Liputan6.com, Jakarta - Bahasa isyarat, umumnya digunakan untuk berkomunikasi bersama penyandang tunarungu. Tetapi, ada juga yang digunakan untuk berkomunikasi dengan binatang.
Dilansir dari cnn.com, Sabtu (28/1/2023), studi baru mengemuka bahwa manusia juga bisa memahami bahasa isyarat yang digunakan oleh kera. Itu artinya manusia dapat mempertahankan pemahaman tentang komunikasi dengan hewan primata dari nenek moyang mereka.
Advertisement
Kera besar menyebarkan lebih dari 80 sinyal atau tanda untuk mengomunikasikan tujuan sehari-hari mereka. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal PLOS Biology.
Salah satu contoh isyarat yang diberikan hewan ini adalah seperti "menggaruk" yang berarti "rawat aku". Kera melakukan ini biasanya untuk menghilangkan serangga atau kotoran dari rambut yang ada di tubuhnya.
"Menggoyangkan objek" bisa berarti hewan tersebut mengajak berhubungan seks. "Dorongan terarah" berarti kera itu mengajak anaknya atau temannya untuk memanjat ke punggungnya.
Simpanse dan sejenis bonobo, yang berbagi lebih dari 90% gestur mereka ke pada manusia, adalah kerabat terdekat manusia yang masih hidup, kata penelitian tersebut.
Isyarat hewan ini menjadi awal mula kerangka kerja penting dalam evolusi bahasa manusia, menurut penulis studi Kirsty E. Graham, seorang peneliti di Fakultas Psikologi dan Ilmu Saraf Universitas St. Andrews di Skotlandia dan seorang ahli primata bernama Catherine Hobaiter, seorang penyelidik utama di Wild Minds Lab.
Bayi usia 1 sampai 2 bulan juga telah ditemukan menggunakan lebih dari 50 gerakan isyarat dari repertoar kera, kata para peneliti. Oleh karena itu, diperkirakan pada zaman dulu manusia mungkin telah mempertahankan pemahaman bahasa mereka seperti gerak tubuh kera, pada saat ini.
Penelitian Terhadap Bahasa Isyarat Kera
Peneliti menggunakan data dari 5.656 peserta yang menonton 20 video online untuk menunjukkan gerakan yang dilakukan oleh bonobo atau simpanse. Para peserta di minta untuk memilih arti isyarat yang benar dari empat opsi yang telah diberikan.
Para peneliti memilih 10 dari jenis gerakan yang paling umum dilakukan bagi simpanse dan bonobo untuk di masukkan ke dalam video. Mereka masing-masing disertai dengan ilustrasi sederhana dari gerakan untuk membantu pemirsa yang tidak berpengalaman dalam mengidentifikasi tindakan dalam klip video tersebut.
Setiap peserta secara acak di berikan pertanyaan yang menggambarkan apa yang di lakukan kera sebelum memberi isyarat. Jenis studi pemahaman ini telah digunakan untuk menguji spesies simpanse atau kera pada pemahaman bahasa manusia.
Graham mengatakan kepada CNN melalui email, bahwa para peserta di temukan berhasil menafsirkan gerakan simpanse dan bonobo dengan akurasi lebih dari 50% sampai dua kali lipat dari yang di harapkan secara kebetulan. Kurang lebih hingga 80% keberhasilan untuk beberapa gerakan tertentu, seperti "menyerukan mulut" yang berarti "beri saya makanan", dan "goresan keras yang besar".
Kemampuan ini masih ada dalam mengidentifikasi arti dari isyarat yang ambigu. Contohnya, simpanse "menggoyang objek" menjadi satu-satunya isyarat yang gagal di jawab oleh peserta baik arti utama maupun arti alternatif.
“Bahwa peserta kami dapat menafsirkan sinyal primata melengkapi temuan terbaru yang menunjukkan bahwa manusia mungkin dapat merasakan isyarat afektif dalam vokalisasi primata,” penulis penelitian menyimpulkan.
"Isyarat ini dimiliki oleh semua spesies kera besar lainnya," kata Graham kepada CNN. "Dan jika manusia memahaminya, maka sepertinya kemampuan isyarat simpanse adalah bahasa yang terakhir kali nenek moyang kita gunakan” tuturnya kembali.
Advertisement
Biologi atau Kecerdasan?
Mekanisme paling dasar dalam mengartikan bahasa kera, belum ditemukan oleh manusia bagaimana caranya, tambah para peneliti.
Beberapa penjelasan untuk jawaban ini adalah dengan menerka-nerka seperti memecahkan sebuah teka-teki. Kera dan manusia berbagi kecerdasan umum untuk menafsirkan sinyal serta rencana tubuh dan tujuan sosial bersama, atau mereka mempunyai kemiripan gerak tubuh dengan tindakan yang ingin mereka lakukan.
"Kita perlu memeriksa bagaimana peserta memahami gerakan, apakah manusia mewarisi kapasitas kosa kata, atau hanya menebak? Ini adalah pertanyaan besar yang membutuhkan berbagai pendekatan untuk mengatasinya,” kata Graham.
"Tapi eksperimen ini adalah bukti konsep yang penting dan dari sini kita bisa bermain-main dengan informasi yang diterima peserta dan bertanya lebih banyak kepada peserta tentang bagaimana mereka mengartikan gerak tubuh hewa ini. Kami juga mempelajari berbagai komunitas kera besar di alam liar untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang gerakan mereka," ucapnya.
Para peneliti juga mencatat bahwa gestur gorila dan orang utan dapat diartikan oleh manusia, meskipun makna gestur pada spesies kera ini belum diketahui penelitian.
"Mengartikan bahasa anjing juga menarik, karena kita tidak berkerabat dekat dengan hewan ini. Tetapi kita telah menjinakkan dan berevolusi bersama mereka selama puluhan ribu tahun, oleh sebab itu kita mengerti gerak dari tubuh anjing", tambah Graham.
"Jadi cara kita berkomunikasi dengan mereka juga bisa sangat bermanfaat bagi penelitian ini," katanya.
Apa itu Bahasa Isyarat?
Orang menggunakan gerakan lengan atau menganggguk, secara teratur bisa menciptakan bahasa baru (bahasa isyarat).
Melansir dari britannica.com, bahasa isyarat adalah cara komunikasi melalui gerak tubuh. Terutama, tangan di gunakan ketika komunikasi lisan tidak mungkin atau tidak diinginkan.
Prakteknya mungkin lebih dari ucapan, bahasa isyarat dapat di ekpresikan secara kasar. Misalnya meringis, mengangkat bahu, atau menunjuk. Bisa juga dengan memberikan kode, seperti ekspresi wajah dan mungkin di tambah dengan kata-kata yang dieja dalam abjad manual.
Bahasa isyarat bisa digunakan ketika bertemu dengan calon komunikator tuli. Selain itu bahasa isyarat juga bisa dipakai antara penutur bahasa yang sama-sama tidak dapat di pahami bahasanya. Nah, bahasa isyarat ini bisa menjembatani kesenjangan tersebut.
Kendala bahasa juga menjadi salah satu penggunaan bahasa isyarat, misalnya Cina dan orang Jepang. Bahasanya menggunakan tubuh karakter yang sama, tetapi pengucapannya sama sekali berbeda. Hal ini dapat di komunikasikan melalui bahasa isyarat di mana yang satu menonton, sementara yang lain menulis huruf karakter yang saling dipahami di telapak tangan mereka.
Baca Juga
Advertisement