Top 3 News: Pernyataan Pleidoi Richard Eliezer, Terdakwa Kasus Pembunuhan Berencana Brigadir J

Terdakwa Richard Eliezer alias Bharada E menjalani sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dengan agenda pembacaan pleidoi atau nota pembelaan.

oleh Devira PrastiwiLizsa EgehamLiputan6.com diperbarui 27 Jan 2023, 16:11 WIB
Terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat, Richard Eliezer alias Bharada E menjalani sidang tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu (25/1/2023). Sidang tersebut beragenda pembacaan nota pembelaan atau pledoi dari terdakwa. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 news hari ini terkait terdakwa Richard Eliezer alias Bharada E yang menjalani sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dengan agenda pembacaan pleidoi atau nota pembelaan.

Pleidoi Richard Eliezer dibacakan pada Rabu 25 Januari 2023 di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) yang diberi judul "Apakah Harga Kejujuran Harus Dibayar 12 Tahun Penjara?".

Saat membacakan pleidoi, Eliezer meminta maaf kepada keluarga almarhum Yosua serta orang tua dan keluarganya sendiri. Dia pun meminta maaf, jika kejujurannya justru berujung petaka usai jaksa menuntutnya penjara 12 tahun. Meski Eliezer yakin, orang tuanya bangga atas sikap ksatrianya itu.

Kemudian, tanggapan Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali soal pernyataan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden. Ali mengaku baru membaca pernyataan AHY pada Kamis pagi 26 Januari 2023.

Ali menyampaikan hal tersebut ketika sedang bertemu dengan Gerindra-PKB di Sekretariat Bersama di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis 26 Januari 2023.

Menurut dia, pertemuan NasDem dengan Gerindra-PKB ini sudah direncanakan sejak lama. Sebelum AHY membuat pernyataan dukungan kepada Anies Baswedan. Pertemuan NasDem dengan Gerindra-PKB tidak mengurangi penjajakan dengan Demokrat dan PKS. Ali mengatakan, penjajakan koalisi perubahan itu terus dilakukan.

Berita terpopuler lainnya di kanal News Liputan6.com adalah terkait Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menilai, keputusan tidak melakukan lockdown atau karantina wilayah saat pandemi Covid-19 adalah kebijakan tepat.

Sebab, dirinya memprediksi akan ada kerusuhan dalam 2-3 minggu ke depan apabila saat itu kebijakan lockdown diberlakukan di Indonesia. Pasalnya, kata Jokowi, masyarakat tidak bisa mencari nafkah apabila lockdown terapkan.

Tak hanya itu, pemerintah juga tidak bisa memberikan bantuan kepada masyarakat karena akses jalan ditutup.

Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Kamis 26 Januari 2023:


1. Enam Pernyataan Pleidoi Richard Eliezer, Terdakwa Kasus Pembunuhan Berencana Brigadir J

Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), Richard Eliezer usai mengikuti sidang di Pengadilan Jakarta Selatan, Rabu (11/1/2023). Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan menunda sidang pembacaan tuntutan terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiu. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Terdakwa Richard Eliezer alias Bharada E menjalani sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dengan agenda pembacaan pleidoi atau nota pembelaan.

Pleidoi Richard Eliezer dibacakan pada Rabu 25 Januari 2023 di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) yang diberi judul "Apakah Harga Kejujuran Harus Dibayar 12 Tahun Penjara?".

"Saya ingin menyampaikan permohonan maaf sekali lagi yang sebesar–besarnya serta pengampunan terutama kepada keluarga dari almarhum Bang Yos, tidak ada kata–kata lain yang dapat saya sampaikan selain permohonan maaf dan penyesalan mendalam atas apa yang telah terjadi kepada almarhum Bang Yos dan keluarga Bang Yos," ujar Eliezer di PN Jaksel, Rabu 25 Januari 2023.

Dengan suara terbata-bata, dia meminta maaf kepada orang tua dan keluarganya.

"Mohon maaf mama, papa. Maafkan saya atas peristiwa yang terjadi ini, sehingga membuat mama dan papa serta keluarga bersedih dan kelelahan," kata Eliezer.

 

Selengkapnya...  


2. AHY Sebut Demokrat Dukung Anies Capres, Begini Kata NasDem

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad (tengah) bersama Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali (kedua kanan) usai melakukan pertemuan di Sekretariat Bersama Gerindra-PKB, Jakarta, Kamis (26/1/2023). Pertemuan petinggi Gerindra-PKB-Nasdem tersebut untuk bersilahturahmi antarpartai politik jelang Pemilu 2024 sekaligus membahas koalisi perubahan Indonesia Raya yang diharapkan memberi dampak positif agar persatuan dapat terjaga. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali menanggapi pernyataan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden. Ali mengaku baru membaca pernyataan AHY baru pagi ini.

Ali menyampaikan hal ini ketika sedang bertemu dengan Gerindra-PKB di Sekretariat Bersama di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis 26 Januari 2023.

Pertemuan NasDem dengan Gerindra-PKB ini sudah direncanakan sejak lama. Sebelum AHY membuat pernyataan dukungan kepada Anies.

"Kebetulan merencanakan pertemuan ini, sebelum ada pernyataan itu. Jadi kami merencanakan ini sudah seminggu yang lalu, jadi sebelum ada pernyataan itu, pernyataan juga saya baru baca tadi pagi kan," kata Ali.

 

Selengkapnya...


3. Jokowi: Kalau Kita Putuskan Lockdown, 2-3 Minggu Rakyat Pasti Rusuh

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memimpin Rapat Terbatas Rencana Pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Istana Merdeka Jakarta pada Rabu, 28 Desember 2022. (Dok Humas Sekretariat Kabinet RI)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menilai, keputusan tidak melakukan lockdown atau karantina wilayah saat pandemi Covid-19 adalah kebijakan yang tepat.

Dia memprediksi akan ada kerusuhan dalam 2-3 minggu ke depan apabila saat itu kebijakan lockdown diberlakukan di Indonesia.

Pasalnya, kata Jokowi, masyarakat tidak bisa mencari nafkah apabila lockdown terapkan. Tak hanya itu, pemerintah juga tidak bisa memberikan bantuan kepada masyarakat karena akses jalan ditutup.

"Coba saat itu, misalnya kita putuskan lockdown. Hitungan saya dalam 2 atau 3 minggu, rakyat sudah enggak bisa, enggak, memiliki peluang yang kecil untuk mencari nafkah, semuanya ditutup, negara tidak bisa memberikan bantuan kepada rakyat," jelas Jokowi saat membuka Rakornas Transisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Tahun 2023 di Jakarta, Kamis 26 Januari 2023.

 

Selengkapnya...

Infografis Pembelaan Diri Terdakwa Putri Candrawathi dan Richard Eliezer di Sidang Pleidoi Kasus Pembunuhan Brigadir J. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya