Liputan6.com, Pekanbaru - Konflik manusia dengan satwa liar dilindungi seperti harimau, beruang dan gajah, dalam beberapa waktu terakhir sering terjadi di Riau. Sebut saja misalnya beruang yang main di bawah rumah panggung warga hingga menyerang petani karet.
Selanjutnya kawanan gajah liar masuk ke perkebunan warga di Pekanbaru. Tidak sekadar melintas, kebun siap panen luluh lantak karena gajah memakan pepaya hingga mencabut pohon kelapa.
Baca Juga
Advertisement
Yang terbaru adalah harimau masuk kota. Seperti kejadian di Kabupaten Siak, di mana seekor harimau melintasi sejumlah perkantoran pemerintah daerah, rumah sakit, kebun semangka dan menuju Hutan Kota Arwinas.
Kemunculan harimau mendekati pemukiman juga terjadi di kabupaten lainnya di Riau. Hal ini membuat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau sering turun ke lokasi bersama instansi lainnya mengurus interaksi negatif ini.
Plt Kepala Bidang II BBKSDA Riau Hartono dikonfirmasi mengakui peningkatan konflik ini dalam beberapa waktu terakhir. Diapun menyebut yang paling sering terjadi adalah antara manusia dengan harimau.
Meningkatnya konflik satwa liar dengan manusia ini terjadi diduga karena beberapa hal. Apakah populasi satwa liar dilindungi tersebut meningkat atau apakah habitatnya di alam semakin mengecil sehingga keluar dari sarangnya.
Menurut Hartono, konflik ini bisa saja menjadi pertanda degradasi habitat satwa liar.
"Itu yang pasti, tapi kita tidak bisa menyalahkan para leluhur (pengambil kebijakan sebelumnya) namun bagaimana saat ini bagaimana meminimalisir dan mengantisipasi interaksi negatif ini," kata Hartono, Jumat petang, 27 Januari 2023.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perlu Penelitian
Misalnya gajah, Hartono mencontohkan, dalam pergerakannya sering melintasi daerah sama setiap tahunnya. Sifat alami gajah tidak peduli apakah perlintasan itu sudah berubah atau tidak.
"Apa yang ada di perlintasan (rumah dan kebun) ya dilalui," ucap Hartono.
Terkait dugaan peningkatan populasi harimau, Hartono menyebut perlu dilakukan penelitian. Namun, Hartono tak menampik akhir-akhir ini memang banyak harimau keluar.
"Interaksi (konflik dengan manusia) negatif terjadi di mana-mana," kata Hartono.
Kemunculan ini bisa terjadi karena kurangnya pakan di habitat atau bisa juga harimau sedang mencari wilayah jelajah baru.
"Itu yang harus benar-benar diamati (penelitian), secara habitat tahu sendirilah ya kondisi hutan di Riau ini seperti apa," ucap Hartono.
Hasil pengamatan BBKSDA Riau, dalam beberapa waktu terakhir yang sering muncul adalah harimau remaja. Bisa jadi harimau ini keluar mencari wilayah baru.
"Rata-rata harimau remaja, kalau wilayah jelajahnya tidak begitu luas tapi bisa puluhan kilometer, beda dengan harimau dewasa yang lebih luas," imbuh Hartono.
Advertisement