Profil GoTo, Perusahaan Teknologi Hasil Merger Terbesar di Asia

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali masuk jajaran 10 kapitalisasi pasar terbesar di BEI dengan peringkat 10. Yuk simak profilnya.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 27 Jan 2023, 11:51 WIB
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia. GOTO masuk saham emiten kapitalisasi pasar terbesar di BEI.

Liputan6.com, Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali memasuki jajaran 10 saham dengan kapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Nilai kapitalitalisasi pasar GoTo  saat ini tercatat sebesar Rp 136 triliun pada Kamis, 26 Januari 2023.

GOTO sempat terdepak dari jajaran 10 saham emiten berkapitalisasi pasar terbesar di BEI lantaran mencatatkan penurunan harga saham secara signifikan pada Desember lalu. Penurunan saham GOTO saat itu terjadi usai berakhirnya periode lock up pada 30 November 2022.

Menarik untuk mengetahui profil GoTo, unicorn yang mencatatkan saham di BEI. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk merupakan hasil penggabungan antara PT Aplikasi Anak Bangsa atau Gojek dengan Tokopedia. Keduanya meleburkan diri pada Mei 2021 sebelum melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Aksi tersebut merupakan kolaborasi usaha terbesar di Indonesia, sekaligus kolaborasi terbesar antara dua perusahaan internet dan layanan media di Asia hingga saat ini.

Gojek berdiri pada 2010 dalam bentuk pusat panggilan (call center) bagi pengemudi ojek roda dua yang beroperasi di Jakarta. Perusahaan ini diinisiasi oleh Nadiem Makarim yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Selain Nadiem, ada dua nama lain yang menjadi tokoh penting dalam perkembangan Gojek, yakni Kevin Aluwi yang kemudian menjabat posisi sebagai CEO Gojek dan Michaelangelo Moran yang berperan di bidang visual, termasuk logo, website, motion graphic, branding, hingga seragam Gojek.

 

 


Dukungan Pendanaan Gojek

Gojek, platform layanan on-demand dan perusahaan teknologi Tokopedia di Indonesia mengumumkan pembentukan grup GoTo.

Dari pusat panggilan, Gojek kemudian beralih ke dalam bentuk aplikasi telepon pintar berbasis iOS dan Android pada 2015. Pada tahun yang sama, Gojek mulai mendapatkan dukungan pendanaan Seri A dari investor, di antaranya ada NSI Ventures, dan sejumlah investor lain, seperti Sequoia Capital, NTH Gemma Inc. dan NSI Moto Holdings Ltd.

Setahun kemudian, tepatnya Agustus 2016, investor asing yang masuk Gojek bertambah. Konsorsium investor yang dipimpin Warburg Pincus dan KKR & Co. yang menyuntikkan dana sebesar USD 550 juta.

Dalam konsorsium ini, investor asing yang sudah masuk ikut berpartisipasi juga. Investor baru yang masuk adalah Formation Grup, Farallon Capital Management, Capital Grup dan Rakuten. Sebelum suntikan dana ini masuk, valuasi Gojek mencapai USD 750 juta, sehingga dengan bertambahnya dana yang masuk membawa Gojek menjadi perusahaan unicorn pertama di Indonesia dengan valuasi sekurang-kurangnya USD 1 miliar.

Pada 2017, konsorsium investor yang dipimpin Tencent Holdings menyuntikkan dana USD 1,2 miliar. Selain Tencent, dalam konsorsium ini ada juga Temasek Holdings, Meituan-Dianping, JD.com dan Google.

Gojek dan Tokopedia sendiri dapat disebut sebagai cikal perusahaan rintisan (startup di Indonesia). Keduanya lahir pada tenggat waktu yang berdekatan. Jika Gojek lahir pada 2010, Tokopedia lahir setahun lebih awal yakni pada 2009.

 

 


Pendanaan Awal Tokopedia

Ilustrasi aplikasi Tokopedia. (dok. Tokopedia)

 

Tokopedia didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison yang berambisi untuk mewujudkan pemerataan ekonomi secara digital. Mereka berupaya untuk memperpendek jurang pemisah antara kota besar dan kota kecil. Sehingga distribusi barang-barang kebutuhan yang tidak hanya terpusat di kota-kota besar, namun juga bisa menjangkau daerah atau kota kecil.

Pendanaan awal Tokopedia didapatkan dari Indonusa Dwitama pada 2009, dilanjutkan dengan sejumlah pemodal ventura lainnya seperti East Ventures yang masuk pada 2010, Cyber Agent Ventures pada 2011, Netprice pada 2012, dan SoftBank Ventures Korea pada 2013. Pada 2014, Tokopedia menjadi perusahaan teknologi pertama di Asia Tenggara yang menerima investasi sebesar USD 100 juta dari Sequoia Capital dan SoftBank Internet and Media Inc (SIMI).

Pada 2017, Tokopedia menerima investasi sebesar USD 1,1 miliar dari Alibaba. Setahun berselang, pada Desember 2018, Tokopedia berhasil mendapat pendanaan senilai USD 1,1 miliar dari sejumlah investor. Seri pendanaan tersebut dipimpin SoftBank Vision Fund dan Alibaba Group. Valuasi Tokopedia setelah mendapatkan seri pendanaan ini diperkirakan mencapai USD 7 miliar.


Gojek dan Tokopedia Merger dan Debut di BEI

Gojek, platform layanan on-demand dan perusahaan teknologi Tokopedia di Indonesia mengumumkan pembentukan grup GoTo.

Pada 17 Mei 2021, Tokopedia dan Gojek resmi menggabungkan diri dan membentuk GoTo. Usai merger, GoTo memiliki tiga lini bisnis utama yakni Gojek, Tokopedia, dan Goto Financial. Pada 11 April 2022, GoTo resmi tercatat di BEI.

Dalam rangka IPO, perusahaan melepas 40,62 miliar saham dengan nilai nominal RP 1 per saham. Harga pelaksanaan dipatok sebesar Rp 338 per lembar, sehingga total dana yang berhasil dihimpun saat itu mencapai Rp 13,73 triliun.

Pada perdagangan hari ini, Jumat 27 Januari 2023, harga saham GOTO terpantau naik 1,74 persen ke posisi 117 pada pukul 11.00 WIB. GOTO dibuka pada posisi 115 dan bergerak pada rentang 115-118. 


Pemegang Saham

Pencatatan perdana saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Senin (11/4/2022) (Dok: BEI)

Berdasarkan data BEI, pemegang saham GOTO saat ini antara lain sebesar 7,21 persen digenggam oleh Goto Peopleverse Fund. Kamudian sebesar 7,21 persen dimiliki oleh SVF GT Subco (Singapore) Pte. Ltd.

Selanjutnya, Taobao China Holding Limited memiliki 8,84 persen, Government of Singapore 5,81 persen, PT Saham Anak Bangsa 2,27 persen dan jajaran Direksi serta Komisaris GOTO dengan kepemilikan kurang dari 5 persen. Sementara publik secara kumulatif mengempit 62,48 persen saham GOTO.

Komisaris dan Direksi

Komisaris Utama: Garibaldi Thohir

Komisaris Independen: Robert Holmes Swan

Komisaris Independen: Dirk Van den Berghe

Komisaris: Wishnutama Kusubandio

Komisaris: William Tanuwijaya

Komisaris: Kevin Bryan Aluwi

 

Direktur Utama: Andre Soelistyo

Direktur: Wei-Jye Jacky Lo

Direktur: Melissa Siska Juminto

Direktur: Hans Patuwo

Direktur: Anthony Wijaya

Direktur: Catherine Hindra Sutjahyo

 


Kinerja GOTO

Paparan publik penawaran umum perdana saham (IPO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Selasa (15/3/2022) (Foto: PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk)

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membukukan kinerja keuangan beragam hingga September 2022. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan, tetapi rugi melonjak hingga kuartal III 2022. Perseroan meraup pendapatan bersih Rp 7,96 triliun hingga kuartal III 2022.

Pendapatan Goto naik 134,03 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,40 triliun. Beban pokok pendapatan naik 52,45 persen menjadi Rp 3,85 triliun dari kuartal III 2021 sebesar Rp 2,52 triliun. Perseroan membukukan beban penjualan dan pemasaran melonjak 138,9 persen menjadi Rp 11,27 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,71 triliun.

Beban umum dan administrasi bertambah 67,4 persen menjadi Rp 8,62 triliun hingga kuartal III 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 5,15 triliun. Perseroan mencatat penghasilan keuangan naik menjadi Rp 500,86 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 226.19 miliar.

Di sisi lain, perseroan mencatat kenaikan keuntungan selisih kurs 984,7 persen menjadi Rp 626,25 miliar hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 57,7 miliar. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk membukukan rugi diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 20,32 triliun hingga September 2022. Rugi tersebut bertambah 75,49 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 11,57 triliun.

Perseroan membukukan rugi per saham dilusi Rp 20 hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 253. Total ekuitas perseroan tercatat Rp 138,99 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 139,02 triliun.

Liabilitas perseroan tercatat Rp 15,79 triliun hingga kuartal III 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 16,1 triliun. Perseroan membukukan aset Rp 154,7 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 155,13 triliun. Perseroan mencatat kas dan setara kas Rp 31,61 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 31,15 triliun.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya