Liputan6.com, Jakarta - Pelancong asing yang memasuki Inggris pada 1 Februari 2023 diperingatkan akan menghadapi antrean panjang karena petugas perbatasan negara itu akan mogok massal. Anggota serikat Layanan Publik dan Komersial Inggris (PCS), termasuk staf perbatasan, sebelumnya walk out selama periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
Sekarang, mereka akan mengambil bagian dalam apa yang dikatakan PCS sebagai "pemogokan pegawai negeri terbesar di Inggris selama bertahun-tahun." Aksi ini akan dimulai pada 1 Februari 2023 dan berlangsung hingga pukul 7 pagi pada 2 Februari 2022, dikutip dari Euronews, Jumat (27/1/2023).
Baca Juga
Advertisement
Pemerintah telah menyarankan para pelancong yang berencana memasuki Inggris pada tanggal ini untuk memeriksa saran perjalanan terbaru dan bersiap untuk antrean yang lebih panjang dari biasanya. Siapa pun yang dapat menggunakan eGates juga disarankan untuk bersiap-siap.
"Jika Anda bepergian ke Inggris melalui titik masuk mana pun, Anda harus bersiap menghadapi gangguan dan memeriksanya (kondisi perbatasan) sebelum Anda bepergian," kata Home Office and Border Force dalam sebuah pernyataan.
Pemogokan diprediksi akan paling berdampak di bandara Inggris. Namun, efek serupa juga diantisipasi di pelabuhan. Kedatangan internasional di semua bandara dan pelabuhan Inggris, termasuk Dover, akan terpengaruh.
Kontrol perbatasan Inggris di Calais, Dunkirk, dan Coquelles di Prancis utara kemungkinan juga akan terpengaruh. Pada musim panas 2022, wisatawan menghadapi penundaan selama berjam-jam di Pelabuhan Dover karena pemeriksaan perbatasan yang lambat akibat kekurangan staf dan kontrol Brexit yang baru.
Pemogokan Staf
Sejak Inggris keluar dari Uni Eropa pada 2020, para pelancong Inggris menghadapi pemeriksaan perbatasan yang lebih ketat saat bepergian ke wilayah itu. Selama pemogokan staf perbatasan di periode Natal 2022, pemeriksaan paspor di Heathrow, Gatwick, Manchester, Glasgow, Cardiff, dan Birmingham terpengaruh.
Staf perbatasan di pelabuhan Newhaven, Sussex Timur, juga termasuk dalam aksi itu. Untuk mengatasi dampak pemogokan, pemerintah Inggris merekrut lebih dari 800 personel militer dan pegawai negeri sipil ke gerbang masuk negara tersebut.
Heathrow ditantang untuk merekrut dan melatih hingga 25 ribu staf keamanan sebelum periode perayaan, sebuah tugas yang digambarkan bandara sebagai "tantangan logistik yang sangat besar." Penumpang yang tidak memenuhi syarat untuk menggunakan eGates menghadapi waktu tunggu lebih lama di Border Control.
Di Bandara Manchester, 200 staf keamanan baru sedang direkrut, tapi tidak akan mulai bekerja hingga April 2023. Lebih dari 10 ribu penerbangan yang membawa hingga dua juta penumpang tiba di bandara yang terdampak selama periode pemogokan, menurut perusahaan analitik penerbangan Cirium.
Advertisement
Antisipasi Pemerintah Inggris
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah Inggris mengatakan, "Personel militer, pegawai negeri, dan sukarelawan dari seluruh pemerintahan sedang dilatih untuk mendukung staf perbatasan di bandara dan pelabuhan di seluruh Inggris jika terjadi potensi aksi pemogokan."
"Mereka siap mengerahkan sumber daya untuk memenuhi permintaan kritis dan mendukung arus pelancong dan barang melalui perbatasan, namun, mereka yang memasuki Inggris harus siap menghadapi potensi gangguan," sambung mereka.
Tapi, panglima angkatan bersenjata Inggris mengatakan selama pemogokan sebelumnya bahwa mereka tidak boleh dianggap sebagai "kapasitas cadangan" untuk pekerja yang mogok. "Kami sibuk dan kami melakukan banyak hal atas nama negara. Kami harus fokus pada peran utama kami," kata kepala staf pertahanan Laksamana Sir Tony Radakin pada Sunday Telegraph.
Di sisi lain, Steve Dann, Kepala Petugas Operasi Pasukan Perbatasan, bersikeras bahwa keselamatan dan keamanan di perbatasan "tidak dapat dinegosiasikan" selama aksi pemogokan. Namun, serikat pekerja telah memperingatkan bahwa personel militer tidak memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan itu.
Tidak Dapat Digantikan?
PCS menyebut, staf perbatasan "adalah spesialis di bidangnya dan tidak dapat digantikan orang-orang yang hanya mengikuti pelatihan beberapa hari." Pemogokan tersebut merupakan bagian dari aksi terkoordinasi yang lebih besar oleh ribuan pegawai negeri sipil.
Tercatat sebanyak 100 ribu anggota PCS di 214 departemen pemerintah dan badan publik lain memberikan suara untuk mengambil tindakan. Mereka menuntut kenaikan gaji 10 persen, mengutip inflasi yang menggiurkan sebesar 10,6 persen.
Mark Serwotka, sekretaris jenderal PCS, mengatakan bahwa pemogokan akan menyebabkan "gangguan yang signifikan." Ia menambahkan, krisis biaya hidup telah membuat para petugas perbatasan "putus asa," meninggalkan mereka pada pilihan mogok kerja.
"Kami tidak punya pilihan selain mengambil tindakan industri pemogokan karena anggota kami menggunakan bank makanan (untuk mendapatkan makanan) dan tidak dapat menyalakan pemanas (khususnya saat musim dingin seperti sekarang)," ia menyebut. "Pemerintah Inggris dapat menghentikan aksi pemogokan ini besok jika ada uang di atas meja."
Advertisement