Liputan6.com, Jakarta - Nama Afi Nihaya Faradisa kembali ramai diperbincangkan publik setelah lama menghilang. Hal itu dikarenakan, wanita yang dulu viral lantaran tulisannya soal nasionalisme tersebut, kini dikabarkan tengah sakit dan dirawat.
Kabar terkait kondisi Afi Nihaya Faradisa dibagikan akun Twitter @kusumaaranii. Mulanya, Rani menyampaikan bagaimana perkembangan kondisi Afi Nihaya lantaran dirinya mendapatkan kabar dari grup seminar dan skripsi.
Advertisement
"Halo temen2 yang nanyain kondisi Afi Nihaya yang sempat menghilang bersama dengan viralnya kasus Afi Nihaya kemarin. Ini ya update kondisi Afi. Mari kita doakan yang terbaik buat dia," ujar Rani mengutip unggahannya, Jumat (27/1/2023).
Lantas, siapakah sebenarnya sosok Afi Nihaya Faradisa? Rupanya, nama Afi Nihaya sudah cukup terkenal sejak lama. Yang membuatnya viral adalah Afi menulis pemikirannya soal keberagaman di Indonesia pada 2017 silam.
Ia memberi judul tulisannya "Warisan." Melalui tulisannya, ia mengajak warga Indonesia untuk menjaga toleransi, khususnya di media sosial yang rawan dengan gesekan antar-pengguna.
Menurut dia, sebagai negara yang penduduknya beragam, tidaklah patut umat satu agama mengintervensi kebijakan suatu negara yang terdiri dari bermacam keyakinan. Berikut status lengkapnya.
Berkat tulisannya itu, Afi pun diundang Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat peringatan Hari Lahir Pancasila pada Kamis 1 Juni 2017.
Remaja asal Banyuwangi, Jawa Timur, bernama asli Asa Firda Inayah itu mengaku senang diundang dan menjadi bagian dari upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, yang merupakan pertama dilakukan di Indonesia.
"Saya sangat senang," kata Afi usai upacara di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis 1 Juni 2017.
Berikut melihat kembali sederet kontroversi Afi Nihaya Faradisa dihimpun Liputan6.com:
1. Viral dengan Tulisan Berjudul Warisan di Facebook
Nama Afi Nihaya memang banyak disanjung lantaran tulisannya tentang nasionalisme. Kala tulisan itu viral, Afi Nihaya masih berusia 18 tahun pada 2017 silam.
Melalui tulisannya, ia mengajak warga Indonesia untuk menjaga toleransi, khususnya di media sosial yang rawan dengan gesekan antar-pengguna.
Menurut dia, sebagai negara yang penduduknya beragam, tidaklah patut umat satu agama mengintervensi kebijakan suatu negara yang terdiri dari bermacam keyakinan. Berikut status lengkapnya:
"WARISAN
Ditulis oleh Afi Nihaya Faradisa
Kebetulan saya lahir di Indonesia dari pasangan muslim, maka saya beragama Islam. Seandainya saja saya lahir di Swedia atau Israel dari keluarga Kristen atau Yahudi, apakah ada jaminan bahwa hari ini saya memeluk Islam sebagai agama saya? Tidak.
Saya tidak bisa memilih dari mana saya akan lahir dan di mana saya akan tinggal setelah dilahirkan.Kewarganegaraan saya warisan, nama saya warisan, dan agama saya juga warisan.
Untungnya, saya belum pernah bersitegang dengan orang-orang yang memiliki warisan berbeda-beda karena saya tahu bahwa mereka juga tidak bisa memilih apa yang akan mereka terima sebagai warisan dari orangtua dan negara.
Setelah beberapa menit kita lahir, lingkungan menentukan agama, ras, suku, dan kebangsaan kita.Setelah itu, kita membela sampai mati segala hal yang bahkan tidak pernah kita putuskan sendiri.Sejak masih bayi saya didoktrin bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar.
Saya mengasihani mereka yang bukan muslim, sebab mereka kafir dan matinya masuk neraka.
Ternyata, teman saya yang Kristen juga punya anggapan yang sama terhadap agamanya.
Mereka mengasihani orang yang tidak mengimani Yesus sebagai Tuhan, karena orang-orang ini akan masuk neraka, begitulah ajaran agama mereka berkata.
Maka, Bayangkan jika kita tak henti menarik satu sama lainnya agar berpindah agama, bayangkan jika masing-masing umat agama tak henti saling beradu superioritas seperti itu, padahal tak akan ada titik temu.
Jalaluddin Rumi mengatakan, "Kebenaran adalah selembar cermin di tangan Tuhan; jatuh dan pecah berkeping-keping. Setiap orang memungut kepingan itu,memperhatikannya, lalu berpikir telah memiliki kebenaran secara utuh."
Salah satu karakteristik umat beragama memang saling mengklaim kebenaran agamanya.
Mereka juga tidak butuh pembuktian, namanya saja "iman". Manusia memang berhak menyampaikan ayat-ayat Tuhan, tapi jangan sesekali mencoba jadi Tuhan.Usah melabeli orang masuk surga atau neraka sebab kita pun masih menghamba.
Latar belakang dari semua perselisihan adalah karena masing-masing warisan mengklaim, "Golonganku adalah yang terbaik karena Tuhan sendiri yang mengatakannya".
Lantas, pertanyaan saya adalah kalau bukan Tuhan, siapa lagi yang menciptakan para Muslim, Yahudi, Nasrani, Buddha, Hindu, bahkan ateis dan memelihara mereka semua sampai hari ini?
Tidak ada yang meragukan kekuasaan Tuhan. Jika Dia mau, Dia bisa saja menjadikan kita semua sama. Serupa. Seagama. Sebangsa.Tapi tidak, kan?
Apakah jika suatu negara dihuni oleh rakyat dengan agama yang sama, hal itu akan menjamin kerukunan?
Tidak!
Nyatanya, beberapa negara masih rusuh juga padahal agama rakyatnya sama.
Sebab, jangan heran ketika sentimen mayoritas vs. minoritas masih berkuasa, maka sisi kemanusiaan kita mendadak hilang entah kemana.
Bayangkan juga seandainya masing-masing agama menuntut agar kitab sucinya digunakan sebagai dasar negara. Maka, tinggal tunggu saja kehancuran Indonesia kita.
Karena itulah yang digunakan negara dalam mengambil kebijakan dalam bidang politik, hukum, atau kemanusiaan bukanlah Alquran, Injil, Tripitaka, Weda, atau kitab suci sebuah agama, melainkan Pancasila, Undang-Undang Dasar '45, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam perspektif Pancasila, setiap pemeluk agama bebas meyakini dan menjalankan ajaran agamanya, tapi mereka tak berhak memaksakan sudut pandang dan ajaran agamanya untuk ditempatkan sebagai tolok ukur penilaian terhadap pemeluk agama lain.
Hanya karena merasa paling benar, umat agama A tidak berhak mengintervensi kebijakan suatu negara yang terdiri dari bermacam keyakinan.
Suatu hari di masa depan, kita akan menceritakan pada anak cucu kita betapa negara ini nyaris tercerai-berai bukan karena bom, senjata, peluru, atau rudal, tapi karena orang-orangnya saling mengunggulkan bahkan meributkan warisan masing-masing di media sosial.
Ketika negara lain sudah pergi ke bulan atau merancang teknologi yang memajukan peradaban, kita masih sibuk meributkan soal warisan.
Kita tidak harus berpikiran sama, tapi marilah kita sama-sama berpikir."
Advertisement
2. Sempat Mengaku Akan Diancam Dibunuh karena Tulisan di Facebook
Tulisan berjudul Warisan itu lah yang diduga Afi sebagai penyebab akun Facebook-nya mendapat laporan dari banyak orang yang tak sepakat dengannya, hingga kemudian ditangguhkan pihak Facebook.
Afi kemudian kerap menerima ancaman karena tulisan-tulisannya.
"Saya pernah menerima ancaman pembunuhan karena status Facebook saya. Pernah juga di-bully lewat jalur pesan pribadi Facebook," ujar Afi kepada Liputan6.com di Jakarta, Minggu 21 Mei 2017.
Pengancam itu bilang via telepon, "Kami juga bisa bunuh kamu, bukan cuma akunmu."
Pelaku tak menyebutkan jati diri pribadi atau organisasi. Afi langsung mematikan telepon. Kejadian berlangsung beberapa hari sebelum akunnya ditangguhkan Facebook.
Afi Nihaya selalu memilih untuk mengabaikan semua serangan balik bernuansa negatif pada tulisan-tulisannya.
"Kalau saya bereaksi, akan memanaskan perdebatan. Itu yang mereka harapkan dan tidak akan berhenti mencari celah menyerang saya," kata dia.
Meski mengundang risiko, keluarga dan teman-temannya sangat mendukung langkahnya.
"Orang tua saya bangga dengan saya," ujar remaja berhijab ini.
Ia mengaku sudah siap dengan semua konsekuensi dari kekritisannya melalui media sosial.
3. Akun Facebook Ditangguhkan
Afi Nihaya Faradisa dikenal sebagai remaja yang kritis. Gadis remaja dari Banyuwangi, Jawa Timur ini kerap mengunggah status yang lahir dari buah pemikiran yang tajam.
Status-statusnya bernas dan tidak patah logika. Banyak yang tidak menyangka, remaja seusianya bisa menulis pemikiran yang demikian kritis.
Tulisan yang kritis dan lugas itu dibanjiri komentar-komentar positif dari warganet yang kagum dengan pemikiran gadis remaja itu. Statusnya telah dibagikan lebih dari 15 ribu kali, disukai lebih dari 30 ribu kali, dan dibanjiri ribuan komentar.
"Damn, this is totally insane. Tulisan yang sangat berbobot, namun begitu cair alurnya. Tulisannya menjawab apa yang ada di hati kita sekarang. Angkat topi buatmu, dik. Salut. Salam dari Singaraja, Bali," tulis akun Subianta Eka Kresnawan.
"Dek, tolong penuhi media sosial dengan tulisan-tulisan seperti ini. Banyak kakak-kakak, om-om, tante-tante, kakek, nenekmu di dunia ini yang ternyata tidak sedewasa usianya (baca: kekanak-kanakan) dan perlu belajar darimu," ujar akun Esther Iriani Hutapea.
"Afi, baca tulisnmu itu mesti meneduhkan hati setiap orang, saya doakan kamu menjadi penerus Bangsa Indonesia yang dapat dibanggakan oleh dunia," kata akun Endang S.
Akan tetapi, akun Facebook Afi Nihaya tak lagi ditemukan. Lewat akun Instagram-nya, Afi memberi tahu kalau akunnya ditangguhkan oleh pihak Facebook karena laporan beberapa orang.
"TOLONG, DARURAT.
Akun saya atas nama Afi Nihaya Faradisa telah disuspend/ditangguhkan oleh facebook. Diduga akun saya telah direport/dilaporkan secara bersamaan oleh orang-orang yang tidak menyukai apa yang saya tulis di situ.Selama ini akun itu memang saya gunakan untuk menebar perdamaian dan pesan-pesan positif kepada para pembaca tulisan saya. Akun itu sudah viral, memiliki jangkauan yang luas, serta terdapat 270 ribu followers di sana sehingga efektif untuk digunakan sebagai sarana untuk misi perdamaian Indonesia yang sejak lama saya usahakan."
Demikian yang ditulis oleh remaja tersebut. Di akun Instagram-nya, ia mencoba meminta pertolongan pada warganet bagaimana memulihkan akunnya tersebut.
Jika benar banyak pihak yang melapor, ini berarti ada orang-orang yang tak suka dengan pemikiran kritis remaja tersebut. Sayang sekali, bila anak muda seperti ia dibelenggu pemikirannya.
Ini berbanding terbalik dengan apa yang ditulis Afi di Facebook-nya: "Mengutip perkataan John Dewer, 'Pikiran itu seperti parasut; hanya berfungsi ketika terbuka."'
Tulisan menyentuh Afi bisa dibaca kembali usai di-suspend oleh Facebook selama lebih dari 24 jam.
Advertisement
4. Sempat Cerita Pidato di Depan Profesor dan Mahasiswa se-Jatim
Afi Nihaya Faradisa belakangan jadi perbincangan netizen usai akunnya ditangguhkan Facebook. Siswa SMA Negeri 1 Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur, ini kerap membuat tulisan kritis di Facebook yang lantas menjadi viral.
Melalui akun Facebook-nya yang diunggah pada Minggu, 21 Mei 2017, perempuan 18 tahun bernama asli Asa Firda Inayah itu bercerita mendapat undangan berbicara di depan profesor dan mahasiswa se-Jawa Timur.
Afi mengaku mendapat undangan dari Rektor Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang untuk berbicara di depan para profesor dan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa se-Jawa Timur.
"Sejujurnya saya tidak tahu apa yang akan saya katakan di sana. Ya sudah, saya sampaikan saja semua aspirasi saya menyangkut kebhinekaan Indonesia, sesuai tema acaranya," tulis Afi memulai cerita soal pidatonya, melalui akun Facebook Afi Nihaya Faradisa.
Pada kesempatan itu, Afi mengaku hanya remaja sederhana yang masih berstatus pelajar dan jauh dari kemampuan yang dimiliki para tamu yang hadir pada acara tersebut. Namun, dengan kondisi yang ada dia berusaha memberikan kontribusi buat bangsa.
"Di tengah segala keterbatasan, saya hanya berusaha melakukan hal yang saya mampu untuk memberi kontribusi bagi negara ini. Tapi, dengan kemampuan Anda dan segala yang Anda miliki sejauh ini, saya yakin Anda semua pasti bisa melakukan hal yang jauh lebih hebat daripada apa yang telah saya lakukan," kata dia.
Ada satu hal yang membuat hadirin memberikan tepuk tangan dan berdiri sebagai apresiasi kepada Afi, yakni saat dia mengutip pernyataan aktivis perempuan asal Pakistan, Malala Yousafzai, bahwa pentingnya pendidikan bagi manusia.
"Beberapa hadirin bertepuk tangan sambil berdiri ketika pidato saya yang benar-benar tanpa persiapan tersebut sudah selesai," ungkap dia.
Ada satu hal yang membuat Afi sangat terkesan pada kesempatan itu. Seorang dosen perempuan menghampirinya dengan mata berkaca-kaca karena terharu. Dosen itu memberikan apresiasi atas keberaniannya menyuarakan pemikirannya melalui tulisan di media sosial.
"Seorang ibu dosen tiba-tiba menghampiri dan memegang pipi saya, kemudian beliau berkata dengan mata yang berkaca-kaca, 'Nak, kau tahu tidak, begitu banyak orang yang punya pendapat dan suara tapi lebih memilih untuk tidak mengungkapkannya. Saya adalah salah satu orang di antara mereka. Dan kamu berani, Nak. Saya tidak tahu apa yang harus saya ungkapkan padamu. Saya terharu'," beber Afi Nihaya menirukan ucapan sang dosen.
5. Lelah Dicemooh, Afi Nihaya Minta Remaja Lain Tak Seperti Dirinya
Merangkai perdamaian di negeri yang plural seperti Indonesia memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Selalu saja ada batu sandungan bagi mereka yang ingin mewujudkan kedamaian di negeri ini.
Tidak hanya Gus Dur, bahkan remaja belia seperti Afi Nihaya pun malah dirisak habis-habisan oleh orang-orang yang tak sepakat dengan pemikirannya. Padahal, dirinya hanyalah anak muda yang mencoba berpikir kritis menyuarakan pendapatnya.
Setelah menjadi sorotan banyak orang, media sosial gadis asal Banyuwangi ini diserang oleh orang-orang yang menganggap pemikiran Afi adalah satu kesalahan. Tak hanya di Instagram, di Facebook pun ia kerap mendapat komentar yang membuat kuping panas.
"Katanyaa nyebarkan perdamaian tapi mmuat tulisan sperti itu saat Indonesia sdng dlm keadaan sperti ini ya sama aja dengan menghasut org untuk saling hina, yaAllah semoga cpat sadar yaa masih muda loh, masih bnyak wktu buat belajar tentang agama semoga bisa sadar suatu hari nanti," tulis akun Snayahaa.
"Yakin kalau yg lakukan itu orang2 yg kamu sebut "anti kebhinekaan"? jangan2 justru oleh orang2 yg selama ini jualan kebhinekaan (seperti kamu) demi mengejar rupiah dan menjatuhkan umat muslim. spy umat Islam yg dituduh. jangan ngelawak. silahkan menulis tapi jangan memperkeruh suasana. (karena yg merusak kebhinekaan adalah orang2 "penjual kecap" seperti kalian)," tulis akun mendhy_kopites.
"Pihak pihak anti bhineka?, baru dipuji sikit kamu sdh sombong, mendikte org bahwa smua yg menolak kamu adalah anti bhineka, padahal blum tentu mereka menolak kamu karna tidak suka bhineka, kamu menggangap kamu paling bhineka ya di negeri ini," tulis akun mdafanst.
Mau tidak mau, hujatan-hujatan tersebut tampaknya membuat Afi lelah. Tulisannya yang terbaru memperlihatkan dirinya yang mulai pesimistis terhadap perdamaian di Indonesia. Menurut dia, di Indonesia, anak-anak muda tidak patut menyuarakan pendapat mereka.
"Teruntuk adik-adikku di SMP dan SMA, jangan pernah bersuara. Jangan pernah percaya diri untuk tampil berbeda. Jangan bersikap kritis. Jangan berpendapat. Jangan suarakan keresahan kalian. Jangan berpikir macam-macam, apalagi sampai berani mempertanyakan sebuah keadaan yang telah lama tertata."
Afi mempertanyakan sikap para orang dewasa yang selalu ingin membungkam anak muda yang tidak sepemikiran dengan mereka. Seolah para orang dewasa di Indonesia lebih suka anak mudanya bersenang-senang ketimbang berpikiran kritis.
"Adik-adikku sayang,Ingatlah yang kakak sampaikan.Jangan terlalu tinggi harapan! Kau lihat sendiri, di negeri ini,Korupsi, rusak moral, dan sepi nalar tidak apa-apa, asalkan kau tidak berkata terlampau jujur terhadap realita."
Walau demikian, masih banyak netizen yang berada di sisi Afi. Mereka memberi semangat pada remaja itu untuk tidak lelah menyuarakan pendapatnya. Sebab, bila Afi memilih mundur, maka akan banyak remaja-remaja kritis lain yang turut mundur dengan perjuangan mereka mewujudkan perdamaian di negeri ini.
"Jangan berhenti bersuara Afi. masih banyak yang membutuhkan pemikiran2mu..," tulis akun Febriyan Lukito.
"I know how it feels, lelah ya Fi..? membaca tulisan Afi kemarin ttg warisan.. sebenernya yang aku tangkap.. Afi bukan bilang semua agama benar.. tapi, semua agama menawarkan jalan kebenaran (tentu saja kepada pemeluknya masing2). Dan yg jadi masalah adalah ketika orang sibuk mengklaim agamanya yang benar.. tp disaat yg sama jg meminta orang lain yg berbeda, mengakui kebenarannya. Cuma bisa berdoa smg Afi selalu kuat.. dan setia pada cita-cita," kata akun Kawaii Ki-chan.
Advertisement
6. Jokowi Undang Afi Nihaya di Peringatan Hari Lahir Pancasila
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadi Inspektur Upacara pada peringatan Hari Lahir Pancasila. Ada yang berbeda dari daftar undangan pada upacara ini. Istana mengundang remaja asal Banyuwangi Asa Firda Inayah atau Afi.
Pemilik akun Facebook Afi Nihaya Faradisa itu merupakan satu dari puluhan undangan yang hadir. Seperti diketahui, tulisan Afi di Facebook bertajuk "Warisan" menjadi viral. Tulisan berisi seruan pesan damai itu mengundang kontroversi.
"Benar, Afi diundang sebagai tamu dan kemarin sudah datang ke Setneg," kata Kepala Biro Pers Media dan Informasi Istana Kepresidenan Bey Machmudin di Kantor Kementerian Luar Negeri, Kamis 1 Juni 2017.
Dalam kesempatan ini, Afi bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Remaja asal Banyuwangi, Jawa Timur, bernama asli Asa Firda Inayah itu mengaku senang diundang dan menjadi bagian dari upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, yang merupakan pertama dilakukan di Indonesia.
"Saya sangat senang," kata Afi usai upacara di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta.
Remaja yang mengenakan kebaya putih dan berkerudung pink itu mengaku terkesan bisa bergabung di hari bersejarah ini. Hanya saja, dia menolak berkomentar banyak terkait pertemuannya dengan Presiden.
"Kesannya, ini kan peringatan pertama yang diperingati secara nasional," ucap Afi.
7. Pernah Terkena Kasus Plagiat
Afi Nihaya atau Afi Nihaya Faradisa sempat ramai juga dibicarakan pada media sosial beberapa tahun lalu. Ia sempat viral karena sebuah kontroversi dari tulisannya yang berjudul Warisan.
Pada saat itu, Afi menulis di media sosial Facebook dengan judul tersebut dan membuat dirinya terkenal bahkan sempat diwawancarai oleh media besar.
Namun, ia mengaku pernah mendapatkan ancaman pembunuhan dan namanya terangkat karena keberaniannya dalam membahas persoalan keberagaman di Indonesia.
Namun, akhirnya setelah ia ramai dibicarakan dan terkenal, Afi mulai dilaporkan oleh warganet karena tulisannya tersebut ternyata plagiat dari tulisan Mita Handayani.
Akhirnya para wargenet pun mulai ramai-ramai melaporkannya karena dugaan plagiasi yang dilakukan Afi melalui tulisan “Warisan” yang ternyata aslinya milik Mita Handayani berjudul “Belas Kasih dalam Agama Kita”.
Awalnya, Afi mengelak tuduhan plagiasi pada dirinya. Namun, karena kritikan dari warganet, akhirnya ia mengakui telah melakukan plagiasi dan ia pun meminta maaf kepada sang penulis.
Dalam pembelaannya, Afi mengatakan, "Kita semua pernah (melakukan plagiarisme). Siapa yang tidak pernah melakukannya? [...] Tak ada gagasan yang benar-benar murni, asli."
Tak hanya sekali, Afi juga kembali mengunggah tulisan permintaan maaf dan secara spesifik mengakui bahwa dirinya 'mencatut beberapa paragraf dari tulisan Mita Handayani'.
"Saya mengakui hal tersebut sebagai sebuah kesalahan," katanya dengan menambahkan bahwa dirinya telah meminta maaf pada Mita jauh sebelum tuduhan itu terkuak.
Advertisement
8. Sempat Disebut sebagai Natalie Bikin Akun Syur
Media sosial Twitter pada Minggu 18 September 2022 lalu, sempat ramai dengan perbincangan mengenai dua nama seseorang yang saling berkaitan yaitu Natalie dan Afi Nihaya.
Kedua nama tersebut ramai dibicarakan karena suatu kasus mengenai sosok akun Twitter bernama Natalie yang diduga merupakan gadis yang sering membagikan konten syur di media sosialnya.
Sosok akun Natalie tersebut diduga sebagai Afi Nihaya. Namun, kebenaran dari hal tersebut belum terbukti sampai saat ini.
Bahkan, Afi Nihaya juga sempat memberikan klarifikasi bahwa Natalie bukanlah dirinya dan tuduhan-tuduhan pada dirinya adalah fitnah.
Ada pun saat ini, Afi ramai kembali dibicarakan oleh warganet karena sosoknya dituduh sebagai Natalie, sosok akun alter Twitter yang sering membuat konten atau twit syur.
Tuduhan pertama terjadi ketika sebuah akun Twitter @aulrevoir membagikan sebuah meme dari foto Afi Nihaya dan Natalie. Melalui foto tersebut, secara tidak langsung menunjukkan bahwa Afi Nihaya merupakan sosok di balik Natalie.
Afi pun akhirnya langsung buka suara dan membantah tuduhan-tuduhan yang menunjuk pada dirinya. Ia bahkan menjelaskan bahwa dirinya sudah lama tidak bermain media sosial dari Facebook, Instagram, sampai Twitter.
Karena nama baiknya tercoreng, Afi pun mendesak pemilik akun tersebut untuk segera memberikan klarifikasi dan membuka blokir akun Twitter-nya untuk membersihkan namanya karena telah menuduh dirinya sebagai Natalie yang sangat merugikan Afi.
"Sy sdh lama sekali tdk buka media sosial, baik Facebook (medsos utama sy, sudah tdk sy operasikan selama lbh dr 3 bln), Instagram, maupun Twitter krn fokus studi. Tiba2 ada kabar dr org terdekat saya, bhw sebuah akun dg username @aulrevoir menyebar fitnah sy merupakan Natalie," tulis Afi Nihaya dengan akun Twitter pribadi miliknya @Asa_Afi pada Sabtu, 17 September 2022.
"Tuduhan dan fitnah yang dilontarkan @aulrevoir terhadap saya bisa berdampak sangat serius terhadap banyak aspek kehidupan saya, mengingat Natalie adalah perempuan yang terindikasi sebagai pekerja seks dan berpose syur (jika dilihat dari akun Natalie yg baru saya stalk hari ini)," kata Afi Nihaya.
Apa itu Akun Alter? Akun alter di media sosial bukanlah fenomena baru. Aku anonim ini sudah lama tetapi belum lama kembali muncul ke permukaan.
Sejak medsos seperti Facebook muncul, tren akun alter sudah menyeruak. Namun belakangan, di media sosial seperti Twitter lebih banyak muncul akun alter.
Adapun akun alter adalah akun kedua yang umumnya dipakai orang untuk mengekspresikan sisi lain diri dia ke dalam cuitan di Twitter.
Hal yang menarik dari akun alter di Twitter adalah akun yang sering digunakan sebagai tempat mengeluh atau menceritakan keluh kesah hidup dia yang sebenarnya. Namun, belakangan akun alter Twitter juga bisa jadi tempat buat 'nakal'. Biasanya, user tidak menggunakan foto asli mereka.
9. Kembali Muncul Dikabarkan Sakit Kista Rahim dan Pre Kanker Serviks
Setelah cukup lama menghilang, nama Afi Nihaya Faradisa kembali ramai dibicarakan publik. Sebab, wanita yang dulu viral lantaran tulisannya soal nasionalisme kini dikabarkan tengah sakit dan dirawat.
Kabar terkait kondisi Afi Nihaya Faradisa dibagikan akun Twitter @kusumaaranii. Mulanya, Rani menyampaikan bagaimana perkembangan kondisi Afi Nihaya lantaran dirinya mendapatkan kabar dari grup seminar dan skripsi.
"Halo temen2 yang nanyain kondisi Afi Nihaya yang sempat menghilang bersama dengan viralnya kasus Afi Nihaya kemarin. Ini ya update kondisi Afi. Mari kita doakan yang terbaik buat dia," ujar Rani mengutip unggahannya, Jumat (27/1/2023).
Dalam unggahan itu, Rani menyertakan tangkapan layar berisi pesan yang ada dalam grup WhatsApp 'Seminar I - II Kelas I'. Terlihat kontak dengan nama Afi mengirimkan foto dan pesan yang menjelaskan bahwa dirinya tengah dirawat.
"Mohon maaf bukan terkait skripsi. Saya lagi dirawat di RSCM Jakarta sekarang," ujar Afi Nihaya sambil melampirkan foto tangan yang terinfus.
"Saya sakit dobel-dobel. Salah satunya kista rahim dan pre kanker serviks," sambung Afi Nihaya dengan lanjutan foto hasil USG.
Usai unggahan milik Rani itu ramai, dirinya tiba-tiba memberikan kabar lanjutan. Menurut keterangannya, ternyata nama Afi Nihaya tidak ada dalam daftar pasien yang dirawat di RSCM Jakarta.
"Halo temen2 lanjutannya di RSCM Jakarta. Aku udh ngutus temen aku ke situ buat bawa bunga + buah buat Afi. Niatannya baik untuk di jenguk gitu. Tapi eh ternyata temen aku bilang ga ada nama Asa Firda Inayah di rawat di RSCM Jakarta. Fix ini udh kebohongan keberapa kali dia," kata Rani.
Advertisement
10. Kembali Viral, Cuitan Lawas Addie MS yang Menyanjung Afi Digeruduk Warganet
Afi Nihaya Faradisa yang dulu begitu aktif di media sosial, hingga kini belum nampak kembali ke permukaan untuk menjernihkan masalah. Sebagai gantinya, jejak digital tentang dirinya kembali digeruduk warganet.
Salah satunya cuitan Addie MS bertanggal 28 Mei 2017.
Dalam unggahannya kala itu, Addie MS membagikan sebuah video tayangan berita yang menampilkan sosok Afi Nihaya, saat namanya viral pertama kali. Dulu nama gadis muda ini disanjung karena tulisan yang dinilai menjunjung toleransi.
“Kagum dan hormatku buat siswi SMA ini: Afi Nihaya Faradisa. Aku belajar dari tulisan2nya di Facebook yg amat menginspirasi,” cuit Addie MS kala itu.
Sekadar pengingat, tulisan Afi ini belakangan dituduh sebagai hasil jiplakan.
Begitu isu soal Afi Nihaya kembali santer, warganet ngumpul lagi di “titik koordinat” unggahan Addie MS ini. Tak sedikit yang memberikan komentar baru terhadap cuitan lawas ini.
“Sedih ga ya om addie :)” cuit “@izl***.
“Who's gonna tell him? (Siapa yang mau memberi tahunya?)” @nubescae*** bertanya-tanya.
Sementara pemilik akun @iniz*** mengunggah deretan gambar orang sedang menggaruk kepala. “Addie ms rn (Addie MS sekarang),” tulisnya sebagai penyerta gambar ini.