Lebih dari 10 Ribu Warga Malaysia di Johor dan Sabah Mengungsi Akibat Banjir

Badan Penanggulangan Bencana Nasional (NADMA) Malaysia mencatat terdapat 5.528 pengungsi di Johor dan 6.331 pengungsi di Sabah.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 27 Jan 2023, 11:01 WIB
Seorang pria mengarungi jalan yang banjir di Hulu Langat, di luar Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (19/12/2021). Kuala Lumpur dan perkampungan sekitarnya dilanda banjir akibat hujan deras selama dua hari, menyebabkan ribuan warga mengungsi dan banyak jalan yang memutus akses. (AP Photo/Vincent Thian)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Hujan lebat melanda sejumlah negara bagian di Malaysia, memaksa lebih dari 10 ribu orang mengungsi di Johor dan Sabah akibat banjir.

Hingga Kamis (26/1/2023), pukul 00.00, Badan Penanggulangan Bencana Nasional (NADMA) Malaysia mencatat terdapat 5.528 pengungsi di Johor dan 6.331 pengungsi di Sabah. Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (27/1).

Di Johor, jumlah tersebut meningkat dari 3.937 korban yang tercatat 24 jam sebelumnya.

Kantor berita Bernama melaporkan bahwa 55 pusat bantuan telah dibuka di Johor pada Kamis untuk menampung para pengungsi banjir.

Komite penanggulangan bencana negara mengatakan, Segamat adalah distrik yang paling terdampak di Johor, diikuti oleh Kluang dan Mersing.


6000 Pengungsi dalam Sehari

Warga mengarungi jalan yang dilanda banjir di Hulu Langat, luar Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (19/12/2021). Kuala Lumpur dan perkampungan sekitarnya dilanda banjir akibat hujan deras selama dua hari, menyebabkan ribuan warga mengungsi dan banyak jalan yang memutus akses. (Foto AP/Vincent Thian)

Sementara itu, Sabah menampung lebih dari 6.000 pengungsi banjir baru hanya dalam sehari. Menurut Bernama, 26 pusat bantuan banjir juga telah dibuka pada Kamis di Sabah.

Wilayah yang mencatat lonjakan pengungsi mendadak pada Rabu (25/1) antara lain Kota Marudu, Kudat, dan Paitan.

Departemen Meteorologi Malaysia (MetMalaysia) memperingatkan pada Rabu bahwa curah hujan tinggi diperkirakan akan berlangsung hingga Senin depan.

 


Solusi Jangka Panjang

Seorang pria mengendarai sepeda motornya menerjang banjir di Batu Berendam, Malaka, Malaysia, 3 Januari 2022. Banjir besar masih terus menerjang negeri jiran Malaysia. (NAZRULHAD HASHIM/AFP)

Bulan lalu, Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi, yang merupakan ketua Komite Manajemen Bencana Pusat, menyerukan langkah-langkah jangka panjang segera untuk menyelesaikan masalah banjir di negara tersebut, termasuk proyek mitigasi banjir holistik.

Ahmad Zahid mengatakan bahwa upaya pengelolaan banjir seperti itu, jika selesai, dapat memastikan pengelolaan banjir jangka panjang yang baik hingga tahun 2100.

Banjir merupakan fenomena tahunan di Malaysia akibat musim timur laut yang membawa hujan lebat dari November hingga Maret.

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya