan AS

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Musim laporan keuangan dengan laba yang beragam dengan hasil kuat dari Tesla memberikan dorongan bagi Nasdaq yang sarat teknologi dan saham kendaraan listrik. Tesla melonjak hampir 11 persen setelah membukukan rekor pendapatan dan laba yang solid. Raksasa teknologi Microsoft, Nvidia, Amazon dan Alphabet juga memperoleh keuntungan. Saham IBM turun sekitar 4,5 persen meski ada penurunan pendapatan.

Laba maskapai rilis pada Kamis, 26 Januari dengan saham Southwest turun 3 persen karena kerugian lebih besar dari perkiraan yang dipicu krisis liburan. Saham American Airlines naik 2,2 persen setelah mengalahkan kuartal IV 2023. Saham United dan Delta juga bergerak lebih rendah. Di sisi lain, saham Chevron naik hampir 5 persen setelah pengumuman program pembelian kembali saham senilai USD 75 miliar.

Selama sepekan dan bulanan, rata-rata indeks acuan menguat. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing naik 1,7 persen dan 2,2 persen. Indeks Nasdaq bertambah 3,3 persen dan sedang menuju bulan terbaik sejak Juli 2022.

Fokus pasar kini bergeser ke pertemuan kebijakan the Federal Reserve pekan depan. Bank sentral AS diperkirakan mengumumkan kenaikan 25 basis poin seiring meredam inflasi. Investor akan mencari petunjuk tentang seberapa tinggi the Fed berniat untuk menaikkan sebelum memangkas suku bunga.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya