Banjir dan Longsor Menerjang Manado, Bocah Sekolah Dasar Tewas

Banjir Manado di beberapa titik tidak dapat dihindari sehingga puluhan rumah terendam dengan tinggi muka air 80 hingga 300 cm.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 27 Jan 2023, 17:47 WIB
Proses evakuasi warga terdampak bencana yang terjadi di Kota Manado, Sulut, Jumat (27/1/2023).

Liputan6.com, Manado - Bencana hidrometeorologi basah, banjir dan longsor, melanda Kota Manado, Sulut, pada Jumat pagi (27/1). Peristiwa ini menyebabkan satu warga, yakni bocah Sekolah Dasar (SD) meninggal dunia dan puluhan keluarga terdampak kejadian tersebut.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulanagan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengungkapkan, guyuran hujan lebat yang terjadi di wilayah kota mengakibatkan debit air Sungai Tondano meluap.

Banjir di beberapa titik tidak dapat dihindari sehingga puluhan rumah terendam dengan tinggi muka air 80 hingga 300 cm.

"Wilayah yang terendam banjir terjadi di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Paal Dua, Tuminting, Sario, Wenang dan Singkil," ujarnya.

Sementara itu, tanah longsor melanda enam wilayah kecamatan. Titik-titik longsor teridentifikasi di Kecamatan Paal Dua, Singkil, Tikala, Bunaken, Wanea dan Tuminting.

Bencana tanah longsor juga yang menewaskan bocah berusia 8 tahun bernama Frozenly. Siswa SD Katolik 07 Xaverius Manado ini meninggal dunia di rumahnya yang diterjang longsor di Kelurahan Kairagi, Kecamatan Paal 2, Kota Manado.

"Almarhum akan disemayamkan di SD Katolik Kairagi dan besok dimakamkan di Desa Tenga, Kabupaten Minahasa Selatan," ujar Theo, salah satu warga setempat.

Hingga sore tadi, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado dan instansi terkait lain masih melakukan upaya penanganan darurat, seperti evakuasi dan penilaian kebutuhan. Meskipun BPBD telah mendata keluarga terdampak, belum ada informasi mengenai pos pengungsian yang diaktifkan.

Sebanyak 33 unit rumah warga terdampak tanah longsor. Namun, pihak BPBD belum merinci tingkat dampak kerusakan. Data kebutuhan sementara yang sangat diperlukan warga terdampak, antara lain matras, selimut, pakaian, family kits, dan makanan siap saji.

Berdasarkan analisis potensi gerakan tanah untuk bulan Januari 2023 dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, wilayah Kota Manado memiliki potensi gerakan tanah kategori menengah hingga tinggi di beberapa kecamatan.

Kecamatan Paal Dua, Singkil, Wanea dan Tumiting yang saat ini terjadi longsor termasuk wilayah dengan kategori menengah, sedangkan Bunaken pada kategori menengah hingga tinggi.

Pada kajian inaRISK, Kota Manado teridentifikasi memiliki potensi bahaya tanah longsor kategori sedang hingga tinggi di 7 kecamatan. Wilayah yang saat ini terdampak tanah longsor termasuk dengan potensi tinggi tersebut.

 

Simak juga video pilihan berikut: 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya