Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan mainan asal Amerika Serikat, Hasbro mengatakan akan memangkas sekitar 1.000 pekerjanya. Keputusan PHK karyawan ini menyusul pengumuman Hasbro tahun lalu yang berencana mengurangi pengeluaran hingga USD 300 juta per tahun pada tahun 2025.
Melansir Channel News Asia, Jumat (27/1/2023) perusahaan mainan yang berusia hampir seabad itu mengatakan bahwa PHK akan berdampak pada 15 persen atau sekitar 1.000 tenaga kerjanya secara globalnya.
Advertisement
Sekain itu, presiden dan chief operating officer Hasbro yakni Eric Nyman juga akan berhenti dari jabatannya.
"(Perusahaan akan) fokus pada merek yang lebih sedikit dan lebih besar, meliputi game digital, dan bisnis langsung-ke-konsumen serta lisensi yang berkembang pesat," kata kepala eksekutif Hasbro, Chris Cocks.
Pada kuartal ketiga 2022 lalu, Hasbro melaporkan penurunan pendapatan sebesar 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Chris Cocks mengungkapkan, divisi produk konsumen Hasbro berkinerja buruk dalam tiga bulan terakhir tahun 2022 dengan latar belakang lingkungan konsumen liburan yang menantang.
Namun, dia mengatakan bahwa unit mainan Wizards of the Coast, game digital, Hasbro Pulse, dan bisnis lisensinya membukukan pertumbuhan kuartal keempat yang kuat.
Hasbro akan melaporkan hasil kuartal keempat dan setahun penuh pada pertengahan Februari mendatang.
Saham Hasbro turun sekitar 7 persen dalam perdagangan yang diperpanjang setelah kabar PHK di perusahaannya diumumkan, turun 29 persen dalam 12 bulan terakhir hingga penutupan hari perdagangan pada Kamis (26/1) di Wall Street.
IBM PHK 3.900 Karyawan Meski Kantongi Pendapatan Rp 100 Triliun, Ada Apa?
IBM dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada ribuan karyawan. Langkah PHK menyusul serangkaian pemangkasan tenaga kerja secara massal di antara perusahaan teknologi ternama dunia, salah satunya Google, Amazon, Microsoft, hingga Twitter.
Perusahaan berencana untuk PHK karyawan sekitar 3.900 pekerja, yang mewakili 1,5 persen dari tenaga kerja IBM. Langkah PHK tetap dilakukan perusahaan di tengah laporan pendapatan triwulanan yang melampaui perkiraan analis, didorong oleh pertumbuhan yang lebih tinggi dari perkiraan di segmen perangkat lunak dan infrastruktur perusahaan.
Melansir CNBC International, Kamis (26/1/2023) IBM telah menghasilkan USD 3,60 per saham, dan pendapatan sebesar USD 6,69 miliar atau sekitar Rp. 100,2 triliun, menurut data dari Refinitiv.
Laba bersih IBM juga naik 16 persen menjadi USD 2,71 miliar atau setara Rp. 40,5 triliun (asumsi kurrs Rp. 15.500 per USD).
CEO Arvind Krishna mengatakan, dia tidak melihat adanya perlambatan dalam bisnis baru IBM. "Saya melihat klien kami memang ingin melakukan pengembangan baru," katanya.
Segmen perangkat lunak IBM juga membukukan penghasilan sebesar USD 7,29 miliar (Rp. 109,2 triliun), yang menghasilkan pertumbuhan hampir 3 persen dan di atas perkiraan analis yang disurvei oleh StreetAccount, sebesar USD 7,12 miliar.
Perusahaan teknologi itu juga memperoleh pendapatan dari konsultasi senilai USD 4,77 miliar (Rp. 71,3 triliun), naik 0,5 persen dan sedikit lebih rendah dari USD 4,8 miliar.
Adapun segmen infrastruktur IBM yang menghasilkan USD 4,48 miliar (Rp. 67 triliun), naik hampir 2 persen dan lebih dari perkiraan USD 4,18 miliar oleh StreetAccount.
Selain itu, pendapatan dari jajaran komputer mainframe IBM Z Systems juga melonjak 16 persen setelah model Z16 dirilis secara umum pada Mei 2022 lalu.
Namun terlepas dari pendapatannya, IBM dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada ribuan karyawannya, menyusul serangkaian pemangkasan tenaga kerja secara massal di antara perusahaan teknologi ternama dunia, salah satunya Google, Amazon, Microsoft, hingga Twitter.
Perusahaan berencana untuk memangkas sekitar 3.900 pekerja, yang mewakili 1,5 persen dari tenaga kerja IBM. Kabar PHK tersebut sebelumnya telah dipublikasikan oleh Bloomberg.
Advertisement
Hadapi Masa Sulit, Spotify PHK 6 Persen Karyawan
Platform streaming lagu dan podcast Spotify mengumumkan bahwa mereka akan memangkas 6 persen dari tenaga kerja globalnya.
Spotify, yang berbasis di Swedia tetapi terdaftar di New York Stock Exchange, mengumumkan PHK melalui memo internal dari CEO Daniel Ek kepada para karyawan.
Mengutip CNBC, Selasa (24/1/2023) CEO Spotify Daniel Ek mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pembicaraan secara langsung dengan karyawan yang terkena dampak PHK.
"Seperti banyak pemimpin lainnya, saya berharap untuk bertahan dari pandemi dan percaya bahwa bisnis global kami yang luas dan risiko yang lebih rendah terhadap dampak pelambatan iklan akan melindungi kita," ujar Daniel Ek.
"Kalau dipikir-pikir, saya terlalu ambisius dalam berinvestasi sebelum pertumbuhan pendapatan kita. Dan untuk alasan ini, hari ini, kita akan mengurangi basis karyawan sekitar 6 persen di seluruh perusahaan," yngkapnya.
Disebutkan, karyawan Spotify yang diberhentikan akan menerima rata-rata lima bulan pesangon dan jaminan perawatan kesehatan lanjutan.
Selain itu, perusahaan juga mengatakan akan memberikan dukungan keimigrasian bagi pekerja yang status keimigrasiannya terkait dengan pekerjaan mereka.
Tidak diungkapkan secara spesifk jumlah karyawan Spotify yang terkena PHK. Namun, perusahaan itu memiliki 9.800 karyawan.
Menurut profil LinkedIn-nya, Spotify mempekerjakan 5.400 orang di Amerika Serikat dan 1.900 karyawan di Swedia.
Saham Spotify naik lebih dari 3 persen di tengah berita tentang langkah-langkah pemotongan biaya operasionalnya.